23

994 25 4
                                    

"What's wrong with you?" Ucap nazilla geram sambil membersihkan wajah dan pakaiannya dengan tisu, di bantu oleh kedua sahabatnya.

"Lo yang dulu an cari masalah anak pembantu"

"Gue?" Ujar nazilla bingung.

"Iya elo orang miskin yang engga tau diri" ucap gadis itu sambil menunjuk nazilla.

"Masalah apa?" Tanya nazilla dengan wajah yang masih bingung.

"Masalahnya karena lo udah ngerebut pacar gue sialan!" ucapnya marah.

"Pacar lo?" Nazilla pun terdiam memikirkan kira-kira siapa laki-laki yang dia rebut dari seseorang, dia pun melirik kedua sahabatnya dan mereka malah menggeleng lemah.

Nazilla mengisarat kan kepada kedua sahabat nya untuk menjauh "maksud lo? Gue rasa gue engga pernah ngerebut pacar siapa pun"

"Pura-pura lupa lo, heh!" Seseorang itu memberikan senyum mengejek ke arah nazilla "dasar anak pembantu engga tau diri, seharusnya lo sadar dong posisi lo gimana. Orang miskin dan cuman anak pembantu, apa jangan-jangan orang tua lo yang nyuruh lo buat ngepacarin anak orang kaya? Ohh anak sama orang tua sama aja, sama-sama matre"

Kemarahan nazilla yang sudah di ubun-ubun pun rasa nya ingin sekali mencekik orang di hadapannya ini "jaga omongan lo sialan! Pacar siapa yang lo maksud"

"RAFAEL" teriaknya.

"Dia pacar gue dan lo udah ngerebut dia dari gue" teriaknya marah.

"Ngerebut? Setau gue lo sama dia udah putus deh, ohh apa jangan-jangan lo mantan yang gagal move on? Kasihan" ucap nazilla mengejek.

Plak

"Sial" desis nazilla sambil memegang pipinya yang kena tamparan.

"AL" teriak oci dan ica berbarengan, mereka terkejut dengan hal itu.

"Berani lo yaa nampar gue, siapa nama lo?" Tanya nazilla sambil menatap tajam ke arah gadis itu.

"Ngapain lo nanya nama gue" ucapnya sinis.

"Jawab aja sialan"

"Sintia"

"Nama panjang"

"Ck! Emang di kira lagi wawancara apa, sintia pricilla karim" ucap sintia malas, dia sedang marah sedangkan nazilla malah menanyakan hal yang tidak berguna seperti itu.

"Ohh ternyata anak dari karim company?" Nazilla pun berjalan mendekat ke arah sintia dengan tatapan mengintimidasinya.

"Seharusnya kalau lo masih suka sama dia lo engga usah ngelakuin hal serendah ini nona sintia, lo bisa ambil dia dengan cara yang benar. Gue engga akan keberatan dengan hal itu, justru gue berterima kasih kalau lo berhasil ngerebut dia dari gue itu artinya dia bukan yang terbaik buat gue"

Nazilla menjeda ucapannya sebentar lalu mengambil nafas dalam menahan segala emosi yang dia rasakan "tapi berhubung lo udah ngelakuin hal serendah ini, pasti akan ada balasan setiap perbuatan right?" Tanya nazilla sambil menyeringai dan itu berhasil membuat sintia bungkam.

"Kita lihat apa yang bisa di lakukan oleh anak seorang pembantu ini" nazilla pun beranjak pergi namun dia kembali membalikan badan nya, ada hal yang belum dia sampaikan "ohh iya satu lagi, lain kali jangan pernah merendahkan seseorang karena status ekonominya. Karena setiap orang mungkin tidak ingin berada di posisi yang serba kekurangan, so belajarlah menghargai orang lain kalau anda ingin di hargain oleh orang lain" ucap nazilla dan pergi meninggalkan sintia yang diam membisu karena malu, dia pikir akan terjadi aksi jambak-jambakan tapi ternyata nazilla membalasnya dengan kata-kata yang bijak.

A FeelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang