Part 33 : Gegara Tukang Sate

4.7K 237 5
                                    

.
.
.
Aulia PoV

"Aldoo....!!!" Teriakku dengan kencang.

Aldo yang sedang menatap laptopnya langsung menoleh ke arahku.
Aldo berlari ke arahku yang sedang berada di dapur.

"Kenapa-kenapa??" Tanyanya.

"Kepengen sate. Beli yang." Aku memberikan senyuman termanisku padanya.

Tubuh Aldo tak setegang tadi.
Matanya menatap sengit ke arahku.

"Yayaya..??" Aku menaik-turunkan alis berulang-ulang.

"Bikin khawatir aja kamu. Besok aja.  Udah tengah malam begini.  Males keluar." Jawabnya.

"Ooh.. Jadi gitu..  Yaudah.  Aku beli sendiri.  Awas ikutin aku ya!"

Aku mengelus perutku yang sudah besar.

"Ayo sayang kita cari Daddy baru." Lanjutku.

Aldo menoleh dengan wajah yang aneh. Alisnya berkerut, bibirnya monyong.
Ku balas dengan juluran lidahku.

"Iyaiya!  Kita pergi. Dasar bumil!!"
Aldo berjalan meninggalkan aku yang terkekeh dengan tingkahnya.

"Yang..  Sekalian ambilkan jaketku." Ucapku dengan nada sedikit tinggi.

5 Menit,  akhirnya Aldo sudah mengganti pakaian dan menenteng jaketku.

"Nih.. Jangan yang aneh-aneh nanti."

"Aku kan gak aneh."

"Gak aneh apanya.  Waktu kamu hamil 3 bulan noh..  Ngidam nyium tukang galon langganan gara-gara kamu ikut aku." Aldo berceloteh dengan cemburunya.

"Bawaan bayi." Jawabku santai.

"Bawaan bayi atau emang kamu yang naksir?  Memang sih tuh tukang galon lumayan mukanya.  Tapi masih gantengan aku." Sombongnya.

"Idih.. Idih..  Yaudahlah ayokk..  Laper bangett."

Akhirnya Aldo mengalah.
Kami pergi mencari sate padang yang ku inginkan.

.
.
.

Sepulang dari membeli sate Aldo tetap berceloteh sepanjang jalan hingga kami sampai di rumah.

"Kamu..  Kenapa sih sayang. Aku gak suka deh.  Kamu maunya gitu" Ucap Aldo.

"Kenapa lagi sih?  Dari tadi gak siap ngomelnya" Aku duduk di atas ranjang memperhatikan Aldo.

"Ya jelas.  Kamu ngapain tadi tiba-tiba meluk tukang satenya?"

"Bawaan bayi" Jawabku enteng.

"Please,  Aulia. Jangan buat aku emosi!"

"Salahku di mana sih??"

"Kamu nanya salah kamu? Gak ingat tadi kamu meluk siapa?  Aku ini suamimu!" Nada suara Aldo meninggi.

Aku pun ikut tersulut emosi.

"Bapak Aldo Brahmana yang terhormat, Masalahnya apa kalau saya meluk itu tukang sate?! Saya juga gak sadar kalau kepengen meluk dia! Saya juga tau bahwa anda itu suami saya.!" Jawabku tak kalah emosi.

"Mau kamu itu apa hah?  Istri meluk-meluk laki-laki lain!  Gak kurang ajar itu namanya?!" Aldo sudah berkacak pinggang.

"Terserah kamu!!  Aku mau tidur!!  Jangan sentuh aku!  Pilih.  Kamu tidur di kamar ini atau kamar sebelah?!" Tanyaku.

"Aku tidur sama kamu.  Kenapa jadi kamu yang nyolot?"

"Makanya lain kali jangan minta anak samaku!  Hamil aja sendiri.  Rasain ngidamnya dan cengkuneknya!!"

Aku berjalan dengan menghentak-hentakkan kaki.

"Kamu mau kemana?" cegat Aldo menarik pergelangan tanganku.

"Tidur!  Lepas deh ah!  Jangan sentuh aku.  Sakit tau kamu perlakukan kayak gini!  Aku juga gak tau kenapa tiba-tiba meluk itu tukang sate. Aku juga malu setiba sadar!  Tapi kamu malah marah-marah bukannya bertanya baik-baik!!"
Tanpa sadar air mataku menetes. 
Aku menepis tangan Aldo dengan cepat dan berjalan menjauhinya.

Hiks..  Orang ngidam di marahin.
Kalau gak mau nerima segala kekuranganku.  Dia aja yang hamil! Ucap Batinku kesal.

Aldo tak mengejarku.
Dia hanya diam memperhatikanku.

Rasain noh!

.
.
.
-Continued.

Jangan lupa VOTE dan COMMENT 😅😅

You See,  I'm Feel (√)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang