Ketakutanku untuk berdiri sendiri berubah menjadi hal yang biasa.
Di hadapanku saat ini hanya ada secangkir Cappucino dengan lukisan angsa. Aku tidak menyukai rasa kopi. Aku hanya menyukai bentuk latte art dari kopi yang aku pesan.
Setelah malam itu, Edward menghilang. Sudah dua minggu kami tidak saling memberi kabar. Aku tidak berani menghubunginya lebih dulu.
Tiba-tiba ponselku berdering. Kulihat nama yang tertera di layar ponsel. Edward.
"Sar, Angga masih di Sydney. Aku udah dapat alamatnya." Kata Edward malam itu.
Dan pagi ini, aku bergegas menuju Bandara Internasional Seokarno-Hatta. Kuraih paspor yang ada di atas meja kamarku. Aku memutuskan untuk pergi sendiri dan menolak tawaran Edward untuk menjemputku. Sudah terlalu sering aku merepotkannya.
Butuh waktu satu setengah jam untuk sampai di bandara. Edward sudah sampai terlebih dahulu. Kemarin, aku sempat menghubungi Florence untuk menjemput kami saat kami tiba di Sydney. Florence adalah teman lamaku yang saat ini sudah tinggal di Sydney.
Pukul 14.50 aku beranjak menuju kabin pesawat.
KAMU SEDANG MEMBACA
"My Purple Goodbye" [COMPLETED]
Romance[CERITA TELAH SELESAI] Sarah Regina, adalah seorang pecinta senja seperti kebanyakan gadis diusianya. Dia juga memiliki senjanya sendiri yaitu Angga Bagas Sucipto. Laki-laki yang membuat semua waktunya terasa lebih berarti juga laki-laki yang membu...