Setelah sampai di rumahnya, Rosa langsung naik dan merebahkan dirinya di atas ranjang.
"gue gak lagi mimpikan yah?" gumamnya menatap langit-langit kamarnya yang berwarna sky blue.
"arghh.." Rosa mengusap wajahnya frustasi.
"masa iya gue fall in love lagi sih,bego lo Ca!" katanya mengutuki dirinya sendiri.
Tok..tok..
"siapa?"
"mamah boleh masuk gak Ca?"
"masuk aja mah,gak di kunci kok"
Rosa langsung mengubah posisinya menjadi duduk tegak. Mamah Rosa masuk lalu di samping Rosa dengan wajah yang sedikit sendu.
"mamah kenapa?"
Tidak ada jawaban.
"mah?" ucap Rosa lagi sembari menggenggam tangan mamahnya.
Rani menatap anaknya dengan sendu membuat Rosa sedikit tidak mengerti.
"mamah ke–" Rosa menggantungkan kalimatnya lalu tersenyum miris "masalah kemo yah?"
"sayang?"
"Oca bakal ikut kemo kok mah, tapi..gak sekarang. Jadi tolong jangan paksa Oca"
"tapi Ca–"
"aku tau mah ini bakal buruk tapi aku belum siap ninggalin semua mah"
Runtuh sudah pertahanan Rosa. Air matanya mengalir dengan sangat deras. Merasa tega, Rani pun memeluk anak putrinya itu membiarkan ia menumpahkan semua tangisnya.
"kenapa harus kayak gini mah? Oca masih mau hidup normal kayak yang lainnya,kenapa Oca gak bisa? Kenapa tuhan gak adil sama Oca mah?" katanya di sela-sela tangisnya.
"Oca, Oca gak boleh ngomong gitu pasti di balik semua ini Tuhan punya rencana yang lebih baik buat Oca" katanya lalu mengecup lembut puncak kepala Rosa yang semakin sesenggukan.
"tante Ran– loh kok pada nangis sih?" ucap Anjani yang tiba-tiba saja masuk ke dalam kamar Rosa.
Rosa dan mamahnya pun langsung menghapus air matanya dan berbalik ke arah Anjani yang masih mematung bingung di depan ambang pintu.
"kenapa Anjani?"
"ah? itu tan, tetangga sebelah mau ambil pesenan"
Mamah Rosa mengangguk lalu berjalan keluar. Anjani lalu memberanikan untuk masuk dan duduk tepat di sebelah Rosa yang masih diam tertunduk.
"kalian kenapa sih? Kayaknya gue liat belakangan ini kalian pada nangis mulu. Apa cuma gue yang gak tau makannya gue juga gak pernah nangis?"
Rosa tersenyum lalu menoyor kepala Anjani gemas. Anjani memang moodbaster.
Anjani lantas langsung melempar bantal tepat di wajah Rosa "orang nanya juga,malah di toyor. Dasar ogeb!"
Rosapun langsung tertawa terbahak-bahak tidak memedulikan bibir Anjani yang mulai memaju.
"ketawa lagi lo!" ucap Anjani sedikit sewot.
"udah ah,ganggu aja. Sono keluar" ucap Rosa sembari mendorong bahu Anjani agar keluar dari kamarnya sesegera mungkin.
*****
Sinar dari sang mentari membuat Rosa terbangun dari tidurnya. Rosa berjalan gontai ke arah kamar mandi.
Beberapa menit kemudian akhirnya Rosa turun ke meja makan dan langsung duduk di sebelah Anjani.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ain't Together [Sedang Direvisi]
Teen FictionRaka menghela napasnya berat sembari menutup matanya tak bisa lagi berbicara. Hatinya sakit. "Kita pulang yah?" ucapnya lembut pada Nadia yang tengah tertunduk lesu. Nadia mengangguk lemah sebagai jawaban lalu berjalan gontai yang langsung di bantu...