Senyum

55 8 1
                                    

Nadia terus menatap langit-langit kamarnya yang sama sekali tak memunculkan apapun. Dipejamkannya kedua matanya, menarik napas sedalam-dalamnya.

"Aaaaaaaaaa....ini serius gue udah jadian sama Raka?" Teriaknya memburu kemudian. Diubahnya posisinya menjadi duduk sembari terus menatap benda-benda mati dihadapannya dengan tak henti-hentinya menampakkan wajah bingungnya disana. "Gue beneran pacarnya Raka sekarang?" Ucapnya lagi seakan segala jenis benda mati yang ada dihadapannya itu akan menjawab pertanyaan konyolnya itu.

Diacaknya rambutnya gemas "Gue kenapa dah, kok jadi kayak orang bego sih"

Nadia membuang napasnya jengah ketika mendengar ponselnya berdering, diambilnya dengan malas benda pipih yang tak jauh dari tempatnya itu.

DalvinRakaW : udh gk ush senyum-senyum, gue beneran pcr lo kok:v

Pipi Nadia memanas, ia yakin sudah ada warna merah yang menyebar dipipinya sekarang ini.

Nadiawlndr : Siapa jg yg senyum-senyum,-

DalvinRakaW : Tidur gih, udah malem. Night princess:)

Kedua sudut bibir Nadia tertarik secara tidak sengaja, bahagia rasanya memiliki Raka dihidupnya kini.

*****

"Nad, itu bukannya Raka yah?" Nadia mengikuti arah telunjuk Mauren mengarah. Ditatapnya Raka dan seorang gadis yang dengan setia mengekori setiap langkah yang di buat oleh Raka dengan jengah, kemudian ia mengangguk mengiyakan pertanyaan Mauren.

"Itu yang di sebelahnya ade kelas kan?" Tanya Mauren yang lagi-lagi hanya mendapatkan anggukan dari sang empu.

"Lo gak cemburu gitu?"

Nadia memutar kedua bola matanya kesal "Itu hak dia Ren" ucapnya yang langsung saja membuat Mauren membulatkan matanya secara sempurna. Ada apa dengan Nadia? Ia sehat bukan? Pikirnya.

"Hai" Sapa Raka saat sudah berada di depan Nadia dengan senyum sumringah, namun sang empu hanya membalasnya dengan senyum yang seadanya. Jika Nadia berkata ia tidak senang bertemu Raka hari ini itu semua bohong. Ia sangat senang, namun melihat Clara di sebelahnya benar-benar membuat moodnya hilang.

"Kamu kok nggak makan?" Tanya Raka ketika melihat di meja makan Nadia hanya ada sebotol minuman dingin.

"Aku gak laper kok" Jawab Nadia seadanya.

Raka sedikit mengerutkan dahinya bingung, ada apa dengan Nadia? Sepertinya tadi malam ia baik-baik saja.

"Nih makan, ntar kamu sakit" ucap Raka sembari menyodorkan sepiring siomay ke hadapan Nadia setelah dirinya mengantri begitu lamanya. Kedua sudut bibir Nadia benar-benar tertarik detik itu juga hingga satu suara yang membuat senyumnya pudar kembali.

"Makasih kak" Ya, satu hal yang Nadia benci sekarang. Raka juga mengambilkan sepiring siomay untuk Clara.

"Di makan Nad" Ucap Raka yang melihat Nadia hanya mendiamkan sepiring siomaynya.

"Hah? Oh, iya"

"Terus kak Raka gak makan?" Nadia menatap Clara tak bergeming "Kak Raka makan siomay aku aja atau nggak kita makan sama-sama aja" sambung Clara lagi.

"Gimana kalo lo sepiring sama gue terus Raka sama Nadia aja? Gue masih laper soalnya" Nadia menatap Mauren heran.

"Setuju" ucap Raka yang langsung mengambil alih sesendok siomay yang masih mengudara sedari tadi di tangan Nadia.

Ingin rasanya Nadia tertawa sekencang-kencangnya sekarang juga tapi ia masih mempunyai rasa malu. Sementara yang di tatap benar-benar menunjukkan ekspresi masam diwajahnya melihat siomaynya yang sudah di ambil alih oleh Mauren.

*****

Hai, gk kerasa ternyata aku up terakhir kali 2019😅
Maaf yah, mungkin di part ini bener-bener singkat banget dan ga jelas gitu alurnya. Tp smg aja kalian tetep suka dan support cerita ini yah:)
I purple u readers🙆💜

Beloved,
SilaAlhamid

Ain't Together [Sedang Direvisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang