Kring..kring..
Bel istirahat pun berbunyi membuat semua siswa berlarian ke arah kantin. Berbeda dengan Rosa yang sedang berusaha menahan pening di kepalanya.
"Ros,kantin yok"
"gak deh Nad, lo aja, gue gak laper"
"serius?" Rosa hanya membalasnya dengan senyuman manis miliknya.
Setelah dilihatnya di kelas hanya ada dirinya, Rosa memegangi kepalanya yang terasa sangat sakit. Dengan cepat rosa mengeluarkan delapan jenis obat miliknya lalu di minumnya dengan terburu-buru. Setelah dirasanya kepalanya sedikit membaik rosa memutuskan untuk menghabiskan waktu istirahatnya dengan membaca buku di perpustakaan.
Saat berada di perpustakaan ia mengitari semua rak yang berada di perpustakaan. Saat ia menemukan novel yang menurutnya bagus ia langsung mengambilnya. Saat hendak dirinya membalikkan badannya mencari tempat duduk, Rosa melihat sesuatu yang benar-benar menyayat hatinya.
Anjani..Raka..
Jika Rosa boleh jujur, hatinya sangat sakit sekarang tapi apa dayanya.
Rosa memejamkan kedua matanya lalu berbalik badan hendak meninggalkan rak buku tersebut. Tapi langkahnya terhenti saat tiba-tiba Anjani memanggil namanya.
"sini" ucap Anjani dengan suara lirih.
Rosa menarik napas nya dalam lalu memaksakan kakinya berjalan ke meja Anjani dan Raka. Tanpa sengaja Rosa melihat Raka yang terus saja menatapnya.
"kenapa?"
"lo mau baca kan? Disini aja bareng gue" ajak Anjani.
"gak perlu, gue gak mau ganggu"
"gak ganggu kok,duduk aja" suara itu bukan milik Anjani melainkan Raka.
"udah deh Ca,duduk aja ribet banget lo" katanya sembari menarik tangan Rosa membuatnya langsung terduduk.
Rosa membuka bukunya tanpa perduli dengan kedua orang yang di kenalnya yang berada di depannya sekarang ini.
"emm..Ca,kenalin ini kak Raka" ucap Anjani dengan wajah yang sedikit bersemu.
"udah tau" jawabnya tanpa mengalihkan pandangannya dari buku yang sedang ia baca.
Anjani hanya berdecak kesal mendengar ucapan sepupunya itu.
Rosa tidak memperdulikan cekikikan dari Raka dan juga Anjani karna jika ia memperdulikannya dia akan merasa sangat sakit hati.
Lo harus sabar Ros..harus! Ini cobaan. Gumamnya dalam hati.
Tiba-tiba setetes cairan kental berwarna merah menetes dari hidung mancung milik Rosa. Raka yang sedari tadi memperhatikan tindakan Rosa langsung terperanjat khawatir.
"lo gak papa Ros?" tanyanya panik
Rosa mengelap darahnya asal.
"gue gak papa"
"tapi lo mimisan gitu" ucapnya semakin panik melihat mimisan Rosa semakin banyak mengalir.
"gue gak papa" ucapnya ketus lalu berdiri lalu berlari ke arah toilet sembari menyumbat hidungnya dengan telapak tangannya yang semakin memerah akibat darahnya yang terus saja mengalir.
Rosa memperhatikan pantulan dirinya di cermin lalu membasih hidungnya di washtafel. Rosa menarik napasnya dalam lalu menarik sehelai tisu untuk mengeringkan wajahnya yang basah.
"kenapa harus sekarang sih?" gumamnya lirih lalu pergi ke kelasnya.
Nadia yang melihat Rosa dengan wajah pucat langsung berlari ke arah Rosa khawatir.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ain't Together [Sedang Direvisi]
Teen FictionRaka menghela napasnya berat sembari menutup matanya tak bisa lagi berbicara. Hatinya sakit. "Kita pulang yah?" ucapnya lembut pada Nadia yang tengah tertunduk lesu. Nadia mengangguk lemah sebagai jawaban lalu berjalan gontai yang langsung di bantu...