"Dirga?"
Buru-buru Athana menyeka air matanya yang masih tersisa, tidak ingin Dirga mengetahui bahwa dirinya habis menangis.
"Gak usah ditutup-tutupin, gue tau lo abis nangis." Ucap Dirga dan membuat Athana berhenti menyeka air matanya.
"Kenapa nangis? Ada masalah?" Tanya Dirga seraya duduk disamping gadis berkuncir kuda tersebut.
Athana menggeser duduknya, tidak nyaman bila harus duduk berdekatan dengan Dirga.
"Bukan urusan lo." Ucap Athana dan memalingkan wajahnya.
Dirga menghembuskan nafasnya, dan mencoba untuk berbicara dengan Athana lagi.
"Udah makan?" Tanya Dirga lembut.
"Bukan urusan lo."
"Nanti lo sakit kalo gak makan."
"Bukan urusan lo."
"Athana-"
"Bukan urusan lo Dirga!" Teriak Athana dengan air mata yang susah payah ia tahan, mencoba agar tidak keluar.
"Pergi." Usir Athana kepada Dirga. Dirinya sudah kalap kali ini.
"Pergi Dirga." Usir Athana sekali lagi. Namun, Dirga tetap diam tak bergeming.
"Gue bilang pergi ya pergi Dirga!" Bentak Athana dan kali ini sudah tidak bisa menahan tangisnya.
Dirga diam. Ia tidak bisa meninggalkan Athana saat gadis itu bersedih. Dan lagi, Arjuna sudah berpesan kepadanya untuk selalu disamping Athana jika gadis itu sedang sedih.
"Lo denger gak sih?! Pergi Dirga!" Bentak Athana seraya terus menerus mendorong tubuh Dirga agar segera pergi.
"Gue sedih liat lo kayak gini Athana." Ucap Dirga dalam hati. Bahwa tanpa sadar dirinya merasakan kesedihan yang Athana rasakan saat ini.
"Pergi Dirga! Per-"
Grep..
Athana seketika diam, ketika Dirga mulai memeluknya.
"Tolong, jangan nangis lagi."Bisik Dirga saat dirinya memeluk Athana.
"Hati gue sedih liat lo terus-terusan nangis. Tolong, jangan nangis lagi Athana."
Athana diam. Dirinya tidak bisa menolak pelukan yang Dirga berikan, pelukan ini seperti pelukan Arjuna. Hangat dan nyaman.
Tanpa Athana sadari, dirinya sudah membalas pelukan Dirga dan menenggelamkan wajahnya di dada bidang milik Dirga.
Bagaimana dengan Dirga? Tentu saja laki-laki itu kaget melihat reaksi Athana yang ternyata membalas pelukannya. Padahal, ia memeluk Athana supaya gadis itu bisa lebih tenang dan kesedihannya tidak akan berlanjut.
"Udah tenang?" Tanya Dirga seraya melepaskan pelukannya.
"Hmm.."
"Mau minum?" Tanya Dirga seraya menyerahkan sebotol air mineral yang tadi ia bawa.
"Enggak. Makasih." Ucap Athana dan kali ini wajahnya terlihat menunduk.
"Gue punya sesuatu buat lo." Ucap Dirga seraya merogoh saku celananya.
"Ini." Ucapnya seraya memberikan sebuah kotak kecil kepada Athana. Dan Athana pun menerima kotak kecil tersebut.
"Sebenernya itu dari Arjuna buat lo. Kata dia untuk kasih ini pas hari ulang tahun lo." Jelas Dirga dan membuat Athana kaget.
"Kapan dia kasih ini ke elo?"
"Seminggu yang lalu. Sebelum Dia meninggal."
"Kenapa?" Tanya Athana dengan wajah sedihnya. Seraya meremas kotak kecil tersebut.
"Apa?" Tanya Dirga tidak mengerti dengan pertanyaan Athana.
"Kenapa dia kasih kado ke gue, kalo dianya aja gak ada? Buat apa Ga?"
"Athana tenang."
"Tapi Ga?"
"Tenang Athana! Lo gak boleh terus-terusan kayak gini. Juna pasti sedih dan jujur, dia gak mau liat lo sedih kayak gini." Nasihat Dirga. Mau tidak mau ia harus menasihati Athana agar tidak terus bersedih dan meratapi Arjuna yang jelas-jelas sudah tidak ada.
"Lebih baik lo ke kelas ya, sekalian gue anter." Ucap Dirga dan mengantar Athana untuk kembali ke kelasnya.
***
"Makasih Ga. Gue minta maaf untuk yang tadi ya, karena udah jadiin lo pelampiasan kemarahan gue." Ucap Athana meminta maaf.
"Hahaha... Gak papa kok santai aja. Btw muka lo imut kalo lagi nangis haha.. " Ucap Dirga seraya terkekeh.
"Gak lucu tau!" Omel Athana seraya memukul bahu Dirga.
"Iya-iya maaf. Ya udah ya gue ke kelas dulu. Bye.."
"Bye.. "
"A-Tha-Na." Panggil Sania yang kini sudah berada disamping Athana.
"Sania? Kenapa?manggil gue?"
"Gak papa. Cuma mau manggil aja, ngomong-ngomong lo abis sama si Dirga? Tanya Athana saat tidak sengaja melihat Athana kembali ke kelas bersama Ketua Osis tersebut.
"Iya."
"Beneran? Lo udah gak takut sama dia?" Tanya Sania heboh, bahwa setahu dia Athana takut dengan Dirga.
"Bukan takut, cuma risih." Koreksi Athana dan berjalan ke tempat duduknya.
"Sama aja. Tunggu Athana." Ucap Sania seraya menyusul Athana.
"Apa sih San?"
"Tapi lo udah gak takut sama dia kan?"
"Risih Sania. Bukan takut."
"Sama aja Athana."
"Iya-iya."
"Jadi beneran lo masih takut sama dia? Tapi kenapa lo bisa balik berduaan gitu sama dia?"
"Rahasia."
KAMU SEDANG MEMBACA
Possesive Ketos
Teen FictionStart. 17/11/17 update gak nentu . don't copy my story!