28 • Pelukan Kerinduan

7.7K 319 12
                                    

Dirga masuk ke dalam mobilnya yang terpakir di basement rumah sakit. Menyalakan mesin, dan mulai keluar dari area rumah sakit.

Baru saja ia keluar beberapa meter dari area rumah sakit. Dirinya melihat Athana sedang berdiri seraya terus mencoba menelepon seseorang.

"Itu Athana? Ngapain dia di situ?" Tuanya Dirga kepada dirinya sendiri.

Dirga pun memarkirkan mobilnya di sisi kiri jalan. Dan melihat Athana melalui kaca spion mobilnya.

Melihat Athana tiba-tiba berlari menuju rumah sakit, membuat Dirga bingung sekaligus heran.

Dan dengan terpaksa ia pun keluar dari dalam mobil. Baru saja dirinya hendak memanggil Athana, namun seorang laki-laki sudah meneriaki gadis itu terlebih dahulu.

"Dias?" Gumam Dirga bingung.

Dias pun menghampiri Athana dan menarik tangan gadis mungil tersebut.

"Ayo balik. Dirga gak ada di sini." UcapDias yang masih bisa di dengar oleh Dirga.

"Tunggu- Dias." Ucap Athana mencoba melepaskan tangannya dari pegangan Dias.

"Ayo balik-" Ucapan Dias terpotong saat Dirga mencoba melepaskan tangannya yang sedari tadi menarik-narik tangan Athana untuk pergi.

"Lepasin Athana. Gue yang bakalan bawa balik dia." Ucap Dirga dingin kepada Dias. Entah kenapa ia sama sekali tidak suka dengan perlakuan Dias kepada Athana.

"Gak. Athana bakal balik bareng gue." Ucap Dias yang tak kalah dingin dari Dirga.

"Oh ya? Cih, Ayo Ath. Kita balik sekarang!" Ucap Dirga remeh dan menarik Athana menuju mobilnya, tidak ada penolakan dari gadis itu.

"Tunggu Ga! lo gak bisa main bawa dia gitu aja." Protes Dias dan mencekal tangan Dirga.

Namun, Dirga menepis tangan Dias kasar dan menatap kesal laki-laki di hadapannya itu.

"Dari awal gue udah tau niat busuk lo ke Athana. Selama ada gue di sampingnya, gue saranin lo jangan berbuat macem-macem ke dia." Ucap Dirga dan menuju ke arah mobilnya, begitu pun dengan Athana yang hanya bingung dengan percekcokan antara Dirga dan Dias.

        

                                 ***


"San, ke toko buku yuk?" Ajak Juan kepada Sania dan Sania hanya mengangguk. Mereka pun melangkah masuk ke dalam toko buku.

"Lo mau buku apa? Gue beliin." Tawar Juan seraya memegang beberapa buku yang sepertinya akan ia beli.

"Boleh nih? Ya udah gue ambil novel ini aja." Ucap Sania dan mengambil novel tentang cinta remaja.

"Juan, baca novel ini deh. Seru tau, gue yakin lo pasti suka." Ucap Sania seraya menunjukan novel bersampul oranye kepada Juan.

Juan yang melihat novel tebal di hadapannya itu mulai terlihat bingung.

"Ada apa?" Tanya Sania penasaran.

"Gimana ya, gue gak begitu suka novel. Gue lebih suka baca komik San. Sorry ya." Ucap Juan tak enak kepada Sania, dan gadis itu pun terlihat sedikit cemberut.

"Ya udah deh gak papa." Ucap Sania lesu.

"Tapi," Ucap Juan terhenti.

"Tapi apa?" Tanya Sania bingung dan menatap ke arah Juan.

"Tapi kalo bacanya berdua sama lo, gue mau." Ucap Juan seraya tersenyum manis. Dan tentu saja membuat Sania salah tingkah.

"Apa sih. Bikin gue deg-degan aja." Ucap Sania seraya menutup mukanya dengan novel yang ia pegang.

"Bercanda kok hahaha. Sini novelnya, biar gue beli. Seberapa serunya sih nih novel sampe bikin lo berbinar kayak tadi." Ucap Juan dan mengambil novel yang ada di tangannya dan berjalan menuju kasir.

Sania yang melihat sikap Juan pun hanya bisa mendecak sebal. Ia pikir Juan serius dengan perkataannya.

"Ngeselin lo." Pekik Sania dan Juan hanya memeletkan lidahnya. Dan tentu saja membuat Sania semakin kesal.

"Lo imut deh kalo lagi kesel." Ucap Juan tiba-tiba dan seketika membuat Sania malu.

Pasalnya ucapan Juan tadi tidak hanya di dengar oleh dirinya, melainkan para pengunjung yang berada di toko buku tersebut.

                               ***

Suasana hening kini menyelimuti diri Athana dan juga Dirga. Setelah insiden tadi, tidak ada suara yang keluar dari mulut mereka sedikit pun.

Athana yang gelisah hanya bisa memainkan jari-jarinya, dan sesekali menggigit kuku-kukunya.

"Jorok. Kuku tuh jangan di gigitin." Ucap Dirga dan seketika membuat Athana tersentak.

Athana terdiam, takut-takut ia melirik Dirga yang berada di sampingnya.

"Jangan berurusan sama Dias lagi." Ucap Dirga yang masih fokus menyetir. Tanpa menoleh sedikit pun ke arah Athana.

"Denger gak?" Tanya Dirga dan melirik ke arah Athana.

Athana yang mendengar ucapan Dirga pun hanya bisa mengangguk pelan.

"Dirga?" Panggil Athana gamang dan Dirga hanya berdeham menjawabnya.

"Lo kenapa?" Tanya Athana dan berusaha menatap Dirga.

"Kenapa apanya?" Tanya Dirga balik yang tidak mengerti maksud perkataan Athana.

"Sikap lo be-beda. Gak kayak biasanya." Ucap Athana dan mencoba menstabilkan deru nafasnya. Saat ini ia merasa tenggorokannya tercekat.

"Salah ya? Kalo gue peduli sama lo." Ucap Dirga dan seketika membuat Athana menunduk. Tidak tahu harus menjawab apa.

"Turun. Kita udah sampe." Ucap Dirga dan membuat Athana tersentak kaget. Dan melihat ke arah kaca mobil.

"Ini di mana Ga? Bukannya tadi mau balik?" Tanya Athana bingung. Bukannya menjawab pertanyaan Athana, Dirga lebih memilih keluar dari dalam mobil.

Athana yang bingung pun kini ikut keluar dari dalam mobil dengan beribu pertanyaan yang ada di dalam dirinya.

Kini mereka berada di belakang bukit. Athana yang sedari tadi bingung hanya membuntuti Dirga dari belakang, dan sesekali menoleh ke kanan maupun ke kiri. Tempat ini sangat asing baginya.

"Ini di mana-" Ucapan Athana terpotong saat Dirga menoleh ke arahnya.

"Ath, maaf kalo selama ini gue egois." Ucap Dirga kepada Athana, dan memandang gadis itu sendu.

"Semenjak kejadian itu. Gue pengen banget nemuin lo. Tapi, ego gue terlalu besar untuk itu." Ucap Dirga lagi seraya menunduk.

"Maaf Ath. Maaf kalo selama ini gue egois. Maaf!"

Brugh..

Athana menangis. Dirinya memeluk Dirga erat-erat.

"Lo gak salah, gue yang salah! Coba waktu itu gue dengerin perkataan lo, itu semua gak bakal terjadi." Ujar Athana seraya terisak.

"Gue yang udah egois sama lo. Dan gue udah bikin lo susah Dirga."

Dirga yang merasakan kesedihan Athana ikut berempati. Dirinya memeluk Athana erat-erat, seakan tidak mau kehilangan gadis mungil yang berada di dekapannya itu.

"Melow banget San gue liatnya." Bisik Juan sedih kepada Sania. Melihat mantan Ketua Paskibranya itu sedang berpelukan dengan Ketua Osisnya itu.

"Aduh jadi pengen di peluk juga." Ucap Sania tak sadar dan membuat Juan menoleh seketika.

"Sini gue peluk?" Ujar Juan dan membuat Sania salah tingkah.

"Apaan sih lo!" Pekik Sania.




Ngeship siapa kalian di sini?
DirgaxAthana
SaniaxJuan

Jgn lupa baca cerita baru aku "Senja Te amo"

Possesive KetosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang