11 • Kejadian Sebenarnya

15.5K 785 6
                                    

"Udah. Gue duluan ya San, bye.. "

"Iya bye.."

"Athana mau kemana San?" Tanya Devi tiba-tiba tepat dibelakang Sania. Dan membuat Sania terkejut.

"Devi ikh, ngagetin aja."

"Athana mau ke toko buku sama Juna. Kenapa? Lo mau ikut?" Tanya Sania.

"Jadi nyamuk gue kalo ikut."

"Tuh tau."

"Urusin tuh Juan lo. Di gantung mulu, di tembak enggak." Ledek Devi dan tentu saja membuat Sania malu.

"Hufft... Namanya juga Juan, gak peka."

Devi pun hanya tertawa mendengarnya sesekali meledeki temannya itu.


                            ***


"Gue duluan ya Dev. Bye..." Ucap Sania seraya melambaikan tangannya ke arah Devi. Karena rumah mereka berbeda arah, mereka pun hanya bisa pulang bersama hanya sampai jalan besar menuju sekolah dan selebihnya pun berjalan kearah rumah masing-masing.

"Bye Sania. Hati-hati dijalan." Ingat Devi dan mekanjutkan perjalanannya. Baru saja ia ngin menyebrang, ia melihat seorang laki-laki yang sangat ia kenali.

Itu Arjuna.

Baru saja ia ingin menghamipiri Arjuna yang sedang menyebrang. Namun, tiba-tiba sebuah mobil sedan berwarna hitam melaju dengan kencang. Ke arah Arjuna.

"Arjuna?!" Teriak Devi kencang seraya berlari menghampiri Arjuna, mencoba menyelamatkannya

Brugh...

Terlambat. Arjuna kini sudah terkapar bersimbah darah.

"Ju-juna?" Ucap Devi tergagap dengan air mata yang sudah mengalir.

Orang-orang pun mulai berdatangan melihat ada seseorang yang tertabrak, sedangkan si penabrak sudah pergi entah kemana.

Devi pun berlari menghampiri Arjuna, dan sesekali meneriaki nama Arjuna.

"Juna?! Arjuna?! Juna bangun!" Teriak Devi seraya menggoyang-goyangkan tubub Arjuna.

"Juna bangun!"

Tidak ada jawaban dari Arjuna.

Orang-orang sekitar pun mulai panik seraya mencoba memanggil ambulans, ambulan pun datang. Arjuna pun segera dibawa kerumah sakit terdekat.



                             ***



"Jun, bangun Jun?" Panggil Devi saat Arjuna sudah berada dirumah sakit dan kini ia segera dibawa keruang operasi.

"Maaf, Mba tidak boleh masuk." Ucap salah satu suster dan menahan Devi untuk tidak masuk kedalam ruang operasi.

"T-tapi suster,"

"Maaf, tidak boleh." Ucap Suster tersebut dan segera menutup pintu ruang operasi.

"Tolong suster. Ijinin saya masuk. Suster, buka pintunya. Ijini saya masuk!" Teriak Devi seraya terus mengetuk pintu ruang operasi.

"Hiks... Juna? Kenapa Jun? Kenapa?!"

Possesive KetosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang