Part 26 : Positif

4.7K 256 27
                                    

Happy Reading!!
.
.
.

"Sayang.. Bangun. Kamu belum makan apapun dari tadi"

"Hmm.. " tubuhku sakit semua.

"Ini sudah jam 1 siang. Ayo makan."

Aku membuka mata tak percaya. Aku tidur sampai siang?

Aldo membantuku untuk bangkit.

"Aku udah masak. Sari juga udah pulang. Dan badan kamu panas. Kita ke dokter ya?"

Aku menepis tangannya. Entah mengapa aku menjadi muak.
Aku kembali mengabaikan Aldo.

Aku rindu, namun aku juga bingung mengapa aku bersikap seperti ini.
Apa karena kejadian kemarin?

Mengingat adegan itu semakin membuatku emosi.

"Kamu jadi istri kok kayak gitu bersikap?!"

Aku memutar tubuh.

"Gak ada yang mau kamu jelasin ke aku?"

"Aku harus menjelaskan apa?"

Aku menghela napas jengah.

"Ciuman kamu dengan Sari!!" teriakku.

Aldo membeku di tempat.

"Sayang, semua bisa aku jelasin."

"Aku dengar dan lihat semuanya. Gak perlu kamu jelasin!"

Aldo berlari dan memelukku erat.

"Lepasin aku!!"

"Aku khilaf Aulia. Tenang dulu" Aldo terlihat begitu panik, grogi, takut dan bingung. Kebohongan lagi hanya semakin mengacaukan semuanya.

Aku mengamuk, mencakar, menangis, dan mengumpat dengan tak terkendali. Aku begitu terluka.

"Gak ada yang perlu kamu jelasin lagi!!" aku menangis lemah di pelukkannya.

"Maafkan aku, Sayang. Maafkan aku."

Aldo merangkulku. Aku berontak tapi jelas kalah kuat.
Semakin ku berusaha melepaskan, semakin erat Aldo memelukku.

"Aku janji, ini takkan terulang lagi"

Aku lemah. Hatiku penuh luka. Ada luka, kecewa, sakit, perih yang ku rasa.

Aku semakin terisak mengingat semua ini.

Aldo berlutut dan memelukku.

"Sungguh aku minta maaf. Aku salah. Maaf." lirihnya.

Aku melepaskan lengan Aldo yang melingkar di tubuhku.

"Aku mau turun." Ucapku dan langsung berjalan meninggalkan Aldo yang berlutut di lantai.

Biarlah dikatakan durhaka kepada suami. Namun siapa yang lebih durhaka?

*****

Esok hari, 07:00 pagi.

Aku sarapan bersama dengan Aldo.
Sejak kejadian kemarin, aku mogok untuk berbicara. Aldo meminta maaf terus menerus dan menjelaskan semua yang sudah ku ketahui.

Tak ada gunanya dia menjelaskan!

Aku lebih banyak melamun, sambil sesekali mengunyah, berhenti dan menelannya setelah sadar makanan di mulutku terlalu hancur--seperti perasaanku.

Aku sudah selesai makan dan meletakkan piring kotor di wastafel di ikuti dengan Aldo yang juga meletakkan piring kotornya.

You See,  I'm Feel (√)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang