37 : Takdir ini begitu kejam!

4.2K 232 2
                                    

UPDATE!!!! ADA YANG MASIH MENUNGGU TIDAK YA? ATAU MENDADAK EMOSI MELIHAT UPDATEAN INI ? :D MAAFKAN AKU YANG SUDAH LAMA MENGHILANG.
Lagi fokus menyelesaikan orderan lukisan 😌😌😌

MAU 250++ VOTE DAN 100++ COMMENT!! :D

.

.

Aku benci Aldo! Aku benci dia!!
Bagaimana bisa kembali membuat kesalahan yang sama. Aldo sudah berjanji padaku takkan melakukannya lagi.
Aku harus memberinya pelajaran!

Ada bayi kami di dalam rahimku.

Aku kembali lagi di hotel ini.
Menatap nanar di sekitar ruangan kosong ini tanpa di temani oleh siapapun. Sepi.

Aku mengambil ponsel dan mengeceknya. Terdapat puluhan panggilan tak terjawab dari suamiku.
Perasaan getir pun menyelami relung sanubariku.

Baru saja beberapa jam, aku sudah rindu akan pelukan hangatnya. Apa aku nanti bisa tidur?

"Ish.. Sadarlah Aulia. Dia itu jahat sama kamu!" Ucapku pada diri sendiri.

Sekarang sudah pukul 9 malam. Aku harus mengistirahatkan tubuhku sejenak.
'Besok saja belanjanya' desisku dalam hati.

***

Aku merasakan berat di salah satu sisi tubuhku. Mataku sedikit terbuka dan tersentak melihat sebuah tangan kekar melingkar di perut buncitku. Dengan cepat aku membalikkan tubuh dan duduk di atas ranjang.

"Hmm.. Udah bangun, sayang? Apa aku mengganggu tidurmu?"

Pria itu menenggelamkan kepalanya di bawah bantal. Masih berpakaian rapi dengan setelan kemeja serta sepatunya.
Amarahku tiba-tiba saja memuncak. Mudah sekali dia bersikap.

"Keluar!" Desisku tertahan dan bertahan pada posisi terduduk.

Aldo bangkit. Tatapan nanar matanya menusuk sanubariku.

"Sudikah engkau kembali memberikan kesempatan untukku?"

Tangan Aldo bergerak ingin memegang tanganku. Namun, dengan cepat ku tepis dan segera bangkit.

"Kau takkan ku berikan kesempatan lagi! Sudah berapa kali kau melakukan ini padaku?!"

"Aku salah. Maafkan aku. Tapi untuk terakhir kalinya. Izinkan aku menyentuh perutmu. Aku merindukan mereka." Ucapannya begitu memelas dan tulus.

'Hanya bayi-bayi kami yang di rindukannya' dalam hatiku.

Aku mendekat ke arah Aldo. "Sentuhlah. Dan ingat. Ini yang terakhir!"

"Terima kasih Aulia." Dengan segera Aldo pun mendekatiku.
Tangan kekarnya menyentuh lembut perut buncitku. Ada rasa bergetar di hatiku.

Perutku pun merespon sentuhan Aldo. Tendangan-tendangan kecil nan hangat bayi kami begitu reaktif dengan sentuhan Aldo.

"Ayah minta maaf, sayang. Ayah juga sangat menyesal memperlakukan bunda kalian seperti itu. Jadilah anak yang baik dan turuti kata bunda. Jangan seperti ayah."

Ku lihat bulir bening di sudut mata Aldo. Sesak di dada ku tahan sekuat mungkin.
Agar tak meninggalkan harap yang menggebu.

Keheningan menyelimuti kami sejenak. Aldo menatap dalam mataku.

"Yasudah. Aku pergi dulu. Baik-baik. Kalau ada apa apa, cepat hubungi aku. Sesuai katamu. Aku pergi. Aku mencintaimu sampai ajal menjemputku."

You See,  I'm Feel (√)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang