Nadia berjalan gontai menyusuri koridor kelasnya. Alangkah bodoh dirinya menangisi sesuatu yang seharusnya tak ia tangisi.
"Sumpah gue ngantuk astaga" gumamnya kesal pada dirinya sendiri.
Nadia memicingkan kedua matanya mencoba melihat dengan jelas apa yang di lihatnya saat ini.
"Raka?" Nadia menghela nafasnya gusar "Sama Clara lagi"
Nadia memutar kedua bola matanya malas "Bodo amat sih, penting juga kagak" ucapnya lagi lalu berjalan melalui kedua pasang mata Raka yang terus saja menatapnya kala itu.
"Nad?" Panggil Raka.
Nadia membalikan badannya dengan agak sedikit malas. Memasang wajah datar sembari menaikan salah satu alisnya meminta jawaban. Salah kah itu?
"Lo sakit?"
Iya, hati gue yang sakit. Batinnya.
"Kagak"
Raka menaikan salah satu alisnya bingung "Terus kenapa lo jalan kayak gitu?"
Lagi, pertanyaan yang unfaedah bagi seorang Nadia.
Nadia lagi-lagi memutar kedua bola matanya malas "Udah? Unfaedah pertanyaan lo" ucapnya lalu membalikan badannya kembali ke arah semula.
"Kalo di tanya ya jawab dulu" ucap Raka menggapai tangan Nadia yang hendak pergi.
Nadia mengedipkan matanya berkali-kali menatap tangannya yang di genggam oleh Raka itu. Bersemu. Tersadar, Nadia langsung menepis tangan yang tengah menggenggamnya itu.
"Apaan sih lo?!" Ucapnya sedikit berteriak menahan detak jantung yang menggebu di dalam sana.
Raka sedikit terkejut. Untuk pertama kalinya ia mendengar Nadia membentaknya "Lo kenapa sih?" Tanya Raka heran.
Nadia menghembuskan nafasnya gusar "Gue ngantuk dan gue pengen ke kelas. Puas?" Ucap Nadia datar.
"Lo cemburu?"
"Hah?!" Sontak Nadia membelalakan kedua matanya kaget.
"Lo gak bisa apa kalo gak teriak-teriak?"
"A..anu..itu..ah bodo gue mau ke kelas" ucap Nadia berjalan secepat mungkin menutupi wajahnya yang kini memerah.
Raka tersenyum dari belakang sana menatap Nadia yang terlihat berjalan dengan gugup.
"Am i right?" Gumamnya.
"Kak?" Panggil Clara menyadarkan Raka bahwa sedari tadi ada juga manusia yang menunggunya.
"Ah? Iya?"
"Kakak suka sama kak Nadia yah?"
"Hmm?" Raka tersenyum menatap kembali Nadia di depan sana "maybe yes"
*****
Nadia menelungkupkan wajahnya di antara kedua tangannya berharap melupakan kejadian tadi pagi. Nihil, Nadia mengangkat kembali kepalanya dengan wajah pasrah.
"Kok gue bego sih?" Rengeknya.
"Hei Nad?"
"Eh? Grey, Hai" Nadia terlihat sedang berpikir "lo kok di sini? Kelas lo kan di sebelah" ucap Nadia menatap Grey bingung.
"Gak boleh emang?" Ucap Grey lalu duduk tepat di hadapan Nadia.
"Ya bukan gitu. Ya, tumben aja gitu"
KAMU SEDANG MEMBACA
Ain't Together [Sedang Direvisi]
Teen FictionRaka menghela napasnya berat sembari menutup matanya tak bisa lagi berbicara. Hatinya sakit. "Kita pulang yah?" ucapnya lembut pada Nadia yang tengah tertunduk lesu. Nadia mengangguk lemah sebagai jawaban lalu berjalan gontai yang langsung di bantu...