32

896 24 7
                                    

Selama beberapa hari, tepatnya setelah nazilla bertemu dengan om nya. Dia menjadi pendiam dan sering melamun, rafael yang melihat itu selalu bertanya-tanya. Apa yang sedang wanitanya itu pikirkan? Apakah ada masalah yang nazilla sembunyikan? Atau ada hal penting lainnya yang tidak boleh di ketahui olehnya?

Rafael hanya menghela nafasnya ketika melihat nazilla sedang duduk melamun di balkon kamar mereka, rafael pun segera menghampiri nazilla karena tidak sanggup jika melihat nazilla yang selalu terdiam.

"Hayo lagi ngelamunin apa?" Ucap rafael lalu duduk di samping nazilla.

"Ikh raf ngagetin aja" sebal nazilla karena rafael mengagetkannya.

"Hehe maaf deh abis kamu ngelamun mulu, engga baik tau anak gadis ngelamun"

Nazilla memandang rafael tajam, 'apa tadi rafael bilang? Anak gadis? Dia lupa apa kalau aku lagi hamil anaknya' batin nazilla.

"Anak gadis gigi mu rongeh, engga inget apa aku lagi hamil anak kamu" Ucap nazilla dengan nada kesalnya.

"Ohh emang kamu lagi hamil yaa?" Ucap rafael pura-pura tidak tahu.

"Dodol mamat raf" nazilla memalingkan wajahnya kesal.

"Jangan marah dong, niat aku kan mau menghibur kamu" ucap rafael dengan nada melas, namun nazilla diam tidak menanggapi ucapan rafael.

"Zil sini deh" panggil rafael, namun nazilla tetap diam tidak bergeming sedikit pun.

"Sayangg sini dulu coba, maafin aku. Kamu jangan marah yaa" rafael kembali menghela nafasnya dan mendekatkan duduknya agar lebih dekat dengan nazilla.

"Engga usah deket-deket" peringat nazilla.

"Anak daddy tolong bilangin ke mommy kamu dong supaya jangan marah sama daddy, daddy engga tau harus apa kalau mommy kamu marah" ucap rafael yang mengajak ngobrol anak mereka sambil mengusap perut nazilla.

"Kamu lagi ada masalah?" Tanya rafael kepada nazilla yang di balas hanya dengan gelengan kepala.

"Kamu lagi ngidam sesuatu?" Nazilla kembali menggelengkan kepalanya.

"Terus kamu kenapa sayang? Kok abis ketemu sama om arifin kamu jadi sering ngelamun? Ayo cerita sama aku"

Nazilla hanya terdiam, masih enggan untuk menjawab pertanyaan rafael.

"Iya udah kalau belum mau cerita engga apa-apa, sini peluk aku aja" ucap rafael lalu menarik tangan nazilla dengan lembut agar bersandar di dadanya.

Mereka berdua melihat indahnya langit malam dalam diam, rafael terus mengusap rambut dan perut nazilla dengan lembut. Sedangkan nazilla masih setia memeluk rafael dari samping, mencari kenyamanan yang selama ini dia rindukan.

"Raf" panggil nazilla yang akhirnya membuka suara.

"Apa sayang?"

"Kamu pernah berfikir buat tinggal di rumah sendiri gak?"

"Lahh ini kan di rumah aku sendiri honey"

"Ishh maksud aku rumah yang cuman ada kita doang" ucap nazilla memperjelas ucapannya, rafael pun terdiam memikirkan kata-kata yang di ucapkan.

"Jadi selama ini kamu sering ngelamun itu gara-gara mikirin masalah ini? Emang kenapa hm? Kamu mau kita tinggal di rumah sendiri?" Ucap rafael hati-hati takut menyinggung perasaan nazilla.

"Bu... bukan gituh, aku-"

"Sayang aku tau kamu belum siap buat tinggal di rumah sendiri, aku tau karena masa lalu kamu yang membuat kamu takut untuk merasakan kesepian lagi. Aku ngerti, udah yaa sekarang jangan di pikirin aku engga mau kamu jadi banyak pikiran cuman gara-gara hal sepele" ucap rafael lalu mencium puncak kepala nazilla sayang.

A FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang