Matahari kini telah berganti bulan. Langit birupun kini telah berubah menjadi gelap di hiasi bintang bintang yang membuat awan gelap itu menjadi indah.
Tak seindah langit di malam itu, di dalam sebuah kamar di rumah keluarga syarief kini terlihat ada pertengkaran antara laki laki dan perempuan. Di depan ranjang kedua saling beradu pandang dengan wajah sebal mereka. Siapa lagi kalau bukan digo dan sisi.
"Pokoknya gue yang tidur di sana!" Ucap digo sambil menunjuk ranjang miliknya.
"Aku yang tidur di sana!" Balas sisi sebal. Digo berdecak kesal. Dia berkacak pinggang menatap sisi.
"Ini kamar gue! Jadi gue punya hak buat nentuin siapa yang tidur di sana!" Kata digo. Keduanya berdebat sejak pukul 9 tadi. Sudah satu jam keduanya mempeributka ranjang king size itu.
"Tapi aku juga punya hak buat tidur di sana!" Balas sisi.
"Lo emang sukanya nantangin gue yah!" Ujar digo sambil mendekatkan dirinya ke arah sisi. Bukannya takut gadis itu malah semakin memperpendek jarak keduanya.
"Iya! Aku nantangin kamu!" Jawabnya. Keduanya saling beradu pandang dengan mata menyipit.
"Ayo! Siap siap aja lo kalah mata empat!"
"Aku gak akan kalah karena aku jago dalam hal ini!"
"Satu!" Ucap mereka bersamaan.
"Duaa..."
"Tiga!"
Sisi menunjukkan jari telunjuknya dan digo menunjukkan jari kelingking. Sisi berteriak senang dan meloncat loncat.
"Yahh... aku menang!!!" Ucap sisi senang. Dia menatap digo dengan senyum miring dan berjalan ke arah ranjang. Namun tangan digo menghentikannya.
"Kita lakukan tiga ronde!" Ucap digo. Sisi kembali ke tempatnya semula. Keduanya mulai suit. Pertama digo yang memenangkannya. Kedua sisi yang memenangkannya.
"Yeah... aku menang! Jadi kamu yang harus tidur di sofa!" Ucap sisi senang. Digo mendelik kesal.
"Siapa bilang yang menang tidur di sana! Gue yang harus tidur di sana! Karena yang kalah itu berarti tidur di sana!" Kata digo senang. Sisi ternganga mendengar itu.
"Mana ada permainan kayak gitu! Yang ada yang menang-"
"Ada dan sekarang kita lagi main permainan seperti itu! Yang kalah yang punya hak! Lagian kamar ini punya gue! Terserah gue dong mau lakuin apa!" Balas digo. Dia menghempaskan tubuhnya ke atas ranjang. Matanya terpejam.
"Akhhh.... enaknyaa.." guman digo. Melihat itu sisi merasa kesal. Dia berjalan ke arah samping kanan ranjang dan mendorong digo agar bergeser ke kiri.
"Aku juga mau tidur di sini!"
"Terserah lo! Tapi kalau ada apa apa jangan salahin gue!" Guman digo. Sisi terdiam. Berfikir bagaimana caranya dia bisa tidur di sini tanpa ada hal hal yang tidak di inginkan terjadi.
"Aku kasih batas dengan bantal ini. Kalau ada yang melewati batas itu harus di denda 500 ribu!" Ucap sisi. Digo menoleh kaget ke arah sisi.
"Enak aja lo! Ini kamar-"
"Kamar aku juga mulai sekarang! Kalau kamu gak mau aku bisa bilang ke kakek-"
"OKE! Ngaduan lo! Kayak anak kecil!" Ucap digo kesal. Dia menidurkan kepalanya karena sudah mengantuk.
"Cuci tangan cuci kaki dulu!" Ucap digo menghentika sisi yang akan naik ke atas ranjang.
"Ak-"
"Gur benci kotor!" Sela digo. Sisi mendegus kesal. Dia berjalan ke kamar mandi dengan wajah di tekuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Arrogant My Husband
Romansa"Aku tidak akan pernah mau jika aku harus di jodohkan dengan cowok sepertimu yang gayanya terlalu sok keren dan sombong! Apalagi kelakuanmu yang menyebalkan itu membuatku semakin muak!" - Sisi Oliviani "Lo harus terima perjodohan ini! Gue gak mau ka...