13 • Ucapan Terima Kasih Dan Kenangan

15.8K 776 5
                                    

Waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam. Namun, tidak ada niatan Athana untuk segera tertidur.

Dirinya masih bimbang, diantara membuka kotak kecil yang Dirga berikan atau tidak. Di tambah lagi itu pemberian Arjuna untuk dirinya.

"Huffftt... "

Athana pun beranjak bangun dari kasurnya, dan mengambil kotak kecil yang sedari tadi ada didalam tas sekolahnya.

"Apa isinya ya?" Gumam Athana seraya membuka kotak kecil itu.

"Flashdisk?" Gumam Athana bertanya-tanya.

Tanpa menunggu lama Athana pun segera melihat apa yang ada didalam flashdisk tersebut dilaptop miliknya.

Ada file bertuliskan " Untuk Athana " didalam flashdisk tersebut. Ragu-ragu Athana membuka file tersebut dan...

Click..

"Hai Athana?" Ucap Arjuna didalam video tersebut dengan wajahnya yang terlihat sendu.

Athana pun hanya diam melihat video tersebut.

"Gimana kabar lo disana? Sekolah lo baik-baik aja kan? Btw selamat ulang tahun yang ke 16 Athana! Semoga Athana jadi anak yang baik, berbakti sama mamah Ningsih sama Kak Chandra. Dan gak lupa untuk selalu doain Ayah Hendra yang dialam sana." Ucap Arjuna dengan senyum manisnya.

"Dan, makasih Than. Untuk kenangan yang hampir 2 tahun kita bikin ini, makasih udah selalu sama gue, makasih udah ngisi kekosongan dihati gue. Makasih juga karena udah jadi sahabat yang baik buat gue, mungkin ini terlalu cepat buat gue pergi ninggalin lo dan semua temen-temen disana. Maaf Than, gue bahagia karena lo selalu berada disamping gue buat gue seneng dan tertawa bareng lo, gue janji bakalan inget itu semua. Athana, gue suka sama lo. Mungkin gue egois, tapi gue mau lo terima cinta gue. Tapi Than, ada yang lebih mengharapkan cinta lo ketimbang gue. Dan gue harap lo mau terima cintanya dia.

Athana.. Makasih untuk segalanya."

Video pun selesai, tak terasa Athana sudah menangis tersedu-sedu. Ia sangat sedih sekarang, mendengar kata-kata Arjuna semakin membuat dirinya untuk yakin bahwa Arjuna sedah pergi sepenuhnya.

"Hiks... Juna.. Hiks.. "

"Kenapa Juna? Lo pernah bilang dulu gak akan pernah ninggalin gue kan? Tapi kenapa sekarang lo pergi? Hiks... "

"Kenapa Juna?!"

"Kenapa lo pergi?!"

"Kenapa?! Hikss.. "

Tangis Athana pun kini pecah. Menangis sejadi-jadi untuk mencurahkan semua kesedihannya. Dan membuat dirinya terlelap karena sehabis menangis.

***

Athana berjalan lunglai disepanjang koridor sekolahnya, dirinya kini sama sekali tak berminat untuk pergi sekolah. Namun, mamahnya memaksanya agar dirinya untuk tetap sekolah.

"Kak Athana!" Teriak Selka dari kejauhan dan membuat Athana menoleh. Selka pun berlari menghampiri Athana.

"Kak, kenapa Kakak gak hadir di rapat hari Sabtu? Kak Juan jadi gantiin Kakak." Tanya Selka karena ia merupakan anggota Paskibra yang tahu kalau Athana tidak hadir dalam rapat perkumpulan Ketua Ekskul.

"Aku capek. Udah dulu ya Sel," Jawab Athana singkat tidak mau masalahnya ini bertambah rumit. Dan pergi berjalan meninggalkan Selka.

"Tapi Kak?" Ucap Selka dan hanya berdiri melihat kepergian seniornya itu.

Bruk..

"Athana! Udah ngerjain PR Geografi belum? Kalo udah gue liat dong!" Ucap Sania dengan panik.

"Udah. Ada di tas."

"Oke! Makasih Athana, akhirnya gue tertolong."

"Lagi ngapain San?" Ucap Farrel yang baru saja datang.

"Ngerjain PR Geografi."

"Ck, semalem ngapain aja sih emangnya? dasar males." Sungut Farrel seraya menggetok kepala Sania menggunakan tempat pensil milik Sania.

"Farrel ikh, gak ada lembut-lembutnya sama Sania. Kesel deh. " Ucap Sania dengan nada imut yang ia buat-buat dan tentu membuat Farrel yang mendengarnya mencibirnya.

"Btw Devi kemana? Udah dateng kok gak-" Belum selesai Farrel berbicara tiba-tiba saja dirinya mendapat tamparan dipipinya oleh Sania.

Plak!

"Aduh Rel, dipipi lo ada kecoak. Ke tempat duduk gue yuk Rel, ajarin gue PR Kimia." Ucap Sania ngawur dan langsung menyeret Farrel untuk segera pergi ke tempat duduknya.

"San? Woi? Lo kenapa? Mana ada pelajaran Kimia dikelas IPS." Tanya Farrel bingung.

"Udah ayok. Ajarin gue!"

"Tapi, jangan tarik-tarik tangan gue dong!"

"Bawel lo! Cepetan Farrel, nanti keburu Pak Gino masuk."

"Iya-iya."

Athana yang sedari tadi hanya diam ditempat duduknya pun kini memilih keluar kelas seraya mencari angin segar.

"Tuh, Athana udah pergi." Gumam Sania kepada Farrel dan membuat Farrel mengerutkan dahinya.

"Kenapa sih lo tadi? Gue lagi ngomong tiba-tiba pipi gue ditabok. Sakit tau!" Oceh Farrel tidak terima.

"Elo sih Rel. Lo gak tau apa? Athana sama Devi lagi gak baik hubungannya sekarang." Bisik Sania.

"Gak baik gimana?"

"Kemarin tuh Devi sempet ngomelin si Athana, gara-gara murung terus soal Juna."




Possesive KetosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang