Sepasang mata tengah jengah di kejauhan sana dengan napas yang serasa tercekat. Ingin rasanya saat ini ia pergi saja namun kedua kakinya serasa tak ingin pergi meninggalkan tempatnya. Mata itu akhirnya bertatapan, bagai luka tersayat belati entah mengapa perasaan itu sangat menyakitkan.
"Nad, kamu ngapain disini?" Tanyanya.
Nadia mengepalkan kedua tangannya menahan emosi yang hendak membuncah, "Kok bisa barengan?" Tanyanya tanpa sedikitpun mengalihkan pandangannya ke dalam mata Raka.
"Cuma kebetulan kok, semalem Clara nelpon aku minta tolong di jemput soalnya nggak ada yang nganterin" Jelasnya, yang sontak saja membuat hati Nadia terasa teriris.
"Jadi ini kesibukannya Sampe gak bisa jemput aku?" Tanya Nadia tersenyum miris.
"Bukan gitu-"
"Nggak usah ngomong apa-apa lagi, udah terlanjur" ucapnya lalu pergi begitu saja, menghiraukan semua tatapan-tatapan yang tengah mengarah kepadanya. Toh, dia juga tak mengenal sebagian dari mereka.
*****
"Lo sama Raka kenapa Nad?" Tanya Mauren saat keduanya memutuskan untuk menghabiskan waktu istirahatnya di taman belakang sekolah, entah Nadia hanya ingin menenangkan pikirannya(?).
"Nggak kenapa-kenapa kok"
"Nggak usah boong sama gue Nad, gue tau lo orangnya kayak gimana" Pungkas Mauren yakin.
Nadia menghela napasnya dalam berusaha untuk tetap mengkontrol emosinya, "Semalem gue minta Raka buat ngejemput gue tapi katanya dia sibuk jadi gak bisa eh taunya malah jemput Clara" ucapnya lagi-lagi tersenyum miris. "Gue tau mungkin ini terkesannya lebay banget, masalah jemput dan nggaknya itu emang biasa aja, cuma gue pacarnya Ren tapi dia lebih milih buat ngejemput orang yang baru dia kenal dibandingkan ngejemput pacarnya sendiri" lanjut Nadia terbawa emosi.
"Gue paham Nad maksud lo, tapi daripada lo emosi kayak gini mendingan lo tenangin diri lo abis itu lo omongin baik-baik sama Raka soal masalah ini, selesain masalahnya jangan hubungannya" Jelas Mauren panjang lebar.
Nadia menghembuskan napas dengan susah payah, ia tau seharusnya dirinya tidak begitu tapi apakah semua lelaki sama saja? Atau hanya Nadia yang terlalu berpikiran jauh?.
*****
Nadiawlndr : Sebentar ada jadwal latihan basket nggak?
DavlinRakaW : Nggak ada kok:)
Nadiawlndr : Anterin aku pulang yah
DavlinRakaW : Maaf yang tapi aku udah janji nganterin Clara pulang hari ini, besok yah aku anterin pulang❤️
Nadia mematikan ponselnya geram. Lagi dan lagi ia harus berpikir sejuta kali untuk menemukan jawaban siapakah sebenarnya pacar dari seorang Davlin Raka? Dia atau Clara?.
"Lo napa dah Nad, asem gitu tuh muka"
"Gapapa Ren" Ucapnya dengan wajah lesu sedemikian rupa.
Mauren menghela napasnya pelan, ia tau teman sebangkunya ini sedang kenapa-kenapa tapi untuk apa ia menyembunyikannya jika tidak bisa?.
"Gue kenal sama lo bukan sehari dua hari Nad, gue tau lo lagi ada masalah" Pungkas Mauren yakin.
Ingin rasanya Nadia menangis detik itu juga "Gak ada cewek yang mau cowoknya deket sama cewek lain Ren, gue tau ini egois, gue terkesan ngekang tapi gue terlalu sayang sama dia buat ngambil keputusan terburuk Ren".
"Lo gak boleh ngomong gitu Nad, gue yakin Raka bukan orang yang kayak gitu kok".
"Gue juga gak mau mikir gitu Ren tapi disisi lain dia lebih meduliin Clara dibandingin gue, seakan-akan yang pacarnya dia itu Clara bukan gue".
"Udah Nad, nggak usah terlalu dipikirin dulu, pulang dulu yuk tenangin pikiran lo dulu" Ajak Mauren yang hanya mendapat anggukan setuju dari Nadia.
*****
Haiii, akhirnya setelah 2 bulan nggak up, hari ini up lagi:)
Maaf banget karna sebelumnya aku harus ujian online dan nyelesain beberapa urusan pribadi dulu makanya gak sempet buat up. Sampe akhirnya pas buka wp lg ternyata banyak rank yg udh turun:(
Sedih sii tp ydhlh aku tetep ngucapin banyak terimakasih sama kalian yg udh sempetin waktu buat baca cerita gaje aku yang kadang g selaras sm alur ini😭
So, always stay healthy ya guys di tengah pandemi ini 💜Beloved,
-Sila
KAMU SEDANG MEMBACA
Ain't Together [Sedang Direvisi]
Teen FictionRaka menghela napasnya berat sembari menutup matanya tak bisa lagi berbicara. Hatinya sakit. "Kita pulang yah?" ucapnya lembut pada Nadia yang tengah tertunduk lesu. Nadia mengangguk lemah sebagai jawaban lalu berjalan gontai yang langsung di bantu...