Part 24 : Problem

4.9K 261 3
                                    

Happy Reading!! 😘😘
.
.

Sudah 1 tahun usia pernikahan kami namun belum ada tanda-tanda aku hamil. 

Aku memang merasakan perubahan, tapi aku tidak berani mencoba memberitahu atau mengecek kondisiku.  Karena aku yakin ini bukanlah tanda-tanda kehamilan.

Aku takut kembali kecewa--seperti 6 bulan lalu.

Aldo sangat antusias melihat gejala-gejala kehamilan yang ku alami.
Namun,  ketika kami memeriksa. Semua nihil. Belum rezeki kami. Tapi ada satu hal yang ku sesalkan.
Semenjak Aldo tahu aku tidak hamil,  sikapnya sedikit berubah--lebih banyak diam.

Pagi ini aku menyiapkan sarapan untuk suamiku--Aldo. 
Sudah terlihat Aldo sedati tadi sedang berkutik dengan laptop dan handphonenya. Belakangan ini Aldo memang sedikit sibuk dengan proyek barunya.
Aku tak ingin mengganggunya. 

"Mas.. Sarapan dulu"
Ya, setelah pertama kali menyerahkan diri aku memutuskan merubah panggilanku padanya.

Tentu saja Aldo sangat senang. 

Aldo berjalan ke arahku dan masih memegang handphone miliknya.

Di kecupnya dahiku dan duduk di sebelahku.

"Mas..  Hpnya di letak dulu.  Kamu makan dulu."

Aldo hanya mengangguk.

Mungkin dia terlali banyak fikiran.

"Oh iya,  Sari nanti mau datang kesini.  Mau nginap katanya." Aldo membuka suara.

Aku gak salah dengar?
Aku mengerutkan alis--bingung.

"Kenapa ditempat kita?"

"Yaudahlah gak apa-apa.  Lagian itu sepupu kamu juga."

"Tapi.. "
Aldo menatapku heran. Menaikan sebelah alisnya.

Aku tak menjawab.  Takut dia akan salah paham dan menyalahkanku karena menjelekkan sepupunya.

Aldo kembali melanjutkan sarapannya hingga selesai.

Dia bangkit dari kursi dan mengambil jasnya di sofa ruang tamu.

"Aku berangkat kerja dulu."

Aku menyalaminya dan mencium kedua pipinya.

Begitupun dia. Mengecap bibirku sejenak dan mencium dahiku.

"Aku mencintaimu." ucapnya.

"Aku lebih mencintaimu. Hati-hati ya"

Aldo mengangguk dan berjalan menjauh perkarangan rumah--menuju mobilnya.
Aku melihat kepergiannya dengan hati sedikit sesak.

Aku berbalik dan menutup pintu.
Namun belum sempat melangkah ke dapur, aku mendengar suara ketukan pintu. 

Akupun membukanya dan menampilkan wajah tetamu yang datang pagi ini.

Dia tanpa acuh langsung masuk begitu saja.

"Oh iya,  gue belum makan. Tolong masakan ya" ucapnya.

"Sar..  Lo itu udah besar. Udah tua malahan.  Masak sendiri aja.  Gue juga sibuk."
Siapa lagi kalau bukan Sari?

Dia sudah beberapa kali datang tanpa sepengetahuan Aldo. Aku memakluminya karena hubungan sepupuan.  Namun sikapnya membuatku semakin jengah.

"Eh mandul!  Lo masak aja lah.  Lagian lo gak sesibuk gue"

Perkataannya begitu menohok hatiku.

"Gue gak mandul!  Lo gak usah asal berbicara.  Belum tentu lo itu juga bisa hamil!!" ucapku geram.

You See,  I'm Feel (√)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang