Nadia mengarahkan langkah kakinya menuju kelas Raka.
Ya, dia marah tapi akan lebih baik jika ia memastikan dulu ada apa sebenarnya.
Raka menatap gadis yang kini tengah berada di hadapannya itu dengan tampang sungkan. Ia tidak marah kepada Nadia, hanya saja dia membutuhkan waktu sendiri.
"Ka lo–" Belum sempat Nadia menyelesaikan kalimatnya, Raka sudah meninggalkannya begitu saja "kenapa?"
Nadia menghembuskan napasnya kesal "Dia kenapa sih?"
"Berantem Nad?" Tanya Vanya teman sekelas Raka yang juga dekat dengan Nadia.
"Eh? Gak tau tuh Raka tiba-tiba aneh"
"Cemburu kali"
Nadia mengerutkan dahinya "cemburu? Sama siapa?"
"Lo sama Grey lah, siapa lagi?"
"Gue?"
"Iya"
"Kok gue?"
Vanya mengedikkan bahunya acuh "tanya aja ndiri" lalu bergegas pergi.
Nadia tidak memahami kata-kata Vanya. Sama sekali tidak. 'Raka? Cemburu sama Grey? Gak mungkin ah, salah paham kali si Vanya'. Pikir Nadia.
"Hai?"
"Eh Grey, hai"
"Kok ngelamun?"
"Gak kok"
"Kantin yuk"
Nadia hanya menganggukan kepalanya sebagai pertanda bahwa ia mau.
"Hmm Nad?" panggil Grey di tengah aktivitas makannya.
"Hmm?" ucap Nadia seraya mendongakkan kepalanya.
"Lo sama Raka deket yah?"
Nadia mengangguk sebagai jawaban.
"Banget?" Tanyanya lagi.
Kesekian kalinya, Nadia hanya mengangguk sebagai jawabannya.
"Gue cemburu"
"Ohok..ohok.."
Grey menyodorkan segelas air putih yang kemudian di minum cepat oleh Nadia.
Nadia menatap Grey bingung. Gak salah denger kan ya, apa cuma salah pendengaran nih gue. Pikir Nadia.
"Gue bercanda elah" ucap Grey kemudian.
Lega, tapi kecewa. Itu perasaan Nadia. Entah, ia tak tau ada apa dengannya. Ia merasakan sesuatu jika bersama Raka begitu pun jika ia bersama Grey. Egoiskah gue? Pikirnya lagi.
"Ha? Hahah" ucapnya tertawa canggung.
*****
Seorang lelaki menatap dua orang yang berada tak jauh dari tempatnya berada dengan tatapan tak suka.
"Beneran gak liat gue di sini apa?" Gumamnya kesal.
Raka menatap makanan yang ada di depannya "sumpah, gak napsu gue jadinya" ucapnya meninggalkan makanannya begitu saja. (Udh bayar kok yah:'v).
"Uy Ka, kenapa lo? Cemburu lagi?" Tanya Vanya saat Raka sudah berada di tempatnya.
Cenayang atau apaan sih ini anak, heran. Pikirnya.
"Gue nanya tuh di jawab malah ngira gue cenayang segala" ucap Vanya kesal.
"Lah, kok lo bisa tau apa yang gue pikirin?" Tanya Raka bingung.
"Gue kagak baca pikiran lo tapi kalimat itu selalu lo tanyain ke gue setiap gue nanya ke lo soal Nadia"
"Sttt.. kagak usah make toa ngapa sih Van"
"Cemburu kenapa lagi lo?" Tanya Vanya mengalihkan.
"Grey?" Tanya Vanya lagi saat hampir 15 menit Raka hanya terdiam.
"Gue gak tau Van"
Vanya mengerutkan keningnya heran "apa susahnya lo bilang ke dia kalo lo cemburu sih? Kayak lo di suruh bunuh diri aja, heran"
"Lo ngomong mah gampang Van. Gue sendiri aja masih gak yakin sama perasaan gue gimana dia mau bales perasaan gue coba"
"Di tambah lagi ada Grey" ucap Raka lagi setelah lama terdiam.
Vanya memutar kedua bola matanya malas mendengar penjelasan dari seorang Raka.
"Gue kasih tau ke lo ya, semakin lama lo ulur semakin gede peluang rival buat ngambil piala. Paham?" Ucapnya lalu melenggang pergi begitu saja.
Raka mengusap wajahnya kasar. Ia tak tau harus bagaimana. Lebih tepatnya, ia tak tau bagaimana perasaannya terhadap Nadia.
*****
Loha, lama yah? Maapkan:')
Keep support to me guys💜
KAMU SEDANG MEMBACA
Ain't Together [Sedang Direvisi]
Teen FictionRaka menghela napasnya berat sembari menutup matanya tak bisa lagi berbicara. Hatinya sakit. "Kita pulang yah?" ucapnya lembut pada Nadia yang tengah tertunduk lesu. Nadia mengangguk lemah sebagai jawaban lalu berjalan gontai yang langsung di bantu...