Perempuan jangkung berkuncir kuda memakai topi hitam bertuliskan Strongest itu sedang sibuk melatih para juniornya ditengah lapangan yang terik panas mataharinya yang dipastikan mungkin bisa membakar kulit.
Athalanna Sarasvati, atau biasa dipanggil Athana adalah siswi kelas XI yang beberapa bulan lalu resmi menyandang status sebagai Ketua Paskibra Di SMA Pusaka Baru. Walau terlihat lemah, Athana sebenarnya adalah gadis yang kuat, Ia sudah biasa dijemur dibawah sinar matahari hingga berjam-jam. Dan bagi Athana, panas matahari hari ini tidak seberapa teriknya dibanding ia menjalani pelatihan satu tahun yang lalu.
"Hormatnya yang bener Kesya! Kalau hormat untuk pembina upacara itu 45 derajat, tapi kalau hormat bendera itu 90 derajat." Jelas Athana saat adik kelasnya melakukan kesalahan.
"Tegak gerak!"
"Oke. Latihannya segini dulu ya. Besok kita lanjut lagi." Ucap Athana seraya membubarkan barisan.
"Kak Athana!" Teriak perempuan berkuncir dua kepada Athana yang saat ini sedang meneguk air minumnya.
"Iya Jihan. Kenapa?" Jawab Athana, wajahnya mengernyit.
"Tadi aku ketemu sama Kak Devi, katanya Kakak bisa tolong anterin map ini ke Ruang Osis nggak? Soalnya Kak Devi tadi dipanggil sama Bu Rini." Jelas Jihan lalu menyerahkan map berwarna merah marun kepada Athana.
Athana pun menerima map tersebut Jadwal demo ekskul gumamnya.
"Ya udah. Aku ke Ruangan Osis dulu ya." Ucap Athana dan pergi kearah gedung utama sekolah, dimana Ruangan Osis berada.
"Iya Kak."
***
"Jadi sampai disini dulu rapatnya. Apa ada yang mau bertanya?" Tanya Dirga selaku Ketua Osis kepada para anggotanya.
"Saya Kak!" Teriak Raka seraya mengacungkan tangan.
"Iya. Silahkan."
"Kira-kira demo ekskulnya mau kita bikin seperti tahun kemarin? Atau kita bakalan buat yang berbeda Kak?" Tanyanya.
"Kalau itu saya belum terlalu memikirkan, tapi mungkin nanti akan ada perbedaan dari tahun sebelumnya. Dan juga-" Ucapan Dirga terpotong saat hadirnya seorang gadis berkuncir kuda masuk ke dalam Ruangan Osis.
"Maaf, saya Athalanna mau kasih map ini, karena Devi tidak sempat untuk datang." Ucapnya dan membuat satu ruangan menjadi hening.
Athana yang canggung hanya bisa tersenyum masam, mencoba menyerahkan map merah marun tersebut kepada seseorang. Tetapi, tidak satu pun orang diruangan itu yang mengambilnya.
"Anu..,"
"Siapa yang suruh kamu masuk tanpa ijin?" Tanya Dirga tiba-tiba dan membuat Athana terkejut. "Disini sedang ada rapat. Kamu bisa kan sebelum masuk ketuk pintu dulu."
"Tadi saya udah ketuk pintu kok." Elaknya tidak terima. Pasalnya dirinya sudah beberapa kali mengetuk pintu.
"Tapi kalo belum dapat ijin masuk, seharusnya kamu jangan main sembarangan masuk kan?"
Dirga berjalan mendekati Athana, jarak mereka kini pun tidak lebih dari satu meter. Athana yang gugup sekaligus malu kini hanya bisa meneguk salivanya.
"Jawab saya." Ucap Dirga sekali lagi.
"I-iya maaf." Balas Athana. "Ini, mapnya. S-saya pamit."
Belum sempat Athana berbalik, Dirga sudah memegang pergelangan tangan kanannya. Dan tentu saja membuat Athana seketika panik.
Padahal, niatnya ke Ruangan Osis hanyalah untuk mengantar map yang Devi titipkan kepada Jihan, tetapi kenapa Athana harus berada disituasi memalukan seperti ini?
"Semuanya! Kalian boleh kembali ke kelas masing-masing. Rapatnya akan kita lanjutkan besok. Dan untuk kamu, kamu tetap disini." Perintah Dirga, dan dituruti oleh para anggota Osis yang lain. Sedangkan Athana hanya bisa membulatkan kedua bola matanya.
mampus gue! Batin Athana kalap.
Kak Dirga mau ngapain ya sama dia?
Kalo gue yang diposisi tuh cewek, gue udah kabur kali. Serem sama Kak Dirganya.
Lagian sih main sembarangan masuk Ruangan Osis. Kayak gak tau Kak Dirga aja.
Dan itulah bisik-bisik para anggota Osis yang lain saat Dirga menyuruh Athana agar tetap berada di Ruangan Osis.
Blam!
Pintu ruangan pun tertutup sempurna, dan hanya ada Dirga dan Athana diruangan ini. Dirga pun melepas pegangan tangannya dan duduk dibangku.
"Silahkan duduk. " Ucap Dirga seraya mengambil map yang tadi Athana bawa dan mulai membacanya. "Saya tau tadi kamu abis ngajar junior kamu latihan dilapangan. Makanya saya suruh kamu duduk."
Tau dari mana dia? Ucap Athana dalam hati.
"Sebelum rapat tadi saya sempat liat kamu, makanya saya tau." Sambungnya seakan tahu apa yang Athana pikirkan.
"Ayo duduk. Saya gak mau nyuruh kamu lagi untuk duduk yang ketiga kalinya lho."
Athana pun duduk, memilih tempat yang agak jauh dari Dirga, pikirannya saat ini pun berisi hal yang aneh-aneh.
"Jangan jauh-jauh. Saya gak bakalan gigit kamu Athana. Kalaupun saya berbuat yang macam-macam kamu boleh pukul saya." Ucap Dirga dengan senyuman.
Dia tau nama gue? Batin Athana.
Dan untuk kedua kalinya Athana dibuat kaget oleh Dirga.
"Kamu Ketua Ekskul Paskibra kan?" Tanya Dirga. "Kebetulan ada yang ingin saya bicarakan sama kamu."
"I-iya saya Ketua Ekskul Paskibra." Jawab Athana. Hati dan pikirannya kini tidak tenang, ia hanya ingin kembali ke kelasnya dan melanjutkan tugasnya yang tertunda.
"Sebelumnya, boleh kan kalau saya memperkenalkan diri saya dulu?" Tanya Dirga.
Bukannya mendengarkan perkataan Dirga, Athana justru terlihat gelisah. Ia tidak bisa menahan dirinya untuk keluar dari Ruangan yang tiba-tiba menjadi panas seperti ini.
"Nama saya-"
"Saya udah tau nama kamu. Kamu Dirga Madewa Raja sekaligus Ketua Osis SMA Pusaka Baru." Serobot Athana dan membuat Dirga terlonjak.
"Oh, saya kira kamu belum tahu."
Melihat Athana yang tidak bisa diam ditempat duduknya membuat Dirga terlihat bingung. Ada apa dengan Athana?
"Kamu-"
"Boleh saya keluar? Saya masih ada kelas Biologi sekarang." Serobot Athana lagi. Dan bersiap untuk berdiri.
"Oh, ya sudah. Kamu boleh keluar, besok kita bicara lagi. " Ucap Dirga dan mempersilahkan Athana keluar dari Ruangan Osis.
"Makasih!"
Blam!
"Ternyata dia tau nama gue." Ucap Dirga dengan smirknya.
"Athalanna Sarasvati. Liat aja, gue bakal jadiin diri gue yang terbaik dihati lo."
KAMU SEDANG MEMBACA
Possesive Ketos
Ficção AdolescenteStart. 17/11/17 update gak nentu . don't copy my story!