27. Belajar Menerima Perbedaan

1.8K 127 0
                                    

Dulu, waktu dipondok Ustadz saya pernah bilang begini :

"Jangan pernah menilai seseorang itu buruk. Karena orang yang baik ataupun buruk itu bisa dilihat ketika dia telah meninggal. Meninggal dalam keadaan beriman atau tidak. Pun juga jangan langsung menghakimi neraka atau surga baginya. Karena kita tidak pernah tau, karena rahmat Allah itu begitu luas"

Jadi kita harus bagaimana? tanya saya.

Ya, teruslah beribadah pada Allah. Terus berbuat baik. Jangan pernah memandang diri kita lebih baik dari orang lain.

Jadi kalau lihat ada yang beda sama kita, jangan langsung vonis ini baik ini buruk. Nabi aja nggak pernah lho melaknat orang lain, meskipun sebenarnya Nabi pantas melaknat.

Lalu, bagaimana sikap kita terhadap mereka yang berbeda iman?

Ingat kisah Nabi yang menyuapi seorang Yahudi buta? Bukankah meski telah berbuat baik sibuta itu tetap membenci Nabi? Sampai akhirnya Nabi wafat dan si buta itu tahu dari sahabat Nabi bahwa yang selama ini menyuapinya adalah Rasulullah SAW. Luar biasa kan akhlak Nabi?

Dalam surat Al-Kafirun pun juga telah disebutkan, Lakum Dinukum Waliyadin. Untukmu agamaku dan untukmu agamamu. Jadi tetaplah berbuat baik kepada siapapun tanpa memandang keyakinan apa yang mereka anut. Pandanglah mereka sesama makhluk Allah.

Kalau hari ini kita dalam keadaan Islam dan beriman, bersyukurlah itu nikmat Tuhan yang luar biasa. Semoga kamu dan aku terjaga lisannya dari mencaci. Semoga dihati kita isinya cinta bukan benci.

Hari ini kita hidup dizaman yang serba digital, kita seperti menempatkan hati dan hidup kita di etalase kaca sehingga semua orang bisa melihatnya. Jadi berhati-hatilah dalam segala perbuatan termasuk postingan-postingan kamu di medsos. Jangan sampai menyakiti orang lain yaa

Berani Berhijrah

Kumpulan Cerita Islami {Revisi}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang