27 • Dirga Dan Pilihannya

7.2K 301 16
                                    

"Ath!" Panggil Dias dengan wajah sumringahnya melihat Athana berjalan ke arahnya. Dengan balutan kemeja dan celana hitam panjang, Athana seperti terlihat perempuan tomboy.

"Beda banget lo ya kalo di sekolah sama di luar." Ujar Dias seraya terkekeh, membuat Athana mendelik sebal.

"Yaudah ke bioskop aja yuk sekarang nanti keburu rame." Ucap Dias seraya menggandeng tangan mungil Athana. Dan membuat dirinya gugup.

"Umm.. Dias, gue boleh tanya sesuatu gak?" Tanya Athana gamang. Ada kemungkinan Dias tidak akan menjawab pertanyaannya.

"Kenapa? Tanya aja." Balas Dias dengan wajah yang masih tersenyum.

"Itu.. Kata lo kemaren, Dirga hari ini pergi kan? Kalo boleh tau pergi kemana?" Tanya Athana ragu, seraya menundukan wajah.

"Oh.. Itu. Hmmm, Dirga pergi ke rumah sakit. Nyokapnya dirawat." Ujar Dias, walaupun sebenarnya Dirga melarang dirinya untuk tidak memberitahu siapa-siapa soal ini. Termasuk kepada Athana.

"Di rawat?! Ibunya Dirga? Kok bisa?" Tanya Athana kaget. Pasalnya Ia tidak tahu apa-apa soal ini.

"Entah. Dirga cuma bilang ibunya dirawat ke gue." Ujar Dias dan membuat Athana bingung sekaligus khawatir.

                                ***

"Lin, kamu gak papa kan Kakak tinggal?" Tanya Dirga kepada adiknya.

"Gak papa, kan nanti Kak Olive bakal pulang dari rumah Tante Alda." Ujar Orlin kepada Kakaknya.

"Ya udah, tapi kalo ada apa-apa telpon Kakak aja ya, Bye..." Pesan Dirga dan berjalan pergi meninggalkan Orlin.

"Siap bos!" Ucap Orlin dengan memberi hormat. Sedangkan Dirga hanya tersenyum mendengarnya dan menuju mobil berwarna hitam yang terparkir.

"Hati-hati di jalan Kak Dirga!" Teriak Orlin seraya melambaikan tangan.

"Iya!" Balas Dirga dan melajukan mobilnya keluar dari pekarangan rumah.

Sesampainya di rumah sakit, Dirga pun menuju kamar Ibunya yang sedang dirawat. Tidak disangka ada Lyssa- saudaranya.

"Hai Mah, Hai Lys." Sapa Dirga seraya mencium kedua pipi Mamahnya.

"Hai Ga. Lama gak ketemu, gimana kabar lo?" Tanya Lyssa kepada Dirga.

"Baik kok, elo gimana? Kok gak bilang-bilang kalo mau kesini?" Tanya Dirga seraya membuka kotak makanan yang terdapat di nakas.

"Baik juga kok. Maaf mendadak, soalnya kemarin gue baru dapet kabar kalo Mamah lo sakit. Dan kebetulan disitu gue baru pulang dari Lombok jadi langsung aja kesini." Ujar Lyssa seraya tersenyum kepada Tantenya itu.

"Oh iya, Lyssa mau makan apa? Biar Dirga beliin dikantin rumah sakit." Tawar Mamahnya Dirga, dan Lyssa pun menerimanya.

"Ya udah Ga, anterin Lyssa ke kantin ya. Mamah gak papa kok sendiri disini."

"Beneran? Gak papa?" Tanya Dirga meyakinkan Mamahnya.

"Gak papa, kamu kesana aja."

"Ya udah Dirga ke kantin dulu sama Lyssa. Ayo Lyss lo pasti laper kan." Ujar Dirga dan membawa Lyssa ke kantin rumah sakit.

"Dirga?" Panggil Lyssa kepada Dirga dan membuat laki-laki itu menoleh ke arahnya.

"Iya?" Jawab Dirga merasa namanya di panggil seraya menoleh ke arah Lyssa.

"Setelah lulus sekolah nanti. Kuliah bareng gue ya?" Ucap Lyssa dan membuat Dirga bingung.

"Itu.. Gue gak tau bisa apa nggak-"

"Kenapa?!" Tanya Lyssa memotong ucapan Dirga.

