13

1.1K 34 5
                                    

Alarm berbunyi dengan nyaring membangunkan insan yang sedang tertidur dengan pulas akibat kelelahan, lelah karena menangisi nasib dan kebodohannya. Seberapa keras dia menyesali semua itu percuma saja, karena semua itu tidak akan bisa kembali dan waktu tidak akan mengulang awal dimana mereka bertemu.

Nazilla akhirnya bangun dari tidurnya karena dia ingat bahwa dia ada pertandingan basket, seberapa buruk keadaan hatinya tapi tanggung jawab tidak boleh dia tinggalkan. dengan langkah gontai nazilla masuk kedalam kamar mandi, setelah selesai mandi dan mempersiapkan semuanya nazilla segera turun untuk sarapan karena dia tidak ingin terlambat.

"Pagi princess ayah" sapa anwar ketika melihat putri bungsunya berjalan kearah meja makan.

"Pagi my hero, pagi my twins brother" sapa nazilla kepada semua yang ada di meja makan dengan senyum manisnya, yaa kini nazilla masih di rumah keluarga sabnamnoya sampai kedua orang tuanya itu pindah ke australia.

"Pagi juga princess" jawab kedua kakak nya hampir bersamaan.

"Pagi sayang, dimana suami kamu?" Tanya aida bunda nazilla yang datang dari arah dapur.

"Suami?" Tanya nazilla bingung.

"Iya suami kamu, kan baru kemarin nikahnya masa lupa" ucap aida dengan lembut.

"Kamu salah makan yaa dek kok bisa lupa kalau udah punya suami" ucap kak fajar.

Nazilla diam berfikir sebentar "akh iya suami, rafael" ucap nazilla sambil menepuk jidatnya karena dia berfikir bahwa menikah dengan sang playboy adalah mimpi buruk, ternyata itu adalah sebuah kenyataan pahit yang harus nazilla hadapi.

"Ck ck ck kamu gimana sih de" ucap kak rizi sambil menggelengkan kepala tanda tidak habis pikir dengan nazilla.

"Hehehe" tawa nazilla canggung.

"Iya udah kamu susul sana suami kamu" perintah sang bunda.

"Engga mau" tolak nazilla.

"Nazilla" tegur sang ayah, mau tidak mau nazilla pun kembali ke kamarnya yang berada di lantai dua untuk membangunkan rafael.

Setelah tiba di dalam kamar, nazilla pun mengedarkan pandangannya mencari rafael. Dia merasa bingung kenapa tadi dia tidak melihat rafael jika mereka tidur satu kamar, apa mungkin karena beban pikirannya yang terlalu berat sehingga dia tidak memperhatikan sekitarnya. Setelah mengedarkan pandangan akhirnya nazilla mendapati sosok rafael yang tengah tertidur di sofa yang terletak disamping meja belajarnya itu, naziila pun berjalan mendekat ke arah rafael.

"Raf bangun" ucap nazilla sambil mengguncangkan tubuh rafael.

"Raf ayo ikh buru an bangun, udah siang ini" ucap nazilla yang menaikan satu oktaf suaranya.

"Jam berapa sih" tanya rafael lalu mengambil posisi duduk.

"Set 7" ketus nazilla.

"Masih pagi dan hari ini weekend" rafael pun kembali mengambil posisi untuk tidur, namun dengan sigap nazilla menahan kepala rafael agar tetap bangun.

"Bangun raf itu udah di tunggu sama keluarga gue buat sarapan" ucap nazilla lalu menarik tangan rafael.

"Iya iya" rafael pun melangkahkan kakinya ke dalam kamar mandi untuk sekedar gosok gigi dan cuci muka, setelahnya rafael segera turun ke meja makan.

"Rafael ayo kamu sarapan dulu abis itu boleh tidur lagi" ucap bunda ketika melihat rafael datang.

"Iya bun" jawab rafael.

Semua keluarga sabnamnoya dan rafael pun memakan sarapan dalam keadaan hening, tidak ada yang mengeluarkan satu patah kata pun kecuali suara dentingan sendok dan garpu.

A FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang