Athana. Gadis itu masih termenung seraya memikirkan sesuatu, alis matanya pun tak henti-hentinya bergerak ke atas dan kebawah. Sesekali matanya ikut terpejam, deru nafasnya pun juga tak teratur.
"Tumben diem aja. Lagi mikirin apa sih?" Celetuk Farrel, yang sedari tadi berdiri di samping Athana.
"Gak papa." Balas Athana singkat.
"Cerita dong, siapa tau gue bisa bantu." Ujar Farrel.
"Gue cuma kepikiran Dirga aja."
"Kenapa mikirin Dirga? Lo kangen ya?" Ucap Farrel dan tanpa sadar membuat Athana salah tingkah.
"Apa sih! Gue cuma khawatir sama dia. Gak lebih." Sanggah Athana.
"Masa sih? Kok gue gak percaya."
"Tau ah! Farrel nyebelin." Omel Athana seraya memasang ekspresi cemberut.
"Oke, oke. Coba cerita dong ke gue, siapa tau gue bisa bantu." Tawar Farrel.
"Tapi lo jangan bilang siapa-siapa ya." Pinta Athana raut wajahnya kini berubah serius.
"Oke. Ya udah sekarang lo ceritain ada apa sebenernya?"
"Jadi gini Rel. Tiga hari yang lalu itu pas gue pulang dari Cafe Tantenya Ega, tiba-tiba ada cowok yang seenak jidatnya main rangkul gue aja. Gue reflek dong, gue tebas tangan dia. Dan gak lama Dirga dateng tolongin gue. Tapi, dia dihajar sama cowok itu, dan masalahnya gue gak tau cowok itu siapa, karena waktu itu dia nutupin mukanya pakai masker." Jelas Athana panjang lebar.
"Jadi? Itu penyebabnya Dirga gak masuk selama tiga hari ini? Dia habis dihajar sama cowok itu?" Tanya Farrel dan Athana mengangguk.
"Tapi, ada yang lo inget gak sama cowok itu? Ciri fisiknya gitu? Mungkin dia punya bekas luka ditangan atau kaki." Tanya Farrel.
"Kalo gue gak salah liat. Dideket mata sebelah kirinya ada bekas luka sayatan gitu." Jelas Athana seraya mengingat.
"Nah, ya udah lo cari deh. Cowok yang punya luka bekas sayatan kayak gitu."
"Ya kali Rel, emangnya yang punya luka kayak gitu dia doang. Kesel nih gue lama-lama sama lo." Ucap Athana seraya mencubit gemas pipi Farrel.
"Hehehe.. Ya udah mau gimana lagi? Gue kan juga gak tau. Semoga aja luka itu bisa jadi petunjuk buat lo." Terang Farrel dan Athana hanya memgangguk lemah.
"Iya, semoga aja begitu."
"Oh iya, anterin gue yuk Ath. Gue mau ke kelas Juan sebentar." Ajak Farrel.
"Mau ngapain?"
"Udah lah anterin aja. Cuma sebentar kok."
"Janji ya sebentar? Soalnya dikit lagi masuk lho Rel." Ucap Athana seraya melihat arloji putih miliknya.
"Iya janji." Ucap Farrel dan menggiring Athana ke kelas adiknya.
"Duh, pelan-pelan dong Rel jalannya."
***
"Makan yang banyak ya Kino." Ucap Olive kepada hamster miliknya seraya Mengelus lembut bulu hamster itu.
"Kak Olive! Kak Dirga masih nginep dirumah Kak Dito?" Tanya Orlin yang merasa cemas karena Dirga belum juga pulang kerumah. Ia tahu bahwa Dirga sedang menginap, tetapi ini terlalu janggal baginya.
"Kenapa? Kamu kangen?" Tanya Olive tanpa menoleh kearah Orlin, karena dirinya masih fokus mengurus Kino-hamster peliharaannya.
"Bukan itu. Aneh aja gitu, masa nginepnya lama banget sih." Sergah Orlin dan wajahnya menjadi cemberut.
"Mungkin ada sesuatu yang harus Kakak beresin dirumah Dito?"
"Tapi Kan-"
"Shut up Orlin. Itu urusan Kak Dirga, bukan urusan kita. Lebih baik kita jangan ikut campur." Ujar Olive dan pergi meninggalkan Orlin sendiri.
"Pasti ada yang kalian sembunyiin kan dari Orlin!" Teriak Orlin tiba-tiba dan membuat langkah Olive terhenti.
"Kakak pasti tau kan? Apa yang disembunyiin Kak Dirga dari aku?" Ucap Orlin dan berjalan menuju Olive.
"Kalo Kakak gak tau gimana?" Tanya Olive dan kini raut mukanya menjadi serius.
"Bohong. Kakak pasti tau, Kakak harus jujur sama aku. Kakak pasti tau kan apa yang disembunyiin sama Kak Dirga?!" Tanya Orlin.
"Kakak gak-"
"Bohong. Aku tau Kakak bohong." Selak Orlin dan mukanya kini seperti menahan marah.
"Hufft.. Besok, pulang sekolah kita janjian disekolah kamu." Ucap Olive seraya berbalik meninggalkan Orlin.
Orlin yang mengerti ucapan Olive pun kini merasa senang, seraya berterima kasih kepada Kakaknya itu."Makasih Kak Olive!!"
"Sama-sama."
KAMU SEDANG MEMBACA
Possesive Ketos
Teen FictionStart. 17/11/17 update gak nentu . don't copy my story!