Kelulusan SMA

84 7 0
                                    

Aku mencoba untuk kembali memfokuskan diri dalam belajar, tetapi lagi-lagi aku kehilangan semua fokusku. Sepertinya Bu Yuli benar. Aku harus mengikuti kelas tambahan atau bisa saja aku ikut kelompok belajar Karin.

Kenapa rasanya sangat sulit untuk kembali fokus belajar? Rutukku dalam hati.

"Halo, Karin?"
"Iya, Sar?"
"Kelompok belajar lo masih bisa nambah satu orang nggak?"
"Hmm... bisa kok."
"Gue boleh gabung?"
"Bolehlah, Sar. Tapi sekarang kita udah pake guru. Jadi, ada bayaran bulanan 450ribu, nggak apa-apa?"
"Hmm... nggak apa-apa kok."
"Oke. Setiap Senin, Rabu, dan Jumat ya, Sar."
"Oke Sip! Byeee!"

***

Hari ini hari pertamaku mengikuti belajar kelompok bersama Karin. Aku lupa menanyakan berapa banyak orang yang tergabung dalam kelompok belajar ini. Kelasku selesai lebih dulu. Aku langsung mendatangi ruang kelas Karin. Karin menyuruhku menunggunya untuk berangkat bersama.

Tapi kenapa Edward seperti mengikutiku sejak tadi?

"Dward, mau kemana?" tanyaku.
"Ke kelas Karin. Habis ini gue mau belajar kelompok sama dia." Aku terkejut.
"Lo juga ikut kan, Sar? Kemarin Karin bilang lo gabung mulai hari ini."
"Iya," jawabku singkat. Aku bingung kenapa Edward selalu ada didekatku akhir-akhir ini. Sejujurnya, hal itu membuatku merasa tidak nyaman..
"Eh, itu Karin."
"Hai-hai," sapa Karin. "Sar, kemarin gue lupa bilang kalau kelompok belajarnya cuma bertiga, gue, Edward, sama Edo. Yang ngajar guru dari sekolah lain, tapi bagus kok ngajarnya. Si Edward aja jadi pintar tuh." Karin tertawa.
Aku membalas dengan senyuman.

***

Sejak aku bergabung belajar bersama Karin, Edo dan Edward. Hari-hariku mulai kembali terisi. Waktu tidak lagi berjalan begitu lambat sampai menunggu waktu tidur.

Setidaknya untuk saat ini pikiranku jadi teralihkan. Lima hari dalam seminggu aku, Edward, Karin, dan Edo bertemu untuk belajar bersama. Setelah belajar, kami juga menyempatkan diri untuk makan bersama-sama. Edward selalu mengantarku dengan motor besarnya untuk berlajar bersama, begitu pun ketika belajar telah usai. Edward tidak pernah absen mengantarku kembali ke rumah. Belakangan ini Edward sangat baik padaku.

Mungkin, ia merasa kasihan karena kejadian yang menimpaku. Hah.. Sudahlah aku akan memilih untuk fokus terhadap Ujian Nasional yang semakin dekat. Aku berharap kami semua lulus dengan nilai yang memuaskan.

"My Purple Goodbye"  [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang