(90) Khansa' Binti 'Amr r.a Ibunda Para Syuhada

1.1K 61 1
                                    

77 Cahaya Cinta Madinah

🕌Kisah 10🕌

“Aku yang akan ikut berperang.”

“Jangan. Kau masih kecil. Aku saja yang maju.”

“Lalu bagaimana dengan ibu? Aku saja yang pergi berperang. Kalian tunggulah ibu di rumah.”

“Tidak, tidak! Sungguh, kali ini giliranku ke medan jihad.”

“Tapi, aku juga ingin berjuang bersama Rasulullah!”

“Aku juga!”

Keributan masih berlangsung saat sang ibu datang menengahi.

“Anak-anakku, kalian jangan berebut berangkat ke medan jihad. Tak seorang pun sanggup menghentikan langkah seorang Muslim untuk berjuang. Ibu akan berangkat bersama kalian menuju medan Qadisiyah,” katanya mantap. Keempat putranya tersenyum seraya berucap syukur.

Rasa cinta dan bangga pada ibunda tercinta meluap-luap di dalam dada. Nama aslinya adalah Tamadhar binti ‘Amr bin al-Harits bin asy-Syarid. Ia dilahirkan pada zaman jahiliah dan tumbuh di antara suku Arab yang termasyur, bani Mudhar. Julukan al-Khansa’ diberikan kepadanya karena ia memiliki hidung yang indah. Khansa’ juga sangat lihai bersyair. Bahkan, Rasulullahﷺ sendiri mengakui Khansa’ adalah wanita yang paling pandai bersyair.
Sebelum masuk islam, Khansa’ seringkali bersyair hingga menangis, terutama saat mengenang kematian kakanya, Shakhr. Di tempat ramai pun, Khansa’ selalu menangis dengan syair-syairnya, hingga orang-orang turut meneteskan air mata.

Namun setelah masuk islam, sifatya berubah. Ia menjadi wanita yang sabar, ceria, pemberani, tegas, dan pantang menyerah.
Suami Khansa’ bin ‘Amr adalah Rawahah bin Abdul Aziz as-Sulami. Mereka dikaruniai seorang anak bernama Abdullah. Sepeninggal Rawahah, Khansa’ menikah dengan Mirdas bin Abi Amir dan mendapatkan empat orang anak yakni Yazid, Muawiyah, ‘Amr, dan ‘Umrah.

Keesokan harinya, barisan kaum Muslimin memenuhi jalan. Wajah-wajah mereka penuh ikhlas dan tawakal. Hanya ada dua piihan ketika mereka berangkat ke medan jihad. Mulia dengan ghanimah, ataukah mendapatkan kampung abadi di akhirat.

Hati telah mantap meninggalkan anak dan istri. Mereka titipkan takdir kepada kuasa Ilahi.
Khansa’ dan anak-anaknya telah siap dengan pakaian perang dan kuda-kuda terbaik yang mereka miliki.

Mereka bergabung bersama 41.000 kaum Muslimin di bawah pimpinan Khalifah Umar bin Khaththab untuk menaklukan Persia.

Ketika perang mulai berkecamuk, Khansa’ mengorbankan semangat putra-putranya. Dengan lantang ia berkata, “Wahai anak-anakku, kalian telah memilih agama islam tanpa paksaan. Kalian berhijrah tanpa paksaan pula. Sesungguhnya tiada sembahan selain Allah. Kalian berasal dari seorang wanita yang tidak pernah mengkhianati ayah kalian, tidak pernah menjelek-jelekkan pamanmu, dan tidak pernah mengubah nasab kalian. Kalian tahu pahala yang disiapkan Allah untuk mereka yang memerangi orang kafir. Ingatlah! Akhirat lebih baik daripada dunia”.

Keempat anak Khansa’ terdiam sembari meresapi nasihat ibunya. Semangat berjuang semakin kuat mengaliri denyut nadi.

