Akan tiba saatnya aku tak lagi berkabar. Tak lagi menampakkan bahwa aku terus ada memantaumu dalam diam. Tak lagi menunjukkan bahwa aku baik-baik saja setiap hari dengan memposting sesuatu. Setiap hariku hanya akan habis dengan mengobati luka ku sendiri. Aku tak lagi memberitahu keberadaanku. Aku tak lagi mengupdate tentang suara hatiku. Aku tak akan mengecek notifikasimu lagi setiap waktu. Aku tak lagi memperlihatkan kepedulianku meski realitanya peduliku semakin menggunung seiring berjalannya waktu.
Akan tiba saatnya nanti, aku tak lagi menunjukkan pesakitanku padamu. Tak lagi dibicarakan orang-orang karena terlalu menjaga hatimu. Tak lagi dihujat teman-teman karena berlebihan mencintaimu. Aku hanya akan diam di tempatku, menutup apa yang ingin kututupi, hidup seolah-olah esok hari semesta akan menelanku dengan lahap. Aku hanya akan menangis jika aku merasa tindakanku sudah berlebihan, dan tertawa jika keadaan memaksaku untuk tertawa. Tak ada lagi kamu yang memberi garam dan merica sebabkan hatiku perih, dan hadirkan pelangi warna-warni memancing tawa nyaringku tak kunjung berhenti.
Nanti bila saat itu tiba, tunggulah aku. Aku tentu sedang memperbaiki diri dan seluruh dalam-dalamnya yang telah kau cincang menjadi potongan kecil. Aku butuh waktu lama untuk merakitnya agar utuh kembali tanpa terlihat bekas potongannya. Aku harus menjahitnya bahkan memberinya perekat agar dapat menyatu pada tempatnya. Aku harus menggunakan penghilang bekas lukanya agar tampak seperti sediakala. Seperti belum tersentuh. Seperti tetap utuh.
Nanti bila saat itu tiba, kamu juga harus tetap di tempatmu. Suatu saat nanti waktu akan membuat kita bertemu. Allah tentu maha baik, tak akan memisahkan kita tanpa alasan yang tidak berbobot. Tak ada yang mulus di dunia yang tandus. Tak ada yang elok di jalan yang berkelok. Kamu, teruslah bersabar. Tunggulah aku dengan berdebar-debar. Aku juga seperti itu. Hatiku yang gersang sedang ku rakit. Agar kamu kelak bisa nyaman di singgasananya dan bertahan selamanya. Aku tak tau esok hari kamu akan tetap sama, atau berubah sesuai irama. Namun, kamu harus tau. Aku akan tetap sama. Meski sudah dilahap semesta.
Lots of panda,
Tsyafazz
KAMU SEDANG MEMBACA
Bait Dari Langit
Poetry#Sequel Sajak Semesta. Langit. Tuhan titipkan cerita hidup kita melalui langit. Tuhan juga titipkan cerita cinta kita melalui langit. Langit turunkan hujan lebat kala ia menangis melihat kebengisanmu. Langit buatkan pelangi kala ia tersenyum mel...