Izin Share tulisan Mbak Yeyen. Semoga bermanfaatSaya menerapkan adab dulu saat mendidik anak2. Mendidik anak ttg adab sudah bisa dilakukan sejak bayi usia 6 bulan.
Serius 6 bulan?
Iya, saat Ifan dan Fian mulai iseng menggigit saat diberikan ASI, mereka mulai mengenal perbedaan intonasi suara saya saat menegur mereka bahwa ada adab saat minum.Saat mereka mulai berusia 1th, mulai bisa mendidik dgn mencontohkan bahwa adab dan kebaikan itu indah. Mereka pun diajari salim jika bertemu keluarga, mengucapkan salam saat masuk rumah atau bertamu, dll.
Saat mereka berusia 4th, ketika dalam fase menentang (yg ditandai dgn sering membantah apapun yg kita suruh), anak bisa dididik bahwa "protes boleh, tapi ada adabnya"
Btw, jangan kacaukan konsep kepemilikan dgn adab ya. Misalnya saat anak usia 5th adalah masa mempertahankan miliknya sehingga terkadang enggan miliknya dipinjam. Jangan atas nama "adab" anak diminta utk memberikan jika ada teman yg meminjam.
Karena saat ini masa anak belajar bahwa miliknya harus dipertahankan, dan belajar menolak dgn sopan.
Ajari ttg indahnya bermain bersama, bukan menyerahkan kepemilikan begitu saja.Ada satu kejadian yg membekas dalam diri saya, pada saat saya SMP.
Pengalaman ini menjadi pelajaran bagi saya seumur hidup : Satu kali seumur hidup saya, saya dijewer papa.Apa masalahnya?
Sederhana : Karena saat tidak diizinkan utk sesuatu, saya balik badan, lalu membanting pintu ruang keluarga dimana papa berada, dan langsung masuk ke kamar saya serta menguncinya. Tanpa menyampaikan protes verbal sama sekali.Seketika papa memburu saya ke kamar, menggedor pintu kamar saya agar dibuka.
Dan terjewerlah telinga kiri saya...
Papa murka, hanya karena saya membanting pintu."Boleh protes, boleh tidak suka, tapi wajib tetap jaga adab pada orang tua!" demikian gelegar suara papa yg membekas dalam diri saya.
Setelah bekerja, saya pun belajar dari pengalaman teman2 dan saya pribadi, bahwa perlu adab juga dalam mengingatkan atasan.
Protes tanpa mengingat adab di tempat kerja berpotensi membuahkan SP bahkan pencopotan jabatan.Dan papa pun kembali memberikan analogi makmum yg menegur seorang imam shalat, cukup dgn mengucapkan "Subhanallah", bukan dgn berteriak, "Woiiii salah tuh bacaannya!".
Jadi, ya, saya meyakini bahwa mengutamakan adab (tanpa meninggalkan ilmu) akan menyelamatkan kita dari banyak hal, dan akan membuat proses pencapaian tujuan kita menjadi lebih mulus.
Nggak perlu sampai mengambil contoh di akhirat, saya ambil contoh hal sederhana di dunia saja :
Saat di rumah atau di sekolah dulu, orangtua dan guru akan membela yg mana : anak baik meski nilainya biasa-biasa saja atau anak pintar tapi kurang ajar?Sayangnya, perlahan saya melihat pergeseran di dunia pendidikan, baik di rumah maupun di sekolah.
Pendidikan ttg adab tidak lagi seperti dulu.
Bisakah jika saya menyebutnya sebagai penurunan bobot pendidikan adab karena lebih mengutamakan nilai akademis mas Harry Santosa?Karena kalau zaman papa saya, orang yg beradab identik dgn orang yg berpendidikan (karena bersekolah) atau orang dari kalangan bangsawan.
Zaman saya sekolah, adab mulai merata, meski bobot adabnya lebih berkurang dibandingkan zaman papa saya.
Terus bergeser perlahan-lahan hingga sekarang...Mari kita cermati dan jaga bersama...
Jika sampai orangtua dan guru lebih memilih mengutamakan anak pintar walau kurang ajar daripada anak yg biasa-biasa saja tapi adabnya baik luar biasa, maka saat itu kita perlu waspada.Karena hal ini berarti ada yg salah dengan pola pikir orangtua dan guru sebagai pendidik.
Karena hal ini berarti telah terjadi pergeseran nilai, meski mungkin tanpa kita sadari.
Dan pergeseran nilai ini berpotensi membuahkan generasi muda yg kaya akan karya, namun miskin akan adab...
Catatan Tambahan :
Mendidik anak terkait adab, bukan semata2 menyuruh mereka harus begini harus begitu ya.
Melainkan juga membuat mereka mencintai dan menyadari akan indahnya hidup bila dihiasi dgn adab dan kebaikan.
Jakarta, 15 November 2017
Yeni Suryasusanti
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan Cerita Islami {Revisi}
SpiritualKumpulan Cerita Islami Dunia Tapi Bukan Cerita seperti novel spiritual. Semoga Bermanfaat. Dan semoga Allah selalu melindungi kita dimana kita berada. Aamiin. Artikel dimuat dari berbagai sumber, dan sudah dicantumkan. Habbluminnanaas. Habluminaall...