Seakan sudah siap merasakan sakit dan rasa malu saat dirinya jatuh sisi memejamkan matanya erat. Namun dia tidak merasakan sakit melainkan sebuah dekapan hangat. Sisi tau jika yang menolongnya kini seorang laki laki. Dari parfum yang mirip seperti milik digo sisi bisa tau jika dia seorang laki laki. Jantung sisi berdetak kencang saat mengira jika lai laki yang menolongnya adalah digo.
'Gak mungkin dia yang nolong aku. Emangnya ngapain dia ke kantor ini?! Kalau aku ingin tau siapa yang menolongku aku harus melihatnya. Semoga saja apa yang aku pikirkan itu salah!' Batin sisi. Dia langsung membuka matanya dan menoleh ke arah belakang. Sisi terbelak melihat siapa yang menolongnya.
Gadis itu ternganga melihat digo menatapnya dengan wajah dingin dan tajam. Rahangnya mengetat menandakan jika pemuda di sampingnya kini tengah marah. Sisi langsung menegakkan dirinya dan mendorong digo sedikit keras. Dia menundukkan wajahnya.
"Ma-maaf saya tidak sengaja." Kata sisi dan segera berbalik meninggalkan digo. Namun tangannya di pegang oleh digo dari belakang. Sisi terdiam.
"Gue belum selesai ngomong sama lo! Ngapain lo disini?! Pake baju OG segala?!" Tanya digo dingin dan menyentak sisi hingga gadis itu itu kini menghadap ke arahnya.
"Say-saya-"
"Ada apa ini? Sisi kenapa kamu tidak kembali ke-"
"Dia kerja disini?!" Tanya digo dingin tanpa menoleh ke arah pak aris pemilik perusahaan.
"Dia Office Girl di kantor saya. Apa dia berbuat kesalahan?" Tanya pak aris. Digo masih menatap sisi dengan tajam. Sisi semakin menundukkan wajahnya.
"Dia tadi hampir saja jatuh ke kabel yang ada di sana!" Kata digo datar. Om aris melihat ke arah yang di tunjuk digo. Pria itu terbelak.
"Sisi kenapa kamu tidak hati hati? Kalau kamu jatuh ke situ kamu bisa celaka. Disana banyak listrik." Kata om arif. Sisi mendongak sedikit takut.
"Maaf om sisi gak-"
"Bukan itu saja! Dia juga sudah membuat baju saya kotor dan bau karena keringatnya yang menempel pada baju saya!" Sela digo memotong ucapan sisi. Sisi mendongak terkejut dan menatap digo kesal. Dan lagi dia bisa melihat wajah dingin digo yang menatapnya dengan penuh amarah. Rasa kesal sisi menguap dan kembali merasa takut. Dia harus bersembunyi dari pemuda itu sekarang.
Dengan segera sisi membalikkan badannya dan langsung berlari ke arah dapur. Dia harus bersembunyi dari digo yang kini sedang dalam keadaan marah.
Brak!
Sisi menggebrak pintu dapur dan langsung berlari ke arah tempat ganti baju bagi para Office Girl yang di dalamnya ada loker tempat menaruh tasnya. Dia langsung menutup pintu itu dengan rapat. Namun kemudian dia membuka pintu itu lagi dan melihat ke arah fitri, ibu wirda, rama dan beberapa pekerja lainnya yang kini menatapnya bingung.
"Ka-kalo ada yang nyari aku bi-bilangin aku gak ada!" Kata sisi terbata karena nafasnya tidak beraturan. Mereka hanya saling tatap dan menganggukkan kepalanya. Sisi langsung menutup pintunya dan langsung menguncinya.
BRAK!
Lagi lagi pintu dapur terbuka dengan sangat keras. Lebih keras dari sisi tadi membukanya. Semua orang menoleh ke arah pintu itu. Dan fitri hampir saja berteriak senang saat melihat digo tengah berdiri di ambang pintu menatap mereka semua dengan nafas terengah dan menahan amarahnya.
"Di mana sisi?!" Tanya digo dingin.
"Sisi?! Dia-"
"Disini tidak ada yang namanya sisi!" Sela rama. Digo menatap pemuda itu. Dia tersenyum miring melihatnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Arrogant My Husband
Romantizm"Aku tidak akan pernah mau jika aku harus di jodohkan dengan cowok sepertimu yang gayanya terlalu sok keren dan sombong! Apalagi kelakuanmu yang menyebalkan itu membuatku semakin muak!" - Sisi Oliviani "Lo harus terima perjodohan ini! Gue gak mau ka...