Khansa’ lantas membacakan satu firman Allah, “Wahai orang yang beriman! Sabarlah dan sempurnakanlah kesabaranmu itu! Patuhlah kepada Allah, niscaya engkau menjadi orang yang beruntung.”

Abdullah dan adik-adiknya mendengarkan nasihat Khansa’ dengan dada bergelora. Rasa bangga kepada sang ibu meletup-letup dalam dada. Bagi mereka, Khansa’ adalah ibu dan seorang penyeru jihad yang luar biasa.

“Jika esok hari kalian melihat perang, keluarlah untuk melawan musuh. Jika berada dalam pertempuran yang bergejolak, masuklah ke dalamnya, dan bersabarlah menjalani perjuangan. Semoga kalian berjaya dengan ghanimah atau mendapatkan kemuliaan di Akhirat,” Kata Khansa’ lagi.

Keempat anak Khansa’ turun bertempur tanpa kehilangan nyali meskipun jumlah tentara Persia lima kali lipat dari jumlah pasukan Muslimin.

Sembari membabatkan pedang kepada musuh anak pertama Khansa’ berkata,

“Wahai saudara-saudaraku! Ibu telah memberi kita nasihat yang mulia. Insya Allah, sebentar lagi kita buktikan kebenarannya!”
Disusul anak yang kedua melimpat ke medan perang seraya,
“Demi Allah! Kami tidak akan melanggar nasihat ibu. Segeralah bertempur dan kalahkan Kisra!”

Anak ketiga tak kalah bersemangat. Ia lantang berkata, ”Ibu kami telah memberi bekal yang bermanfaat. Segeralah bertempur untuk mendapatkan kemenangan atau kematian yang mewariskan kehidupan abadi.”

Terakhir, anak keempat Khansa’ melompat dalam pertempuran.

Suaranya lantang berteriak, “Bukanlah aku putra Khansa’, bukan pula putra ‘Amr, jika aku tak mampu mengalakan musuh dengan senjataku.”

Perang pun usai. Sebanyak 7000 kaum Muslimin syahid di medan Qadisiyah. Di antara mereka, terbaring empat putra Khansa’ pun dikabari perihal nasib anak-anaknya.

Masya Allah, bukannya bersedih, mukminat yang penyabar itu malah tersenyum. Ia berkata, “Segala puji bagi Allah yang memuliakanku dengan syahidnya mereka. Aku berharap kepada Rabbku agar kelak mengumpulkan diriku dengan mereka dalam rahmat-Nya.”

Bagi Khansa’. Kesedihannya terbayar sudah dengan maqam mulia yang Allah SWT berikan kepada putra-putranya dan kepada dirinya sebagai ibu dari empat syuhada.

Khansa’ pun kembali ke Madinah bersama kaum Muslimin yang masih hidup. Ia tinggalkan pusara keempat anaknya di medan Qadisiyah. Sungguh, ia adalah seorang ibu dengan kesabaran dan ketabahan yang luar biasa. Sejak hari itu, Khansa’ mendapat julukan ‘Ummu Syuhda’ atau ibunya para syahid.

Khansa’ binti ‘Amr meninggal di Badiyah pada tahun 24H.

🍃p.s : Semoga kita diberikan Allah lindunganya dan kasih sayangnya. Aamiin
.
.
Apakah kelanjutan kisahnya? Kita sambung besok?
.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda pada Asyaj ‘Abdul Qois,

إن فيك لخصلتين يحبهما الله : الحلم والأناة

“Sesungguhnya dalam dirimu terdapat dua sifat yang dicintai oleh Allah, yaitu sabar dan tidak tergesa-gesa.”(Diriwayatkan oleh Bukhari dalam Adabul Mufrod no. 586. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)

🌱
🌱
Dikutip dari Buku 77 Cahaya Cinta Madinah Karya Ummu Rumaisha
Kisah ini bersumber dari : Mahmud al-Mishri, 35 Sirah Shahabiyah jilid 2 cetakan VIII, al-I’tishom, 2015, jakarta

Kumpulan Cerita Islami {Revisi}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang