Nuansa Baru

346 18 4
                                    

Namaku Sarah Regina orang dekatku memanggilku Sarah. Dibanding teman-temanku yang lain, aku cukup mungil karena tinggiku hanya 159cm. Aku suka pelajaran bahasa Indonesia karena kegemaranku adalah menulis puisi.

Aku adalah gadis Bandung yang akhirnya pindah ke Jakarta. Bagiku, Bandung adalah kota yang sangat indah, mungkin Tuhan sedang tersenyum saat membuatnya. Aku pindah ke Jakarta karena tugas kantor Papa. Saat ini aku berusia 17 tahun, kelas 2 SMA. Aku sudah mulai bersekolah dan menjadi siswi baru di salah satu SMA Jakarta.

Rasanya asing mendengar percakapan "orang Jakarta". Di sekolah lamaku, karena kami orang sunda, kami terbiasa menggunakan bahasa yang lebih halus. Berbeda dengan disini orang-orangnya lebih terbuka dalam membicarakan apa yang mereka pikirkan. Jujur hari-hari pertamaku beradaptasi cukup sulit. Ketika kesulitan itu datang menghampiri pikiranku, aku selalu mendadak merindukan Bandung dan seisinya. Sampai akhirnya aku menemukan udara Bandungku sendiri. Angga Bagas Sucipto.

***

Sekarang, aku ingin menceritakan tentang Angga. Rasanya aneh saat melihatnya, seperti pernah bertemu dengannya atau pernah mengenalnya secara dekat. Awalnya dia adalah teman sekelasku. Aku duduk di depan bangku miliknya. Dia bukanlah orang yang ramah, tapi cukup baik dalam menjawab semua pertanyaanku waktu itu. Aku ingat saat pertama kali berkenalan. Waktu itu aku masuk ke dalam kelas pukul 06.15 WIB. Aku adalah siswa pertama yang masuk ke kelas itu. Maklum, aku adalah anak baru yang takut terlambat dan membuatku sulit tidur di malam hari sebelumnya karena itu aku bisa berangkat pagi-pagi buta.

Dari sekian banyak teman yang ingin berkenalan denganku, hanya dia yang melewatiku begitu saja dan langsung duduk di belakangku. Hari pertama masuk, aku juga bertemu dengan Karin. Dia teman pertamaku yang membuatku merasa nyaman. Karina adalah gadis yang cukup ceria dan baik hati. Karin cukup dekat dengan Angga. Anehnya,aku tahu niat Karin sejak awal kami berkenalan. Dia seperti sering membuat aku terjebak untuk memiliki waktu bersama Angga.

Kali pertama aku dan Angga pergi bersama. Kami pergi bersama Karin dan beberapa teman lainnya untuk menonton film bergendre drama romantis di bioskop. Sekitar tahun 2012. Aku menonton film bergendre drama romantis. Bercerita tentang sepasang kekasih yang akhirnya harus berpisah sebelum resepsi pernikahan mereka. Aku agak cengeng kalau sedang menonton film bertema sepasang kekasih yang harus berpisah. Aku tidak membawa tisu saat itu, tapi tanpa sengaja aku mengambil jaket milik Angga yang duduk di sebelahku untuk menghapus air mataku. Jujur, aku tidak sadar kalau aku mengambil jaket Angga. Dia pun tidak menahanku.

Sesampainya di rumah, aku baru menyadari kalau jaket Angga aku masukan kedalam tasku. ASTAGA! Aku malu sekali saat itu. Tapi aku juga merasa aneh, apakah Angga juga tidak sadar kalau aku mengambil jaketnya?

Tak membuang waktu lagi, aku segera menghubungi Angga melalui sosial media karena aku belum memiliki nomor ponselnya. Waktu itu aku menggunakan aplikasi facebook. Beruntung, Angga membaca dan membalas pesanku. Katanya, besok aja. Yap! Sesingkat itu. Dasar sombong! Pada masa itu hal itulah yang membuat Angga menarik di mataku. Dan sekarang, si Sombong ini sudah tunduk kepadaku karena dia adalah pacarku.

***

Angga Bagas Sucipto. Laki-laki yang berulang tahun setiap tanggal 16 Februari. Dia memiliki tinggi badan yang jauh di atasku. Tinggiku hanya sebahunya saja. Sebenarnya, postur tubuh Angga sangat pas untukku. Bagaimana tidak? Saat kami berpelukan, wajahku tersandar tepat di bahunya. Laki-laki unik ini memiliki cara tersendiri untuk mendekatiku.



From : Angga

Selamat malam ini Angga.

Ini pesan singkat pertama dari Angga. Dan pesan itu benar-benar singkat. 

"My Purple Goodbye"  [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang