"lo kok nggak ngasih tau gue sih njan kalo lo mau ke Jakarta?" protes Nadia saat mereka sudah berada di kamar Rosa.
"biar surprise gitu loh" katanya sembari mengangkat jarinyanya membentuk peace.
Rosa menarik napasnya dalam lalu turun dari ranjangnya dengan malas.
"lo mau minum apaan Nad?"
"dari tadi kek Ros, udah sejam gue disini baru di tawarin minum"
Rosa memutar kedua bola matanya malas "bawel lo ah.. Emang perlu banget yah gue nanya? Biasanya juga kalo lo kesini langsung nyelonong ke dapur ngerecokin nyokap gue bikin kue"
"heheh..kan jaga imege gitulah Ros"
"serah lu dah" katanya lalu pergi ke dapur mencari sesuatu yang dapat di makan.
"mah" katanya saat melihat di kulkas tidak ada satupun camilan.
"hmm?"
"keripik Oca pada kemana semua? Kok gak ada"
"kan keripiknya udah abis dari kemarin"
Rosa mendengus kesal saat mengetahui keripik camilan kesukaannya sudah habis. Rosa lalu berjalan ke kamarnya lalu mengambil jaket, dompet dan ponselnya.
"mau kemana lo, Ca?"
"ke mini market"
"ngapain?" tanya Anjani lagi yang membuat Rosa yang sudah bersiap-siap membuka kenop pintu kembali membalikan badannya menghadap kedua orang di belakangnya.
"lo kalo mau nitip ngomong aja, gak usah basa-basi"
"heheh..nitip camilan yah" katanya sembari cengengesan.
"gue cocacola sama camilan yah Ros" tambah Nadia semangat.
"lo berdua emang kerjaannya cuma nyusahin" katanya lalu pergi.
*****
"semuanya 72K, mbak" kata seorang pelayan kasir.
Rosa mengeluarkan satu lembar uang 100K. Setelah selesai Rosa langsung melangkahkan kakinya keluar. Namun kakinya berhenti saat tiba-tiba manik Rosa bertemu dengan manik seseorang yang tidak asing baginya.
Raka..
Dapat terlihat Raka juga melihatnya dengan terkejut.
Dengan cepat Rosa berusaha menetralkan ekspresinya. Rosa memutuskan untuk jalan tanpa memerdulikan Raka meskipun jantungnya berdegup dengan amat sangat cepat.
Gue bisa..gue bisa..gue bisa..
Deg..
Shit!
Umpat Rosa saat Raka menahan tangannya.
"lepasin gue sebelum gue teriak kalo lo itu maling" ancamnya dengan ekspresi yang sangat datar. Namun tidak dengan jantungnya.
Bukannya melepaskan tangan Rosa, Raka malah menarik tangan Rosa keluar dari dalam mini market menuju taman di samping mini market.
"cukup Ros..gue gak bisa" ucap Raka lalu mengusap wajahnya kasar. frustasi.
Rosa menautkan kedua alisnya tidak mengerti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ain't Together [Sedang Direvisi]
Teen FictionRaka menghela napasnya berat sembari menutup matanya tak bisa lagi berbicara. Hatinya sakit. "Kita pulang yah?" ucapnya lembut pada Nadia yang tengah tertunduk lesu. Nadia mengangguk lemah sebagai jawaban lalu berjalan gontai yang langsung di bantu...