"Gue ga bisa ninggalin Mamah sendiri disini, walaupun masih ada Olive sama Orlin disini." Ujar Dirga dan memang inilah keputusannya.

"Tapi Ga, bukannya dulu lo bilang pengen kuliah bareng gue." Ujar Lyssa kepada Dirga.

"Kita bakal kuliah barengkan di Sydney?" Tanya Lyssa seraya menggenggam erat tangan saudaranya itu.

"Maaf Lyss. Gue gak bisa, mungkin kalo ada waktu gue bakal main aja kesana." Ucap Dirga seraya tersenyum kecut.

Lyssa pun hanya bisa menunduk. Ia pun sudah tidak bisa berbuat lebih, karena inilah pilihan Dirga.

"Lyssa?" Panggil Dirga kepada Lysaa, dan membuat saudaranya itu mengangkat kepalanya.

"Sampai disini aja ya perasaan lo. Gue gak mau perasaan lo ke gue makin jauh. Kita saudara Lyss." Ujar Dirga seraya tersenyum. Dan membuat Lyssa menangis.

Ternyata perasaannya ini tidak pernah mendapatkan balasan. Lyssa memang tahu bahwa kejadian seperti ini akan terjadi, tapi dirinya tidak mau menyerah. Karena ia berpikir kalau bukan saudara sebenarnya ia pasti dapat bersama dengan Dirga. Namun,  justru sebaliknya.

"Maaf Lyssa." Ucap Dirga seraya memeluk saudara perempuannya itu.

                                ***

"Gimana filmnya? Seru kan?" Tanya Dias kepada Athana. Namun yang ditanya justru hanya diam dengan tatapan kosongnya.

"Ath? Lo gak enak badan?" Tanya Dias seraya menempelkan tangan kirinya didahi Athana.

"Oh-eh gak papa kok." Balas Athana tergagap.

"Yakin? Gak papa?" Tanya Dias meyakinkan.

"Beneran kok gak papa, tadi cuma kurang fokus aja." Ucap Athana bohong. Sebenarnya ia masih memikirkan perkataan Dias tadi, bahwa Ibunya Dirga dirawat. Dan itu membuatnya kepikiran, apa Dirga baik-baik saja.

"Dias, gue balik duluan ya. Gue nanti ada bimble." Ucap Athana bohong kepada Dias dan berjalan pergi meninggalkan Dias.

"Eh-Ath?! Ath?!" Panggil Dias.

"Makasih ya Dias buat filmnya! Seru kok filmnya, gue pergi duluan ya!" Ucap Athana dan berlari meninggalkan Dias.

"Gue harus ke tempat Dirga sekarang!" Batin Athana.

Athana pun mengeluarkan ponsel dari saku celananya, dan mencoba menghubungi Juan.

"Pake gak di angkat segala lagi!" Racau Athana saat ia mencoba menelpon Juan, namun tidak diangkat sama sekali. Ia pun juga merutuki dirinya yang sama sekali tidak mempunyai kontak Dirga.

"Gue harus kemana coba?" Tanya Athana kepada dirinya sendiri. Dan berlari tanpa tahu arah dan tujuan.

                               ***

"Ya udah Mah kalo gitu Dirga pulang dulu ya ke rumah." Pamit Dirga kepada Mamahnya itu.

"Iya, hati-hati ya. Lyssa juga hati-hati ya." Pesan Helga kepada anaknya dan keponakannya itu.

Mereka berdua pun keluar dari kamar dan berjalan menuju pintu keluar rumah sakit.

"Yakin nih gak dianter?" Tanya Dirga kepada Lyssa, pasalnya saudaranya itu bilang ia akan pulang menggunakan taksi saja.

"Iya, gue pulang naik taksi aja." Jawab Lyssa.

"Dirga?" Panggil Lyssa dan membuat Dirga menoleh ke arahnya.

Cup.

"Makasih ya. 3 bulan lagi gue bakalan berangkat ke Sydney. Jaga diri lo baik-baik ya disini." Ucap Lyssa, Dirga pun hanya tersenyum mendengarnya.

"Bye.. " Ucap Lyssa dan pergi dari hadapan Dirga.

Melihat kepergian Lyssa, sedikit membuat hati Dirga sakit. Mungkin dirinya merasa simpati terhadap perasaan Lyssa terhadap dirinya.

"Hati-hati Lyss. Maaf, karena sekarang ada perasaan yang gue jaga sekarang. " Bisik Dirga.

Possesive KetosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang