Part 38 : Ending

8K 307 25
                                    


Ending!  Ending!  Ending!!!  Akhirnyaaaa 😌😌😌😌
Kasih Vote yang banyak yee,  sekalian saran dan kritikan kalian tentang cerita abal-abal ane 😂

Sedih gak ada yang komen di part sebelumnya.  😒
Tapi gapapa deh.  Ikhlas hayati..  Ikhlasss 😂😂👌

.

.

Angin semilir mengulur damai. Dedaunan menari menciptakan suara alam. Langkah kaki semakin berat menuju gundukan tanah basah di sudut sana. 

Aldo membawa segenggam bunga mawar putih kesukaan Aulia di tangannya. Matanya tampak memerah tanda penyesalan yang begitu besar. Raut wajahnya bagai terserang badai besar. Tak ada senyuman. Tentu, siapa yang sanggup tersenyum ketika seseorang yang kau cintai pergi meninggalkanmu untuk selamanya?

Penyesalanpun tak ada gunanya.

Tangannya meraba lembut pada batu nisan itu, tertulis nama seseorang.

Air matanya pun tak sanggup untuk di tahan. Mengalir deras, dadanya sesak.

"Maafkan aku.. Maaf, sayang.."

*****

"Bagaimana keadaan bayiku? Apa masih belum ada perubahan?" Tanya Aldo pada salah satu dokter yang menangani anaknya.

"Hm.. untuk saat ini belum ada perkembangan, Pak. Benturan yang di sebabkan kecelakaan itu menyebabkan tubuhnya melemah."

Aldo diam. Berpikir panjang. 

"Baiklah, kabari saya jika ada perubahan."

Aldo berjalan meninggalkan ruangan khusus bayi. Dadanya semakin teriris melihat putranya berbaring dengan begitu banyak selang bantuan di tubuhnya. Bayi kecil itu tak seharusnya ada disitu. Seharusnya dia sudah berada dalam dekapan Aulia, Istrinya.

Kecelakaan itu membuatnya menjadi sesosok pria pengecut. Andai saja dia tak menabrak Aulia. Andai... hanya kata andai namun, semuanya telah terjadi. Tak ada yang bisa merubah.

Kala itu, Aldo hendak menjemput Aulia. Ia tahu bahwa hatinya kecewa, namun satu hal yang membuatnya tetap mempertahankan Aulia. Cintanya yang begitu besar. Untuk itu, ia sengaja ingin menjemput Aulia. Namun apa daya.

Kecelakaan di seberang jalan membuatnya salah fokus dan menabrak tubuh istrinya sendiri. 

Hancur? Tentu saja. 
Bahkan Aldo beberapa kali meraung meluapkan penyesalan yang tiada ujungnya--hingga sampai detik ini.  

Tubuh penuh darah, kepala sobek, dan bayi yang ada dalam kandungan Aulia. Semua kenangan buruk itu terus menerus menghantui Aldo. 

Kini Aldo berjalan menuju satu ruangan lagi. Membukanya berlahan. Dan mencoba tersenyum.

"Sayang.. aku datang." 

Dia mendudukan dirinya di samping ranjang. Mengelus lembut kepala wanitanya. Siapa lagi kalau bukan Aulia.

"Maafkan aku. Bangunlah, tak lelah kah kamu berbaring terus?" 

"Aku mencintaimu. Kamu juga mencintaiku. Ayo kita bangun rumah tangga yang harmonis. Kita mulai dari awal lagi." 

Tubuhnya bergetar. Air mata kembali jatuh tanpa bisa di tahan. 

"Aku lelah.. aku mohon bangunlah. Ajarkan aku kuat sepertimu sayang. Bangun.. "

Namun, yang di ajak bicara tak menunjukan reaksi apapun. Tubuhnya kaku. Dingin. Tubuhnya pun tak lekang dari selang-selang menyebalkan itu. 

Ya, Aulia koma. Salah satu anaknya meninggal. Dan satunya tengah mengalami masa sulit juga. Semua ini? Karena dirinya--Aldo. Itulah yang selalu di pikirkannya. 

You See,  I'm Feel (√)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang