Part 31

5K 246 4
                                    

Happy Reading!!  😘😘

.
.

Pukul 10 pagi.

3 hari berada di rumah sakit,  akhirnya aku di izinkan untuk pulang.

Aldo tetap terjaga ketika bersamaku. 
Ada rasa rindu. Namun semua ini harus ku lakukan.  Jika tidak,  kami hanya akan saling menyakiti.

Pernikahan yang sangat tidak ku sukai.

Aldo mendorong kursi rodaku menuju mobil miliknya.

"Aku bisa sendiri" ucapku ketika Aldo hendak menggendongku.

"Kamu,  jangan sok kuat. Aku paham apa yang kamu rasakan."

Aku hanya diam.
Bertengkar dengannya hanya membuatku semakin muak. 
Akhirnya aku membiarkan Aldo menggendongku masuk ke dalam mobilnya.

Kemudian Aldo menyuruh supir memasukkan kursi rodaku ke bagasi mobil.
Aldo masuk dan duduk di sebelahku.
Matanya masih tetap memperhatikanku.

"Aku mencintaimu, Aulia."

"Gak usah munafik deh."

"Lihat aku." suruhnya.
Aku melihatnya. Wajahnya di tumbuhi sedikit bulu-bulu halus di sekitar dagu.
Kelopak matanya tampak lebih gelap.

Ingin sekali aku menyentuh wajahnya.

Aldo menarik tanganku dan meletakkannya di pipinya.

"Aku rindu belaianmu."

"Gak usah sentuh aku!"

Aku melepaskan paksa genggamannya. 
Malu di lihatin sama supirnya -_-

1 jam kemudian,  kami sampai di rumah Aldo.

Aldo kembali menggendongku ala bride style menuju kamar kami.
Aku hanya diam saat itu.  Sebelum bibirnya mencium paksa bibirku.

"Le...pass.. sinn.." Aku mendorong tubuh Aldo menjauh.

"Maafkan aku." Aldo menundukkan kepalanya--merasa bersalah.

Getaran aneh mengerubungi hatiku.
Ada perasaan tak tega melihatnya seperti itu.

"Aku ke dapur dulu. Kamu mau makan apa?" tanyanya lembut.

"Apapun. Asal jangan yang pedas."

Aldo mengangguk dan berjalan ke luar kamar.
Melihat punggung tegapnya, ingin rasanya merengkuhnya.

Bosan di dalam kamar akhirnya aku memutuskan untuk melihat Aldo. 
Dengan perlahan aku berjalan sebab rasa sakit di bagian bawahku belum sembuh total akibat kuretan.

Terlihatku Aldo sedang memotong sayuran dan memakai celemek pink milikku.

Aldo melihatku berdiri di anak tangga.
Dia tersenyum dan berjalan ke arahku.

"Kenapa kemari?" tanyanya.

"Aku bosan."

"Sini aku gendong." tawarnya. Aku menepis tangan kekarnya yang sudah melingkar di tubuhku.

"Aku bisa sendiri."

"C'mon..  Ayolah."

Dengan terpaksa aku mengikuti kemauannya.
Aku kembali di gendong ala-ala pengantin baru.
Aku mengalungkan lenganku kelehernya.  Menatapnya rindu.

"Jangan menatapku seperti itu." ucap Aldo menyadarkanku.

Aku menyembunyikan wajahku di lekuk lehernya. Mencium aromanya dalam-dalam.

You See,  I'm Feel (√)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang