Part 35 : Cemburu buta

2K 149 7
                                    

.
.
.
Setibanya di dalam mobil, aku menatap Aldo heran ketika dia menarik tanganku dengan kasar. 

"Gak usah kamu lihatin gitu!" Ucapnya dengan nada sedikit meninggi.

"Aku cuman heran aja.  Kenapa sih suka marah-marah gak jelas?"

"Marah gak jelas kamu bilang??!" Bentak Aldo padaku.

Aku menghela napas dan membuang muka menghadap ke luar jendela mobil. 
Pertengkaran ini takkan ada habisnya.

20 Menit.  Akhirnya kami pun sampai di rumah.  Aldo berjalan mendahuluiku begitu saja. 
Akupun mengikutinya dari belakang. Ku lihat Aldo langsung masuk ruang kerjanya--tanpa memperdulikanku. 
Aldo menutup pintunya kuat hingga berbunyi cukup keras.

Kalau begini terus takkan bisa selesai permasalahan kami.
Aku berinisiatif meminta maaf padanya.

Dengan ragu aku mengetuk pintu dengan sangat pelan. 

Tok!  Tok! 
"Mas..??"

"Masuk!"

Tampakku Aldo sangat kacau.  Rambutnya acak-acakkan seperti baru bangun tidur. 

"Ada apa?  Langsung saja!" Ucapnya sedikit malas denganku.

"Aku masuk ya?" Aldo mengangguk dan akupun masuk dengan rasa takut.

Aldo tetap tak acuh dengan bertahan menatap layar laptopnya sambil duduk di kursi meja kerjanya--membelakangiku.

Aku mendekat dan menyentuh pundaknya.  Sekilas aku merasakan bahwa Aldo sedikit terlonjak kaget akibat sentuhanku.

"Aku minta maaf."

"Aku..  Benaran gak tahu kalau bertemu kembali dengannya." Jelasku gemetar.  Ragu-ragu Aldo akan marah. 

Aku merasa pundak Aldo sedikit melunak. Aldo membuang napas kasar. Aldo bangkit dan menatapku.

"Maafkan aku." Ucapku sekali lagi dan menunduk.

Aku sedikit terkejut.  Aldo memelukku.

"Aku cemburu.  Dia pasti menyentuh perutmu.  Pasti dia masih menyukaimu." Aku membalas pelukkan hangat Aldo. 

"Percayalah.  Aku hanya mencintaimu,  Mas."

Entah mengapa aku menangis.  Air mataku mengalir dengan deras. 

"Aku cuman cinta sama kamu, Mas.  Jangan..  Jangan perlakukan aku seperti ini..  Rasanya...  Sakit. " Ucapku sengugukan.

Aldo mengusap punggungku. 

"Aku juga cinta sama kamu.  Maaf sudah cemburu dan membuatmu sakit. Ini yang terakhir."

"Janji?" Aku mendongak menatap matanya. Mencari-cari kebohongan. 

"Aku janji. Maafkan aku." Ucapnya dan mengecup dahiku--mesra.
Aldo mengusap sisa air mata di pipiku.  Sesekali bibirnya mengecup cepat pipi gembilku. Mencubitnya--gemas.

"Sakit tau!" Rajukku.

Aldo tersenyum. "Pipi kamu gemesin banget. Tembem banget gitu."

"Yaudahlah..  Aku mau nonton dulu." Ucapku dan melepaskan diri dari pelukan Aldo. 

"Cium dulu" Manjanya. Akupun mengecup bibir Aldo cepat.
Aku melampaikan tangan dan berjalan menuju kamar kami.  Rasanya aku ingin sekali menonton drama korea. 

.
.
.

2 Jam berlalu aku masih bertahan pada posisi menatap layar tv di hadapanku.  Aku duduk di atas ranjang.  Aku tersenyum sendiri, ketika adegan aktor Lee min ki itu mendengar dengkuran dari istrinya. 

Tak lama Aldopun masuk dengan wajah sedikit aneh. 

Aldo mengambil remot di meja kecil sebelah kananku--dan mematikan tv. 

"Mas apaan sih??  Lagi lucu-lucunya."

"Lucu?  Itu laki-laki ngapain kamu pantengin kayak lihat makanan gitu?"

"Meskipun muka datar tapi aku suka banget sama sifatnya.  Gemesin" Jawabku enteng. 

"Ohh..  Gitu..  Suka sama yang muka datar?"

"Mas kenapa sih dari tadi pagi??  Marah-marah mulu deh."

Aldo tidak menjawab dan memasang wajah sedatar-datarnya padaku.  Aldo berjalan mengambil jaket dan kunci mobil. 

"Mas..  Mau kemana??"

"Bukan urusanmu!" Jawabnya--tak acuh.

"What the f*ck!" Umpatku.  Aldo pun memutar kepalanya ketika mendengar umpatanku.

"Maap" jawabku juga cuek.

Aldo pun keluar kamar dan pergi entah kemana.
Aku bingung.  Letak kesalahanku dimana?
Cemburu buta? 

Apa itu yang tengah di rasakan Aldo?
Ah..  Dasar kekanakan!

***
-Continued-

Jangan lupa Vote dan Comment.  😘😘

Maaf maaf lama banget udah gak update,  baru sekarang sempatnya.  Maafkan saya yak.  😭

You See,  I'm Feel (√)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang