"Athana! Juna kecelakaan!"
Bagaikan disambar petir disiang bolong. Athana hanya diam mendengarnya, apa Devi bercanda dengan perkataannya? Jelas-jelas Arjuna saat ini sedang bersamanya.
"Jun-"
Tidak ada Arjuna disana. Tidak ada Arjuna yang tadi duduk disana bersamanya.
"Juna?!" Panggil Athana seraya mengedarkan pandangannya ke sekeliling.
"Juna, lo dimana?!"
"Juna?! Jangan bercanda, ini gak lucu Juna?!"
"Arjuna?!"
Nihil. Tetap saja, sekencang apapun Athana memanggil. Arjuna tetap tidak ada.
Tanpa pikir panjang lagi, Athana pun bergegas pergi kerumah sakit yang sudah Devi kirim alamatnya.
Dirinya cemas sekaligus takut. Apa benar yang dikatakan Devi itu serius? Arjuna kecelakaan? Kapan? Dimana?
Sesampainya dirumah sakit Athana pun langsung mencari keberadaan Arjuna yang saat ini berada diruang operasi.
"Devi?! Dimana Juna?!" Tanya Athana panik saat melihat Devi dan beberapa orang menunghu didepan kamar operasi.
"Athana tenang. Juna ada didalam." Ucap Devi seraya menenangkan Athana.
Beruntung kali ini Athana bisa mengontrol emosinya, dan kini pun ia lebih memilih duduk dan berdoa agar Arjuna diberi keselamatan.
Selama 3 jam Athana menunggu diluar kamar operasi, begitu pun dengan keluarga Arjuna. Adel- adik Arjuna pun sudah menangis dipelukan Ayahnya.
Kini, orang-orang hanya bisa berdoa untuk keselamatan Arjuna.
Cklek.
Pintu kamar operasi terbuka dengan seorang pria paruh baya keluar dari ruangan tersebut.
"Dokter, anak saya gimana keadaannya Dok?" Tanya Mamah Arjuna dengan air mata yang sudah membanjiri pipinya.
"Gimana keadaan Juna Dok?" Timpal Ayah Arjuna.
"Mohon maaf, anak ibu tidak bisa diselamatkan. Kami sudah berusaha, tetapi Tuhan berkehendak lain." Jelas Dokter tersebut dan tentu saja membuat kedua Orang Tua Arjuna menangis mendegarnya.
Athana pun sudah menangis dipelukan Devi, ia tidak percaya apa yang barusan dokter itu katakan. Apa benar Arjuna pergi secepat ini? Arjuna baru saja pergi dengannya ke toko buku, tidak mungkin ia meninggal.
"Dokter bohong kan? Arjuna gak mungkin meninggal kan Dok?" Ucap Athana disela-sela tangisnya seraya memegang erat jas dokter tersebut.
"Maaf, tapi ini sudah kenyataannya. Teman anda sudah tiada."
"Dokter bohong! Gak mungkin Juna meninggal! Juna masih hidup Dokter."
"Dokter lakuin sesuatu. Juna gak boleh meninggal sekarang Dokter.." Teriak Athana dan jatuh duduk dilantai dengan air mata yang sudah mengalir deras. Ia masih tidak rela jika Arjuna harus meninggal secepat ini.
"Juna gak boleh mati Dokter! Gak boleh!!"
"Athana, tenang Athana." Ucap Devi seraya membantu Athana berdiri.
"Devi, Juna gak boleh mati Dev."
"Tenang Athana, kalo lo nangis kayak gini Juna bakalan sedih liatnya."
"Devi? Juna dimana?" Panggil Sania saat baru saja sampai di rumah sakit dengan Farrel.
"Juna udah gak ada San." Ucap Devi parau. Dan membuat Sania kaget dan tak lama kemudian pun menangis. Begitu pun Farrel, ia sangat terkejut mendegarnya.
***
Sudah seminggu semenjak Arjuna tiada, teman-teman dan guru-guru pun merasa kehilangan.
Athana pun begitu, sikapnya menjadi lebih dingin dari biasanya. Ia masih tidak percaya dengan kepergian Arjuna yang begitu cepat.
Setiap hari ia selalu bersedih, walaupun Devi, Sania, Farrel dan beberapa teman yang lain sudah mencoba menghiburnya tapi tetap saja tidak ada lagi tanda-tanda keceriaan dari wajah Athana.
Tidak ada lagi Athana yang periang, tidak ada lagi Athana yang ceroboh, tidak ada lagi Athana suka menebar senyum. Kali ini hanya ada Athana yang dingin.
Orang Tuanya pun sudah berusaha agar Athana mengikhlaskan kepergian Arjuna. Namun, Athana tidak mau mengikhlaskannya begitu saja, ia percaya Arjuna masih hidup. Arjuna masih diberada ditoko buku disana.
"Athana, makan bareng dikantin yuk?" Ajak Sania kepada Athana yang saat ini sedang sibuk membaca bukunya.
Bukannya menjawab, Athana lebih memilih menghiraukan ajakan Sania.
"Athana, lo belum makan kan dari pagi? Ayo makan, nanti sakit. Juna gak mau liat lo sakit Athana." Timpal Devi.
"Ayolah Than. Juna itu udah meninggal, lo harus percaya itu. Sampe kapan lo mau kayak gini terus? Percaya Juna masih hidup dan masih ditoko buku sana." Ucap Devi yang sudah tidak tahan dengan sikap Athana yang seolah-olah mengatakan Arjuna itu masih hidup.
"Juna emang masih hidup Devi, dia nemenin gue ke toko buku waktu itu. Dan sekarang dia masih disana!"
Murid-murid yang mendengar suara gaduh pun langsung melihat ke arah sumber suara. Dan mulai berbisik-bersisik.
"Dev, udah Dev. Mungkin Athana butuh waktu, dia pasti ngerti kok Dev." Ucap Sania dan menggiring Devi untuk pergi kekantin bersamanya. Dan meninggalkan Athana dikelas.
"Kenapa semua orang bilang kalo Juna itu udah meninggal? Juna itu masih hidup! Seminggu yang lalu dia nayatain perasaannya sama gue dan itu nyata banget. Gak mungkin Juna meninggal! Gak mungkin!" Gumam Athana dan lebih memilih pergi keatap sekolah untuk menenangkan pikirannya.
"Athana?" Panggil seseorang kepada Athana saat dirinya tengah duduk diatas atap sekolah. Athana menoleh, dan..
"Dirga?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Possesive Ketos
Novela JuvenilStart. 17/11/17 update gak nentu . don't copy my story!