Pada jalan setapak, ku sampaikan keluh kesahku dan manusia penuh drama lainnya. Kau tak bisa merasa segalanya atas diri manusia lainnya. Menyampaikan ego tinggimu tanpa memikirkan ada hati yang bisa saja tak rela menerima. Kau sesuka hati berbicara, membuat banyak orang harus menahan nafas saat mencerna. Kau hanya bisa berkomentar, menggerakkan bibir dan terkadang jemari untuk membuat lebih banyak orang merasa patah.
Banyak manusia tak sempurna. Kau juga salah satunya. Mungkin, aku bukan manusia yang setara denganmu. Kau punya segalanya yang kau inginkan. Kau mampu kemana saja. Tentu kita berbeda. Namun bukan berarti kau bisa bebas sekali merendahkan derajatku semata kaki mu. Kelak, kita akan tumbuh dewasa. Dunia tentu tak akan diam ditempatnya. Nanti kau akan merasakan terpijak saat berada dibawah. Dan mungkin aku yang memijakmu.
Tak perlu banyak bicara. Ada kalanya kau pikirkan saja dosamu sebelumnya sampai detik ini. Mungkin kau banyak idolanya, tapi kau bukan segalanya. Bebanmu hanya kurang berat, tak seberat bebanku dari Tuhan. Itu bonusnya, karena jiwaku jauh lebih tahan banting darimu. Kau hanya tak menyadarinya. Mulai saat ini, diam saja di tempatmu. Tak usah lagi terlalu ambil tindakan atas hidup manusia lain. Sudah ada Tuhan yang bertindak. Kau bukan pernciptanya. Bungkam saja. Sebab diam itu emas, bukannya culas.
Lots of panda,
Tsyafazz
KAMU SEDANG MEMBACA
Bait Dari Langit
Poetry#Sequel Sajak Semesta. Langit. Tuhan titipkan cerita hidup kita melalui langit. Tuhan juga titipkan cerita cinta kita melalui langit. Langit turunkan hujan lebat kala ia menangis melihat kebengisanmu. Langit buatkan pelangi kala ia tersenyum mel...