.
.
Happy Reading!! 😘😘Aku menggeliat lemah di tempat tidur.
Ku lihat jam dinding sudah pukul 2 subuh.
Aku bangkit dari ranjang untuk ke dapur--mengambil minum.
Ku lirik di sebelahku, tak ada Aldo."Mas...?" panggilku. Namun tak ada sahutan.
Aku berjalan mencari di kamar mandi. Tak ada!
Di sofa kamar. Tak ada!"Tumbenan."
Aku pun keluar kamar dan menuruni anak tangga dengan lemas.
Aku berhenti.
Seperti ada seseorang yang berbicara dari arah ruang tamu.
Ku intip penuh kehati-hatian agar tidak ketahuan."Kamu ngatain istri aku mandul, Sar?"
"Dia bilang begitu? Dasar penjilat ya. Dia duluan yang ngatain aku gak laku, pemalas lah!"
"Aku yakin kamu salah. Dia gak seperti itu."
"Jadi kamu bela istri kamu?"
"Ya tentu. Dia istri aku. Dan aku tau sifatnya bagaimana"
Ku dengar Sari terisak.
"Dia yang mengatain aku mandul. Aku sama sekali gak ada nghina dia. Percaya sama aku, Do"Aku tercengang.
Sari mencium bibir Aldo dengan cepat.
Lututku lemas, dan mereka merontokkan kerianganku.
Ku lihat Aldo hanya diam.
Sungguh aku tak tahan menonton adegan mereka.Aku berbalik cepat dan kembali menangis.
Suamiku..
Aldo yang selama ini begitu polos, ternyata punya topeng lain ketika tidak bersamaku.Aku menutup pintu dengan pelan dan berjalan lesu menuju ranjang tempatku dan Aldo tidur.
Kilasan-kilasan kejadian beberapa bulan lalu terlintas membuat hatiku semakin perih.
Aku kembali terisak. Hatiku penuh luka. Luka yang di beri oleh suamiku sendiri.Bagaimana bisa dia hanya diam ketika Sari mengecup bibirnya?
Aku tak habis pikir Aldo menerima itu semua..
.
.Aku merasa tidurku sedikit terusik.
Ku lihat tangan yang melingkar di perutku.
Tanpa rasa, aku mengangkat tangan Aldo menjauhi tubuhku."Pagi sayang" ucapnya.
Aku berjalan menuju kamar mandi menghiraukan sapaan Aldo yang masih setengah sadar.
10 menit, aku keluar untuk melaksanakan shalat.
Hanya dengan berserah diri kepada Allah yang membuatku sedikit tenang.Aku melipat mukenah setelah selesai shalat dan keluar kamar menuju lantai 1 untuk menyiapkan sarapan.
"Kenapa gak banguni aku?" Ucapnya sambil memeluk tubuhku dari belakang.
Aku sama sekali tidak terkejut karena sikapnya yang memelukku saat memasak selalu di lakukannya bahkan ketika kami sedang bertengkar.Kenapa sikapnya kembali berubah hangat?
"Kok diam aja. Kamu kenapa?"
"Tanganmu minggir. Aku mau masak!"
Tubuh Aldo sedikit menegang. Aku bisa merasakannya.
Dia melepaskan tangannya di tubuhku."Kok kamu bahasa kasar gitu? Aku minta maaf masalah ngizini Sari menginap di sini."
Sangat malas berurusan dengannya.
"Jawab!!" aku terlonjak kaget. Suaranya meninggi.
Ku lirik dia.
"Kamu gak sadar habis ngelakuin kesalahan apa?""Kan aku udah minta maaf sama kamu. Kamu kenapa jadi berubah gini sih?"
"Asal kamu tau aja.. Kamu juga berubah."
Setelah mengatakan itu, tak ada jawaban lagi dari bibir Aldo.
Aku kembali melanjutkan memasak.20 menit akhirnya selesai. Aku meletakkan makanan di atas meja makan.
Aldo sedari tadi hanya duduk memperhatikanku dari belakang."Makan duluan aja"
Aku bergegas ke kamar untuk mandi. Entah mengapa aku merasa sangat malas untuk mengerjakan tugas rumah tangga--tidak seperti biasa.
15 menit kemudian aku turun dan masih melihat Aldo duduk di depan meja makan.. Bersama Sari.
Aku bergabung dan duduk di sebelah Aldo.
"Gue pulang hari ini." ucap Sari.
Aku hanya diam. Sari kembali melanjutkan.
"Gue gak tahan tinggal disini. Lo selalu nghina gue!" tunjuknya ke arahku.
Aku mendongak. Begitu mudahnya dia memfitnah oranglain?"Gue gak pernah nghina lo! Lo yang ngatain gue mandul. Bagus deh kalau lo pulang. Cari aja lelaki lain. Gak usah ngerebut suami orang!"
"Aldo.. Lihat deh." Suara menjijikannya membuatku ingin muntah.
"Sudahlah. Takkan ada yang ku bela disini." Ujar Aldo.
Aku melotot tak percaya.
"Kamu.. Uueekkh.. " Perutku tiba-tiba sangat mual sebelum aku menyelesaikan ucapanku.
"Uuueekk"
Aku berlari meninggalkan meja makan menuju kamar mandi.Uuekk..
Aldo datang dan memijat tengkukku.
Tak ada yang ku muntahkan. Tapi perutku begitu kram.
"Kamu kenapa?" Ujar Aldo khawatir.
Aku menepis tangannya--menjauh.
Mengusirnya keluar dari kamar mandi.Uuekk..
Aku kembali mengeluarkan isi perut yang sama sekali tidak keluar karena belum di isi asupan apapun.
Aldo menatapku dari pintu.
Setelah agak mendingan, aku mencuci mulutku dan keluar.
"Kamu kenapa bisa sampai gitu?"
"Banyak pikiran!"
Aku berjalan meninggalkan Aldo yang melongo mendengar jawaban tak acuhku.
Aku butuh istirahat.
Akupun menuju kamar untuk beristirahat.
Aldo sama sekali tidak mengikutiku.Suami macam apa dia itu?
Aku membaringkan tubuhku di atas ranjang. Memikirkan ulang mengapa aku seperti ini.
Mual, pusing, selera makan naik turun, mood juga gampang berubah. Apakah aku hamil?
.
.
-Continued-Aku sadar ini cerita makin gak jelas. Jadi aku berterima kasih banget sama pembaca cetiiaa 😘
Dan doakan supaya cepat tamat yak 😂😂😂
Tapi ini memang mau tamat kok. 😂 Jadi tetap tungguin yaa.Jangan lupa VOTE dan COMMENT 😘😘
KAMU SEDANG MEMBACA
You See, I'm Feel (√)
ChickLit#21 in Chicklit (05.12.17) -COMPLETE- Sebagian cerita di privat acak. Silahkan follow, kalau sudah selesai boleh kok unfoll. Tapi lebih baik jangan. 😂 Bagaimana jika kamu bertemu seseorang yang sering kamu ganggu di dunia maya? Seseorang yang...