25 • Teman atau Musuh?

6K 287 4
                                    

"Lo siapa?" Tanya seorang laki-laki kepada Athana seraya mengalungkan headphone yang tadi ia pakai di tengkuknya.

Athana yang bingung kini menunjuk dirinya sendiri.

"S-saya?" Tanya Athana dan laki-laki itu hanya mengangguk.

"Saya.. Athalanna." Ucap Athana seraya menunduk malu. Ternyata bukan Dirga yang ada di sana.

"Lo gak capek berdiri terus?" Tanya laki-laki itu dan kembali memasang headseatnya.

"Eh? Oh iya." Ucap Athana salah tingkah dan duduk ditempat duduk terdekat.

"Jangan jauh-jauh Ath. Gue gak bakal gigit lo kok." Ujar laki-laki itu seraya tertawa.

Mendengar ucapan laki-laki itu seketika membuat Athana teringat dengan Dirga, kata-kata yang persis Dirga ucapkan saat pertama kali bertemu dengannya.

Athana pun bangun dari tempat duduknya, dan duduk disebelah laki-laki yang sama sekali tidak ia kenal ini. Risih? Itu pasti. Athana pun sedikit mengambil jarak dengan laki-laki itu.

"Oh iya, kenalin nama gue Ardias. Lo panggil gue Dias aja." Ujar Dias memperkenalkan diri.

"Lo Athalanna kelas 12 yang juga ketua Paskibra kan?" Tanya Dias seraya menatap penuh kearah Athana.

"Iya. Kalo lo?"

"Gue kelas 12 juga dan anggota Taekwondo." Jawab Dias seraya tersenyum.

"Oh. Lo dari kelas Ipa atau Ips?" Tanya Athana lagi.

"Ipa. Sekelas sama Dirga." Jawab Dias dan membuat Athana hampir saja berteriak kecil saking kagetnya. Namun, Ia mencoba bersikap biasa saja.

"Oh." Jawab Athana dan memalingkan mukanya.

"Lo pacarnya Dirga ya?" Tanya Dias dan kali ini pandangannya teralihkan oleh benda pipih yang berada ditangannya.

"A-apa?! E-nggak lah! Siapa juga yang pacaran sama Dirga." Jawab Athana tergagap. Pertanyaan Dias yang satu ini sungguh tidak terduga.

"Oh. Kirain pacarnya, apa jangan-jangan pacarnya Dirga itu Zalea ya? Bukan elo?." Ujar Dias bingung.

"Zalea?!" Tanya Athana heran. Dan menatap Dias serius.

"Eh-Gak tau juga sih gue. Tapi mereka akhir-akhir ini deket banget, makanya gue pikir mungkin Zalea pacaran sama Dirga. Tapi? Apa iya mereka beneran pacaran?" Ujar Dias bingung, sedangkan Athana hanya diam seraya menundukan kepalanya.

Suasana kini menjadi sunyi, hanya ada suara jam yang berdentang dan juga kertas-kertas yang tertiup oleh angin luar jendela.

"Athana, lo ngapain ke Ruang Guru?" Tanya Dias setelah lama bungkam.

"Eh?! Oh iya gue mau latihan Matematika sama Bu Asni untuk Olimpiade." Ucap Athana dirinya sendiri pun sampai lupa dengan tujuannya ke Ruang Guru saat ini.

"Bu Asni? Guru Matematika yang itu?" Tanya Dias dan dijawab anggukan oleh Athana.

"Dia kan udah balik dari tadi. Emang lo gak tau?" Ujar Dias dan membuat mata Athana membulat sempurna.

"Hah?! Balik?! Kenapa?! Kapan?!" Tanya Athana dan kini wajahnya terlihat panik.

"Ada urusan katanya. Tadi, sekitar jam 3." Jawab Dias.

"Kok gue gak dikasih tau sih?"

"Lah mana gue tau. Kok nanya sama gue sih." Jawab Dias dan menatap bingung Athana.

"Lo sendiri kenapa diruang guru?" Tanya Athana kepada Dias.

"Nungguin Dirga-" Jawab Dias dan seketika itu juga seseorang masuk kedalam Ruang Guru.

"Dias ayo balik." Ucap Laki-laki yang baru saja masuk kedalam Ruang Guru.

