26 • Ardias and His Mission

5.8K 264 4
                                    

"Gimana Ath? Kemarin belajarnya sama Bu Asni? Lancar?" Tanya Devi yang duduk disamping Athana seraya tersenyum.

"Boro-boro lancar Dev, Bu Asni ternyata udah pulang dari jam 4 sore. Dan gue ga jadi belajar sama Dia." Jelas Athana dengan wajah cemberutnya.

"Lho?! Kok bisa?"

"Ada urusan katanya. Gue juga tau dari Dias, anak Ipa yang sekelas sama Dirga." Ujar Athana.

"Dias? Ardias Pradipta?" Tanya Devi kepada Athana.

"Gue ga tau nama panjangnya, tapi Dia bilang nama Dia Ardias. Emang kenapa Dev? Lo kenal?"

"Gak kenal sih, cuma tau aja." Ucap Devi.

"Oh, gue kira lo kenal."

Pembicaraan selesai, baik Devi dan Athana hanya menikmati angin pagi di taman sekolah mereka. Sesekali dedaunan jatuh diatas kepala mereka, sampai akhirnya suara seorang perempuan mengalihkan perhatian mereka.

"Kak Dirga, nanti pulang sekolah nonton yuk. Ada film yang bagus lho." Ucap seseorang dari belakang tembok sekolah, Athana dan Devi yang mendengar itu langsung menoleh ke arah suara.

"Siapa Ath? Zalea ya?" Bisik Devi kepada Athana. Dan benar saja, seorang perempuan berparas bule dam seorang laki-laki datang, dengan seorang perempuan bergelayut manja di lengan sang laki-laki.

"Maaf Ya Lea, gue gak bisa. Gue ada perlu pulang sekolah nanti." Ujar Dirga seraya menyingkirkan lengan Zalea yang berada bergelayut dilengannya.

"Masa gitu sih? Aku kan udah usahain hari ini buat nonton sama Kak Dirga." Jelas Zalea, dan tentu saja hanya dianggap angin lalu oleh Dirga.

Athana yang sedari tadi duduk seraya menatap tajam ke arah Dirga dan Zalea kini beranjak pergi untuk ke kelasnya dan tentu saja di ikuti oleh Devi.

"Athana?" Ucap Dirga tanpa ia sadari saat melihat Athana pergi dari taman bersama Devi.

Zalea pun menoleh, di lihatnya juga dua perempuan yang pergi meninggalkan taman.

"Siapa? Temen Kakak ya?" Tanya Zalea kepada Dirga yang masih menatap ke arah depan.

"Maaf Lea, gue harus ke kelas. Dah.. " Ucap Dirga dan langsung pergi meninggalkan Zalea. Tanpa menjawab pertanyaan perempuan berparas bule itu.

"Hey! Kak Dirga!?" Teriak Zalea, dan dirinya hanya bisa melihat kepergian Dirga.

"Dasar ngeselin!" Batin Lea.

                                ***

"Arghh.. Istirahat juga akhirnya!" Teriak Laras dan menjatuhkan kepalanya diatas meja.

"Kasian banget sih Laras. Semangat ya, besok kita ulangan harian Geografi lho." Ujar Khanin yang berada di samping Laras.

"Elo mah beruntung Khan, Lo pinter di Geografi. Dan itu pasti ulangannya gampang buat lo." Ucap Laras dengan nada lelah.

"Hoho iya dong. Makanya belajar, jangan cuma baca novel." Ledek Khanin dan membuat Laras memukul lengannya.

"Gue belajar tau!" Protes Laras.

Sedangkan Athana yang mendengar dua orang disampingnya itu hanya terkikik geli.

"Apa sih Ath ketawa! Gak lucu tau." Omel Laras.

"Iya iya maaf." Ucap Athana tetap saja ia masih terkekeh.

"Ya udah, dari pada lo frustasi gak jelas kayak gini lebih baik kita ke Kantin." Ajak Khanin kepada Laras.

"Tapi traktir gue bakso ya?" Pinta Laras dengan mata berbinar.

"Gak. Beli sendiri. Ayo Ath, lo mau ikut gak?" Ajak Khanin kepada Athana dan Athana pun mengangguk.

"Tapi, kalian duluan aja ya. Gue mau ke toilet sebentar." Ujar Athana.

"Oke. Jangan lama-lama ya Ath, nanti sekalian gue pesenin makanan buat lo di kantin." Ujar Khanin.

"Iya, makasih Khanin." Balas Athana dan pergi menuju toilet. Namun saat di perjalanan menuju toilet seseorang yang berlawanan arah dengannya memanggil namanya.

"Dias?" Bisik Athana.

"Athalanna!" Teriak Dias yang kini berlari ke arah perempuan jangkung di depannya, seraya melepaskan headphone yang sedari tadi terpasang.

"Eh, Dias ada apa?" Tanya Athana.

"Besok. Mau gak nonton bioskop sama gue? Lo free kan?" Tanya Dias antusias dan berharap Athana akan ikut bersamanya.

"Huh?! T-tapi gue gak pernah ke bioskop bareng cowo selain Abang gue." Ujar Athana dan tentu saja dirinya sangat kaget di ajak oleh Dias untuk menonton bersama laki-laki itu.

"Bisa kan? Gue ga ada temen nih." Mohon Dias.

"Sama Dirga aja deh, jangan sama gue." Elak Athana.

"Besok Dirga pergi."

"Pergi? Kemana?"

"Gak tau, kalo penasaran lo tanya aja langsung sama orangnya." Ujar Dias, dan tentu saja itu hal yang mustahil untuk dilakukan oleh Athana.

"Bisa kan? Pokoknya besok kita ketemuan ya di Setarbak." Ucap Dias dan pergi begitu saja meninggalkan Athana yang masih terpaku oleh ucapannya tadi.

"Huffftt... Dasar Dias pemaksa." Kesal Athana. Dan mau tidak mau Ia pun sepertinya akan pergi menonton bisokop bersama Dias.

Setelah selesai dengan urusannya, Athana pun pergi ke kantin. Pasti Khanin sama Laras udah nungguin pikirnya.

"Maaf ya agak lama, tadi sempet ketemu temen dan ngobrol sebentar." Ujar Athana dan duduk disebelah Khanin.

"Wihh siapa nih? Gebetan lo kali, bukan temen." Goda Khanin seraya menaik turunkan kedua alisnya.

"Apasih, dia temen gue kok." Elak Athana.

"Oke oke. Gue percaya, lagian tipe-tipe murid kayaknya lo gak pernah punya pacar Hahahah.." Ledek Khanin seraya terbahak dan Athana hanya memasang wajah kesalnya walau sebenarnya apa yang di katakan Khanin adalah kebenaran.

Catat. Athana tidak pernah punya pacar selama ia bersekolah.

"Jangan menghina orang lo, sendirinya aja lagi jomblo." Selak Laras dan membuat Khanin berhenti tertawa dan memulai memakan pesanannya. Tentu saja itu membuat Athana dan Laras lantas tertawa.

"Jangan ketawa ih. Kalian jahat! Awas ya kalo gue punya pacar." Omel Khanin.

"Alah masa. Lo aja gak bisa move on dari Geo." Ledek Laras dan mendapat pelototan dari khanin.

"Udah Ras, kasian Khanin. Tapi, lo lucu juga ya Khan kalo lagi di ledekin kayak gini hahah.. " Ucap Athana kepada Khanin seraya tertawa.

"Ath jahat ih. Kirain gue lo bakal bela gue." Kesal Khanin seraya mencubit pipi tembam Athana.

"Khanin berenti, sakit tau.. " Eluh Athana, sedangkan Laras hanya tertawa.

"Biarin, biar merah pipi lo kayak kepiting rebus." Ucap Khanin gemas dan terus mencubit pipi tembam milik temannya itu. Sedangkan Athana terus berusaha melepaskan cubitan gemas Khanin.

Possesive KetosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang