Part 21 : Ketemu Masa Lalu

5.6K 294 1
                                    

Maaf semalam gak up,  Aku lagi berurusan sama dunia nyata 😂
.
.
.
Setelah acara mewek-mewek 2 minggu yang lalu. 
Aku semakin di paksa untuk menikah.

Sedih tapi bahagia punya calon suami kaya raya. 
Tapi entahlah..  Tampaknya Aldo sedikit menutupi sesuatu.

Sehari setelah penggrebekan di rumah Aldo aku memang di paksa untuk pulang. 

Lamaran macam apa yang membawa sang perempuan balik kerumahnya dan melamarnya kembali? 

Seminggu aku di Medan. Kemudian kami sekeluarga berangkat ke Malang. Dan kami juga dibiayai Aldo untuk tinggal di Malang sebab minggu depan aku akan melangsungkan pernikahan.

Statusku akan berubah dalam 1 minggu ke depan.

Seperti di paksa nikah gitu.

Entah takdir sial macam apa,  tapi faktanya kedua orangtua kami bersahabatan sejak kecil.  Memang berencana menjodohkan kami. 
Benar-benar sial.

Hubungan Sari dan Aldo aku tidak tahu seperti apa. 
Setiba Aldo pulang aku tak ingin menanyakkannya.  Biar dia yang bercerita. 
Namun,  dia tak kunjung bercerita. 

Hal yang mengejutkan ialah,  ketika aku mendapatkan informasi bahwa Vendra juga akan menikah. 

Aku turut senang,  jika dia bisa melupakan aku. Calonnya cantik, sangat cantik.  Wajahnya seperti kebarat-baratan.

Lupakan tentang Vendra,  karena akupun juga sibuk dengan Aldo.

Seperti pagi ini.  Kami harus fitting baju untuk acara pernikahan nanti.

"Yang..  Yang.. Yang di goyang di goyang yang.. " Ucap Aldo memplesetkan kata 'yang' sambil bergoyang aneh.

"Sarap"

"Hahaha..  Udah ayok.  Aku mau nyelesain urusan kantor setelah ini."

"Yaudah urus aja sana dulu"
Ya,  seminggu ini Aldo sibuk banget dengan urusan kantornya yang aku sama sekali tidak mengetahui sebab Aldo tak mengizinkan aku untuk bekerja di kantornya lagi.

Bahkan untuk waktuku saja tak ada.

Aku bersiap diri untuk pergi.
Maksa banget.
Aku tinggal di apartemen yang di sewakan Aldo untuk keluargaku. 
Ya tidak enak juga bila tinggal berdua dengan Aldo tanpa ikatan apapun.

30 menit dalam perjalanan,  akhirnya kami sampai pada tujuan. 
Seperti butik. Tapi lengkap dengan alat pernikahan.

"Kamu bebas pilih bajunya."

"Beneran?"

"Hmm"

Kamipun masuk dan di kejutkan dengan seseorang yang teramat aku kenal.

Dia juga menemani calon istrinya.

"Vendra..  Bagaimana?"
Suara perempuan itu sangat merdu untuk di dengar.

"Bagus" Jawab Vendra dingin.

Vendra berbalik dan memperlihatkan raut terkejutnya ketika melihatku dan Aldo. 

Aldo memasang wajah datar.
Hubungan mereka dingin banget deh.

"Oh hai bro.  Lama gak ketemu" Ucap Aldo mencairkan suasana aneh ini.

"Hm hai." balas Vendra sambil bersalaman dengan Aldo.

"Aku mau milih baju dulu ya. Ku tinggal ya?"

Gak enak berada di pertengahan mereka. Merinding tak jelas.

Aku berjalan menyelusuri seluruh toko mencari baju yang ku inginkan. 

Terlihatku Calon Vendra yang tak ku ketahui namanya.

Aku menghampirinya ramah.

"Hai..  Aku Aulia."

Dia membeku.  Raut wajahnya berubah kaku.
Dia kenapa?

"O-oh hai juga,  Aulia."

"Sudah pilih baju?" tanyaku

"Sudah.  Tapi aku hanya ingin merasakannya lagi."

"Oh..  Aku kesana dulu ya,  masih nyari baju.  Hehe" aku tersenyum padanya. Begitu pun dia,  membalas senyumku.

Semoga bahagia.

Mataku tertuju pada pakaian di sudut toko ini. 
Simple namun mewah.

"Mba..  Saya coba ini"

Mba penjaga toko pun memberiku instruksi menuju ruang ganti.

15 Menit akhirnya baju yang ku pilih pun sudah melekat pas di tubuhku.
Sangat nyaman.

Tirai pun terbuka dan menampilkan wajah Aldo,  Vendra,  dan perempuan itu.

Terlihatku wajah kagum dari mereka. 

Aldo berjalan dan mencium pipiku lembut.

"Kamu cantik banget.  Masuk lagi gih.  Gak suka kecantikan kamu di lihat sama om kamu"

"Lebay.  Dia juga udah ada calonnya."

"Om gimana?" tanyaku

"Cantik" Jawabnya sambil tersenyum.
Ku lirik calonnya yang tetap tersenyum namun seperti di paksakan.

"Kan..  Udah masuk ah..  Gak suka. " Rajuk Aldo.

Kalau gak mau dilihatin gimana resepsinya nanti ya?
Aneh nih calon suami.

Aku pun kembali masuk dan melepaskan gaun ini. 

Aku keluar sudah tak melihat Vendra dan calonnya.

"Mereka sudah pulang?" tanyaku pada Aldo.

"Sudah."

"Terus kamu gak coba bajunya?"

"Nanti aja.  Aku mau ngasih suprize ke kamu."

"Dih..  Bilang aja males. Aku mau pulang"

"iya tuan putri.  Aku juga ada urusan di kantor." ucapnya dengan terus-terusan melihat layar handphonenya.

Benar-benar seperti ada yang di sembunyiin. 

Haruskah aku selidiki?

-Continued

.
.
Terima kasih telah mengikuti cerita amatir aku.  Dan terima kasih Vote nya. 
Jangan lupa Vote dan Comment kembali 😘😘😘

You See,  I'm Feel (√)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang