Menulis sama seperti berbicara. Ada kalanya lebih baik kita menggunakan tutur bahasa yang sopan agar tidak menyinggung perasaan orang lain. Dalam bentuk tulisan, seseorang bisa mendapatkan kriteria seorang sahabat, gebetan, pacar, musuh, mantan, bahkan keluarga yang diinginkan. Seseorang dapat bebas berimajinasi dalam sebuah karya tanpa niat melukai pihak manapun. Mungkin saja mereka yang muak dibahagiakan atau mereka menginginkan hal bahagia yang tak mereka dapatkan.
Namun, menulis bukan hal yang mudah. Seringkali seseorang yang ingin menulis dengan sejuta imajinasi dikepalanya tak mampu dituangkan dalam bait kata. Pemilihan kosakata juga diperlukan agar mereka yang membacanya mudah mengerti setiap kata yang digunakan. Bahkan jika tidak berhasil, beberapa orang memilih cara gila seperti berakting di depan cermin, menangis di kamar mandi, dan berbicara sendiri ketika berjalan. Tujuannya hanya ingin mendapatkan rasa yang mendalam untuk setiap pembaca.
Menulis bukan hal yang mudah. Banyak juga penulis yang kesal karena karyanya di bajak dan dijual dengan harga yang tak sebanding dengan kerja keras ia membuatnya. Bahkan ada yang menjualnya seharga makanan pokok warung nasi pinggir jalan. Banyak juga yang menulis kembali ceritanya, mengembangkannya sedikit agar tak terlihat mencontek karya orang lain.
Bagiku, biarkan saja ia berkembang semaunya, berkarya sebisanya, terkenal semampunya. Tak masalah. Toh, tak masalah jika berbagi ilmu kan? Biarkan saja. Nanti juga lelah sendiri.
Lots of panda,
Tsyafazz
KAMU SEDANG MEMBACA
Bait Dari Langit
Şiir#Sequel Sajak Semesta. Langit. Tuhan titipkan cerita hidup kita melalui langit. Tuhan juga titipkan cerita cinta kita melalui langit. Langit turunkan hujan lebat kala ia menangis melihat kebengisanmu. Langit buatkan pelangi kala ia tersenyum mel...