Hari senin, hari yang paling di benci para siswa. Bagaimana tidak? siswa harus rela-rela berjemur panas-panasan buat upacara setelah itu langsung di sambut dengan mata pelajaran yang bisa membuat orang gila mendadak plus guru yang killer nya minta ampun (curhat deh😂).
Rosa menghembuskan nafasnya kasar mengingat hari ini adalah hari senin. Bukan pelajaran dan guru killer yang Rosa pikirkan melainkan Raka.
Ya,otomatis saat upacara berlangsung semua siswa akan berada di lapangan tidak terkecuali Raka.
"hoy! Bengong, buruan ke lapangan sebelum Bu Dewi neriakin kita pagi-pagi make toa mesjid" ucap Nadia membuyarkan semua lamunan Rosa.
"lebay lo" katanya lalu beranjak meninggalkan Nadia yang merasa kesal.
Disinilah Rosa sekarang. Di barisan paling belakang kelas XII IPA 1 bersama Nadia tentunya. Dan benar saja, Rosa tidak sengaja melihat sepasang mata milik raka yang saat ini sedang menatap ke arahnya.
Rosa langsung mengalihkan pandangannya ke depan berulah tidak mengetahui apa yang baru saja terjadi.
"kesambet lo?" ucapan Nadia barusan itu membuat Rosa menatapnya tajam.
"kenapa sih?" katanya lagi yang masih penasaran dengan tingkah laku Rosa yang aneh.
Karna penasaran, Nadia melengoskan pandangannya ke tempat dimana tadi Rosa melihat.
Sebelum Nadia melihat hal yang merubah mood sahabatnya itu, Rosa sudah duluan memukul kepalanya membuatnya meringis kesakitan.
"gila lo?!"
"sekali lagi lo liat kesana gue tampol lo Nad" Ancam Rosa.
Melihat wajah serius Rosa, akhirnya Nadia mengalah.
*****
"GUYS! HARI INI PAK DARWIN GAK MASUK JADI KELAS KOSONG!" ucap Tania selaku ketua kelas yang langsung di sambut sorak ceria oleh teman kelasnya.
Rosa terdengar menarik napasnya dalam "ini yang di bilang kelas IPA yang katanya anak-anaknya pinter? Pinter ribut mah iya" gumamnya sembari geleng-geleng kepala melihat kelakuan teman-teman kelasnya itu.
"gue kesindir bego" kata Dirga yang tiba-tiba saja sudah berada di kursi milik Nadia a.k.a disamping Rosa.
"emang gue ngomongin elo?" tanya Rosa tak peduli lalu kembali pada buku setebal 5cm miliknya yang bernama buku matematika. Catat itu M.A.T.E.M.A.T.I.K.A.
Dirga yang mendengar jawaban Rosa hanya menganga menatap Rosa tak percaya.
"serah lo dah" akhirnya Dirga menyerah juga. Yaiyalah emang siapa juga yang bisa ngelawan nih bocah,hanya orang yang punya nyali..pikir Dirga lalu beranjak pergi bergabung dengan teman-temannya yang sudah mulai gesrek.
Rosa merasa bosan. Ralat,sangat bosan, akhirnya dirinya memutuskan untuk belajar di taman belakang sekolah yang tentunya sangat sepi jadi dengan mudah Rosa dapat merasa fokus.
Rosa menarik napasnya panjang lalu mereka ulang kejadian tadi pagi saat matanya bertemu dengan kedua manik mata hitam pekat milik Raka.
"kenapa gue harus gini sih?" gumamnya seraya mengacak-acak rembutnya frustasi.
"lo ngomong sama pohon?"
Rosa mencari cari darimana sumber suara itu. Rosa tersentak melihat seseorang yang tidak asing di matanya sedang duduk bersandar di belakang pohon di sebelahnya menutup matanya serta kedua telinga yang di sumpal oleh headset.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ain't Together [Sedang Direvisi]
Teen FictionRaka menghela napasnya berat sembari menutup matanya tak bisa lagi berbicara. Hatinya sakit. "Kita pulang yah?" ucapnya lembut pada Nadia yang tengah tertunduk lesu. Nadia mengangguk lemah sebagai jawaban lalu berjalan gontai yang langsung di bantu...