Berdasarkan firman Allah subhanahu wa taala dalam Surat Al Hadid ayat 20, Allah Subhanahu Wa Ta'ala mengabarkan hakikat dunia dan seluruh isinya, menjelaskan kesudahan dunia dan kesudahan manusia yang menghuninya bahwa "dunia adalah permainan dan sesuatu yang melalaikan."
Raga manusia bermain-main dengan dunia dan hati mereka lalai.
Hal ini terjadi dan berlaku bagi mereka yang mencintai dunia.
Anda melihat mereka menghabiskan sebagian besar usia mereka dengan kelalaian hati serta lalai untuk mengingat Allah Subhanahu Wa Ta'ala serta lalai akan janji dan ancaman yang ada dihadapan mereka.
Anda juga melihat mereka menjadikan agama sebagai permainan dan kelalaian.
Lain halnya dengan orang-orang yang sabar dan bekerja untuk akhirat. Hati mereka penuh dengan dzikir, makrifah dan Mahabbah.
Mereka gunakan sebagian besar waktu mereka untuk amalan-amalan yang mendekatkan kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala sehingga tidak sempat melakukan perbuatan-perbuatan yang kurang bermanfaat.
Dalam ayat tersebut Allah Subhanahu Wa Ta'ala juga menjelaskan bahwa masing-masing orang memiliki tiap-tiap perhiasan di dunia menggambarkan diri terhadap yang lain dan selalu berusaha untuk menjadi yang terdepan di bidangnya.
Manusia berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak, masing-masing ingin menjadi yang terbanyak dari segi harta dan anak dari yang lain.
Ini terjadi pada mereka yang gila dunia dan merasa senang terhadap dunia.
Lain halnya orang yang mengetahui dunia dan hakikat nya. Mereka menjadikan dunia sebagai tempat berlalu bukan dijadikan sebagai tempat tinggal.
Mereka selalu berlomba-lomba dan menyayangi segala hal yang bisa mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa ta'ala dengan menggunakan berbagai media yang bisa mengantarkan menuju surga, tempat kemuliaan Allah Subhanahu Wa Ta'ala, ketika melihat orang yang menyayanginya banyak harta dan anak, dihadapinya dengan memperbanyak amalan-amalan sholeh.
Selanjutnya Allah Subhanahu Wa Ta'ala membuat perumpamaan bagi dunia seperti air hujan yang diturunkan ke bumi dan berbaur dengan tumbuh-tumbuhan yang dimakan oleh manusia dan juga hewan, hingga ketika bumi menampakan keindahannya, tumbuhan itu pun membuat orang-orang kafir heran, tetapi lalai dari memperhatikannya, pandangan dan perhatian mereka hanya tertuju pada dunia.
Kemudian datanglah suatu yang menghancurkan tanaman tersebut atas perintah dari Allah subhanahu wa ta'ala hingga tanaman itupun rusak, mengeringkan kembali pada kondisi semula, seolah-olah sama sekali tidak pernah menghijau dan tidak pernah dilihat menarik.
Seperti itu juga dunia, pada saat menyinari para penggila-penggila nya, apapun yang diinginkan selalu terpenuhi, apapun yang dikehendaki pasti menemukan pintunya yang terbuka, di saat seperti itu, tiba-tiba takdirnya datang dan menyiapkan semua yang ada di tangannya, melenyapkan semua kekuasaan yang dimiliki dan menghilangkan semua itu darinya.
Ia pun meninggalkan dunia tangan hampa. Tidak berbekal apapun selain sehelai kain kafan.
Amat Celakalah orang yang menjadikan dunia sebagai tujuan dari angan-angannya serta tujuan dari segala usaha dan pekerjaannya.
Lain halnya dengan amalan-amalan akhirat yang berguna dan disimpan untuk para pemiliknya yang akan selalu menemani hamba selamanya.
Karena itu Allah subhanahu wa ta'ala berfirman " dan di akhirat nanti ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya".
Maksudnya, hanya ada dua kemungkinan di akhirat: Siksaan pergi ke neraka jahanam dengan Belenggu rantai, pengertiannya bagi orang yang menjadikan tujuan dan puncak keinginannya sehingga berlaku sembrono dengan berbagai kemaksiatan, mendustakan ayat-ayat Allah subhanahu wa ta'ala dan mengkufuri semua nikmat Allah, atau ampunan dari semua kesalahan dari Allah subhanahu wa ta'ala, penghapus dari berbagai hukuman dan keridhaan Allah yang berhak diperoleh oleh orang yang berhak mendapatkannya, berada di tempat keridhaan bagi orang yang mengetahui hakikat dunia dan mengerahkan segenap usahanya untuk kepentingan akhirat.
Karena itulah Allah subhanahu wa ta'ala berfirman "Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu".
Maksudnya, tidak lain hanyalah kesenangan yang dinikmati dan dipakai untuk berbagai keperluan yang tidak akan menipu dan membuat tenang kecuali orang yang lemah akalnya yaitu mereka yang tertipu oleh dunia terhadap Allah Subhanahu Wa Ta'ala.
Semoga kita bisa mengambil semua pelajaran dari makna firman-firman Allah tersebut di atas. Barakallahu fiikum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan Cerita Islami {Revisi}
EspiritualKumpulan Cerita Islami Dunia Tapi Bukan Cerita seperti novel spiritual. Semoga Bermanfaat. Dan semoga Allah selalu melindungi kita dimana kita berada. Aamiin. Artikel dimuat dari berbagai sumber, dan sudah dicantumkan. Habbluminnanaas. Habluminaall...