Part 4 : Kalah selangkah?

4.1K 311 4
                                    

Happy reading my lovelove 😘😘

***

Sudah 3 hari kami diam-diaman.  Tak ada yang memulai percakapan.
Terasa tinggal di rumah sendiri. 

Hanya kemarin dia berbicara.  Bukan.. Bukan..  Tepatnya memarahi ku.

Kalian tau? 
Aku hanya membersihkan rumah.  Dia sudah marah besar. 
Siapa yang tahan tinggal di rumah seperti itu? 

Padahal aku sudah berbaik hati membersihkan rumah,  menyapu halaman belakangnya,  bahkan aku juga memasak untuknya.  Tapi dia sama sekali tidak tau terima kasih.  Dasar lelaki!!

Hari ini aku berencana keluar rumah.  Suntuk terkurung sangkar tipu ini.  Kerjaan juga tidak ada. 
Teman juga tidak ada. 

Hanya..... 

Aldo? 
Dia belakangan ini berbeda.  Aku sudah jarang memberinya pesan.  Namun keadaan berubah terbalik. Dia yang selalu mengirimiku pesan. 

Sudah makan?
Lagi apa? 
Gak kangen sama aku?
Jadi nikahkan?
Kamu manis juga.
Kamu bilang kalau kita bertemu,  kita bakal nikah.  Kok kamu diam gitu?

Pesannya hanya sekedar itu.  Memusingkan.
Makhluk berjenis kelamin pria itu berubah menjadi penggoda bagiku. 

Aku tak tau apakah hati ini akan luluh dengan sikapnya atau tidak. 

Sore ini Vendra belum pulang.
Aku berencana pergi ke mall membeli keperluanku. 
Vendra selalu memberikan uang setiap hari.  Memang enak.  Namun tak ada pekerjaan yang aku inginkan juga tak enak.

Aku hanya berpakaian casual di tambah dengan kerudung simple di kepalaku.
Tak lupa tas sandang ku bawa juga. 

Aku berencana pulang malam. Biarkan saja dia kalau pulang tidak ada aku. Lagian aku tak penting baginya.

Ku kunci pintu dan berjalan ke simpang untuk mencari taksi.
Sambil menunggu ku mainkan gadgetku. 

"Kamu ada rencana apa hari ini?"
Pesan dari Aldo sedikit membuatku merasa senang. 
Selama 3 hari yang lalu,  kami tidak pernah bertemu lagi.

"Aku hanya ingin pergi ke mall"
Terlihat sudah di baca.  Namun tak kunjung di balas. 

"Tumben nih anak.  Balik lagi penyakit dinginnya?" ucapku berbicara sendiri.

15 menit menunggu.  Dan sialnya lagi tidak ada taksi yang lewat.
Apa sopir taksi lagi pada ngambek ya?  Kok tak ada yang lewat sedari tadi.

Lelah menunggu aku memutuskan memesan go-car. Namun,  belum sempat memesan.  Sebuah mobil sport mengagetkanku. 
Pasalnya dia berhenti tepat di hadapanku. 

Aku melihat ke arah lain agar tak tampak bahwa aku berhayal menaiki mobil mahal itu.

Tak lama pemiliknya keluar.
Semakin membuat rasa terkejutku membludak.

"Ayo.  Bareng aku." ucapnya.

"Memangnya kita kenal?"

"Masuk atau aku nikahi kamu sekarang."

Ancamannya gilak bener. Dengan setengah terpaksa dan setengah bangga aku memasuki mobil mahalnya.  Tampak orang-orang melihat ke arah kami.

Hahaha..  Iri ya?  Ah biasa aja pasti.  *Sombong

"Kenapa kamu selalu chat aku dulu?" tanyanya memulai percakapan.

"Hmm..  Entahlah.  Mungkin karena kamu CEO terkenal?"

Dia tertawa keras. Dengan refleks ku melihat ke arahnya. Mana tau dia kesurupan setelah mendengar ucapanku.

"Kenapa lihatin gitu?  Cinta sama aku?"

"Idih.. "

"Hahhaa..  Kamu lucu, Aulia.  Aku suka."

Bilang padaku bahwa aku salah dengar. 
Suka?  Sama aku? 

"Kamu suka sama aku?"

"Menurutmu?" godanya.

"Enggak!"

Dia melirikku dan tersenyum.  Ntah apa maksudnya.  Namun itu akhir pembicaraan kami.

Akan ku ceritakan sedikit tentangnya. 
Dia Aldo Brahmana.  Siapa yang tak kenal dia?  Ceo termuda se-indonesia, bahkan di nobatkan sebagai orang terkaya se-indonesia. Masih berumur 23 tahun, Tampan,  berkarisma,  tinggi,  putih, bertubuh sixpack--tampaknya.  Namun kabarnya dia sangat dingin kalau urusan pekerjaan. 
Setelah ku lihat,  mungkin benar.  Mengingat dia bersikap hangat padaku.

Tidak seperti orang itu. Vendra Rahardian.

Pria dingin tak berhati.
Memang fakta luarnya dia lebih dari Aldo.  Namun sikapnya membuatku muak.
Pria umur 27 tahun itu bekerja sebagai Arsitek dan mempunyai perusahaan pribadi miliknya.  Cukup terkenal. 

Tapi,  masa lalu kami yang membuat semuanya berantakan.  Tidak.. Tidak..  Aku rasa ini semua salahku. 
Salah mencintai dirinya.

*****

Pukul 19:00 wib

Pov Vendra

Hubunganku dengan Aulia semakin memburuk.  Hal ini yang membuatku frustasi. 

Aku tak tahu harus berbuat apa.  Mungkin meminta maaf kepadanya?

Aku keluar dari area perusahaan untuk bersiap pulang menemuinya. 
Rasa rindu tiba-tiba saja mengisi ruang hatiku.

Semua ini salahku.
Salah telah menyakiti dan berbohong padanya.
Jika saja dulu jujur,  mungkin hubungan kami tidak akan seperti ini. 

Sekarang karma sedang melakukan tugasnya kepadaku. 
Aku tau, hanya seiring waktu yang bisa menyelesaikannya.

Semoga saja dia memaafkanku.

Setiba sampai dirumah.  Aku bingung.
Tumben sekali keadaan rumah teramat gelap.

Ku buka kunci pintu dan masuk.
Tampak tak berpenghuni.

"Auliaaa!!"

"Itu anak kemana ya?"

Ku cari di seluruh rumah namun tetap tak menemukannya. 

Aku khawatir. 
Jangan-jangan ada penculik?

Gimana kalau dia di culik? Dia kurus bagaimana bisa melawan? 

(*Aulia : Ceritanya lagi khawatir malah di hina juga -_-)

Ku coba menelponnya.  Tak masuk.

Bagaimana ini! 

Aku harus mencarinya. 
Bergegas kembali ku kunci pintu dan berjalan ke mobil. 
Namun belum sempat melakukan itu,  mobil sport hitam berhenti di depan rumahku.

Terlihat pemiliknya dan seseorang yang bersamanya.

"Sialan!!"

-Continued

Maaf ya makin gak jelas.  Dan terima kasih banget udah baca cerita amatiran aku ini.

Terima kasih udah komen dan vote.
Jangan lupa di vote dan di komen lagi yaaa!!

-Lovelove 😘😘

You See,  I'm Feel (√)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang