31 • Abu-abu

5.4K 157 21
                                    

"Kita balik duluan ya Guys!" Teriak Danang saat berada didalam mobil bersama Geo, Nata, dan Alif. Sedang kan Kavin dan Rendi mengendarai motornya masing-masing.

"Iya. Hati-hati!" Sahut Dirga saat mobil dan motor temannya meninggalkan halaman rumahnya.

Kini hanya tersisa dirinya dan Dito. Karena jarak rumah mereka yang cukup berdekatan, Dito lebih memilih untuk pulang nanti.

"Gue numpang mandi ya. Gerah banget." Ujar Dito saat merasa dirinya sudah penuh dengan peluh keringat, karena tadi Ia sempat ikut bermain basket bersama Kavin, Rendi dan Alif.

"Yaudah sana. Jangan maen aer lho ya." Ingat Dirga seraya terkekeh.

"Lu kira gue anak kecil." Protes Dito seraya masuk kedalam rumah diikuti Dirga dibelakangnya.

Dirga merebahkan dirinya dikasur empuk miliknya, seraya memandang langit-langit kamar. Apa gue jujur aja ya ke Athana soal perasaan gue ke dia? Pikirnya tiba-tiba.

"Selama gue kenal Athana kayaknya gue gak punya kontak dia deh? Kok gue bego si." Ocehnya kepada dirinya sendiri.

Drrrttt... Drrrtt...

"Halo, kenapa?" Tanya Dirga saat mengangkat panggilan telephone.

"......"

Dirga pun mematikan panggilan telephone dari sebrang sana, dan berlari keluar kamar.

"Lo mau kemana Ga? Woi?!" Teriak Dito saat dirinya baru saja keluar dari kamar mandi dan melihat Dirga berlari menuju motornya yang terparkir dihalaman rumah. Dan mulai meninggalkan pekarangan rumah.


                                       ***



"Gue ga salah denger kan?" Tanya Athana kepada Farrel.

Farrel diam. Rasanya ingin dia memeluk Athana saat itu juga, entah kenapa dadanya begitu sesak setelah mengatakan kata-kata tersebut.

"Lupain aja. Gue bercanda." Ucap Farrel dengan senyum paksa dan kembali berjalan. Namun, dicegah oleh Athana.

"Lo pernah bilang kan. Jangan pernah ada perasaan diantara kita, karena kita sahabat." Ujar Athana saat mengingat kata-kata Farrel saat mereka masih SMP.

Farrel memalingkan pandangannya, ada rasa marah saat Athana berkata seperti itu. Walaupun itu adalah kata-katanya.

"Farrel?" Panggil Athana dengan suaranya yang mulai gemetar.

"Gue udah coba Ath. Tapi gak bisa. Karena apa? Karena lo spesial buat gue." Ujar Farrel.

Athana menggelengkan kepalanya.

"Gue suka sama lo dari dulu. Sebelum kita ketemu Arjuna juga gue udah suka sama lo!" Ujarnya lagi.

Athana bungkam, bibirnya gemetar. Matanya pun terasa panas dan berair. Ia menangis.

Bruk

"Nangis aja, toh ga ada yang liat." Ucap Farrel dingin seraya memeluk Athana erat.

Athana merasa tidak nyaman, dirinya mencoba melepaskan dirinya dari pelukan Farrel. Namun sia-sia.

"Farrel lepas." Ucap Athana seraya mendorong dada bidang Farrel.

"Farrel?" Panggilnya lagi.

"Lepas Farrel."

"Lepas-"

"Woi!" Teriak seseorang dari belakang Farrel dan membuat Athana maupun Farrel menoleh.

"Jangan maksa bisa ga? Dia bilang ga mau." Ujar laki-laki itu dan menatap sinis ke arah Farrel.

"Siapa lo?" Tanya Farrel tidak suka.

Namun, bukannya menjawab Ega malah menghampiri Athana dan membawa gadis itu pergi. Athana tidak menolak.

"Tunggu, lo ga bisa main bawa dia pergi gitu aja." Tandas Farrel seraya menahan lengan Athana.

"Lepasin tangan lo. Atau lu mau kita adu otot disini?" Ancam Ega kepada Farrel.

Farrel pun melepaskan tangannya dari lengan Athana, Ia tidak mau mengambil resiko jika harus berkelahi dengan Ega. Jika Juan tahu, Ia akan dimarahi habis-habisan oleh Adiknya itu.

"Gue pulang Ath." Pamit Farrel sedangkan Athana memalingkan wajahnya.

"Lo gak papa?" Tanya Ega khawatir.

"Gak papa." Jawab Athana yang masih memalingkan wajahnya.

"Mau gue anter pulang?" Tanya Ega dan hanya dijawab oleh gelengan kepala.

Ega bingung, dirinya tidak tahu harus berbuat apa. Jika dia meninggalkan Athana dan membiarkan gadis itu pulang sendirian rasanya sangat tidak bagus.

"Ath, mau beli sesuatu yang manis-manis ga?" Tanya Ega kikuk seraya mensejajarkan tingginya dengan tinggi gadis itu.

"Buat apa?" Tanya Athana heran.

"Kan lo lagi sedih Ath, nanti kalo lo makan yang manis-manis. Sedih lo bakal hilang." Jawab Ega ragu-ragu.

"Kalo lo gak mau juga gak papa. Maaf." Ucap Ega lagi saat Athana tidak menjawab ajakannya.

"Gak papa kok. Ayo kita beli es krim." Jawab Athana dengan senyumannya. Lalu, mereka berdua pun berjalan pergi menuju mini market terdekat.

Di lain tempat, seorang laki-laki terlihat sangat gusar sekaligus frustasi. Dirinya berkali  menjambak rambutnya. Kesal, marah, sedih semuanya bercampuk menjadi satu.

"Dokter pasti bohong kan?! Bilang sekali lagi kalo ini cuma bohongan?! Ayo bilang!" Teriak Dirga seraya mengguncang-guncangkan badan sang Dokter.

"Maaf Dirga." Jawab Dokter tersebut seraya pergi meninggalkan Dirga bersama kedua suster yang menemaninya.

Possesive KetosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang