Langit yang saat ini berwarna ungu kemerahan, pertanda matahari akan segera pergi. Malam datang bersama bintang yang terang.
***
Malam ini aku makan bersama mama dan papa. Akhirnya mereka pulang setelah sekian lama. Mereka sedang menjalankan bisnis property bersama. Papa sudah berhenti dari pekerjaannya dan memilih berbisnis bersama mama. Papa sekarang menjadi pembeli rumah-rumah yang sudah lama lalu di renovasi dan di jual kembali.
"Sar, bisnis yang papa sama mama lagi jalananin udah mulai stabil." kata mama.
Aku antusias dan senang.
"Kamu nggak usah lagi mikirin universitas yang murah." Tambah papa yang sedang tersenyum senang menatapku.
"Sarah jadi mau ambil kedokteran?" tanya mama.
Aku menggeleng mantap sambil memakan nasi goreng buatan mama.
"Sarah mau ambil psikologi ma, pa.."
Mama dan Papa saling menatap. Terlihat kalau mereka tidak siap dengan jawabanku. Tapi bukan orangtuaku kalau mereka tidak mendukung anaknya. Mereka sangat terbuka dan tidak memaksakan kehendak. Papa dulu sering bilang, aku boleh jadi apa saja asalkan aku tekun dan fokus. Jadi yang terbaik di bidang yang aku geluti dan hiduplah dengan bahagia.
"Psikologi juga bagus nak." kata papa.
"Papa , mama besok kemana? Sarah libur nih tiga hari."
"Papa sama Mama harus ketemu orang siangnya, ngurusin vendor baru." Jelas mama.
Aku memulas senyum. "Sebentar lagi kita bisa beli mobil baru ya ma?" Aku bergurau. Tidak ingin membuat pagi ini menjadi murung. Aku akan mengerti kalau mereka sedang berusaha membahagiakanku. Aku sudah bukan anak remaja lagi setelah semester ini berakhir aku sudah menjadi mahasiswa. Terdengar ponselku berdering. Ada nama Angga tertera.
"Ma, Pa.. pacar aku telpon." aku mengangkat ponselku.
Mama tersenyum. "Yaudah sana."
Aku bergegas kekamarku.
***
Aku masuk ke kamarku dan duduk dengan posisi paling nyaman diatas kasur. Aku bersiap untuk menghabiskan banyak waktu sambil mendengar suara Angga.
"Halo Cip."
"Lagi sibuk?"tanyanya.
"Engga kok." aku tersenyum. "Gimana Sydney hari ini? Ramah nggak ke kamu?"
"Sydney selalu baik ke aku."
Aku tersenyum. "Rindu Jakarta?"
"Iya.. rindu sama orang-orangnya."
"Hah? kok orang-orangnya? bukannya cuma aku?"
Angga tertawa. "Kamu kan salah satu orang Jakarta."
"No.. kamu cuma boleh kangenin aku!" aku menatapnya menggoda. Berpura-pura marah. Angga sudah sering mendapatkan trik ini. Dia sudah biasa tidak meladeniku. " Cip! besok aku libur dong."
"libur? Berapa lama?"
"Tiga hari, lumayan kan?." Aku tersenyum bangga. "Kamu kapan libur?"
"Kalau libur juga aku belum tentu balik nih Sar. Tiketnya mahal, kasian mama."
"Iya sih, kalo liburan disana kamu ngapain dong?"
"Aku kayanya mau ambil partime deh.."
"Bagus, belajar cari uang ya biar cepet nikahin aku." Aku tertawa puas. Angga ikut tertawa.
![](https://img.wattpad.com/cover/127947120-288-k515112.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
"My Purple Goodbye" [COMPLETED]
Romance[CERITA TELAH SELESAI] Sarah Regina, adalah seorang pecinta senja seperti kebanyakan gadis diusianya. Dia juga memiliki senjanya sendiri yaitu Angga Bagas Sucipto. Laki-laki yang membuat semua waktunya terasa lebih berarti juga laki-laki yang membu...