"Eh, itu dia Dirga. Gue balik duluan ya Athana. Oh, iya mulai hari ini lo sama gue jadi partner buat Olimpiade, lo Matematika dan gue Ipa." Ucap Dias dan berjalan menghampiri Dirga.

Dirga yang melihat didepan sana adalah Athana pun hanya diam, seolah dirinya tidak mengenal perempuan itu.

Begitu pula dengan Athana, ia hanya bisa diam seraya membuang muka. Dan merutuki dirinya sendiri.

"Ayo balik." Ajak Dias dan pergi meninggalkan Ruang Guru bersama Dirga.

"Dia bukannya cewek yang lo suka Ga?" Tanya Dias dengan nada menggoda. Saat mereka sudah keluar dari Ruang Guru.

"Bukan." Jawab Dirga acuh. Tanpa sedikit pun menoleh ke arah lawan bicaranya.

"Masa? Padahal dia manis lho. Sayang kan kalo cewek semanis Athana gak lo tembak dari sekarang? Nanti ada yang rebut, lo nangis lagi Hahaha..." Ledek Dias seraya terbahak. Sedangkan Dirga yang mendengar itu hanya berdecak sebal.

"Gue serius lho Dirga."

"Apa?" Tanya Dirga kepada Dias, sedangkan Dias tersenyum lebar seraya berkata. "Gak papa."

                                 ***

"Sial! Sial! Kenapa gue harus ketemu Dirga coba?! Kesel! Kesel! Kesel!" Oceh Athana kesal seraya menghentak-hentakkan kakinya.

"Kenapa sih Dek? Kesel mulu bawaannya." Tanya Chandra kepada adiknya. Ia rasa adiknya itu kesal karena sedang mengalami menstruasi, dan membuat mood-nya itu naik turun.

Bukannya menjawab pertanyaan Kakaknya, Athana justru menatap sinis Chandra.

"Kok jadi sinis sih sama Kakak?" Tanya Chandra tidak terima dengan lirikan sinis adik perempuannya itu.

Athana pun merebahkan diri disofa, tidak peduli oleh omelan Kakaknya itu yang menyuruhnya untuk segera mengganti seragamnya dengan kaus.

"Kak, Kakak pernah suka sama orang?" Tanya Athana dan membuat Chandra sedikit terkejut.

"Pernah. Emangnya kenapa?" Tanya Chandra dan menatap bingung adiknya. Apa jangan-jangan adiknya itu sedang mengalami yang namanya jatuh cinta?

"Gak papa. Tapi, kenapa sampe sekarang Kakak belum punya pacar?" Tanya Athana dan membuat raut wajah Chandra seketika menyuram.

"Gak ada yang mau sama Kakak, Dek." Jawab Chandra sarkastik seraya memegang dadanya.

"Gak usah drama deh Kak." Omel Athana seraya mencubit Kakaknya itu.

"Aduh.. Iya iya maaf." Ucap Chandra.

"Emangnya kamu kenapa tanya gituan ke Kakak? Kamu lagi suka sama orang atau apa?" Tanya Chandra dan seketika membuat pipi adiknya itu memerah.

"Kakak mau tau aja!" Ucap Athana seraya menatap sadis Kakaknya.

"Kamu lagi PMS ya, Dek?" Tanya Chandra heran dengan sikap adiknya yang sedikit aneh ini.

"Kata siapa?! Aku enggak lagi PMS tau!"

Mendengar ucapan Athana, Chandra hanya bisa menghembuskan nafasnya. Dan akhirnya pergi meninggalkan Athana sendiri.

"Jangan lupa ganti baju terus makan." Ingat Chandra seraya berjalan ke arah dapur.

"Iya Kakak!" Jawab Athana setengah kesal.

"Sejak kapan Dirga dekat sama si Dias? Perasaan gak pernah liat mereka kemana-mana bareng. Apa tadi cuma kebetulan aja Dias nungguin Dirga?" Tanya Athana dalam hati.

"Akhhh biarin lah! Buat apa sih gue mikirin begituan. Keseeeel!!!" Teriak Athana frustasi dan membuat Kakaknya yang mendengar teriakannya itu mengomelinya.

"Berisik Athana! Cepet ganti baju sana, jangan sampe Kakak jewer ya kamu!"

"Mampus gue!" Bisik Athana dan berlari secepat mungkin menuju kamarnya.

Possesive KetosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang