Manusia semakin dewasa setiap tahunnya. Akal semakin matang, tulang belulang semakin ringkih karena gesekan dari gerak sehari-hari. Jaga lah sehatmu, ragamu hanya menumpang disitu. Kelak jika sudah lelah, tubuhmu akan memberontak meminta ditidurkan saja, dan tak bisa kemana-mana.
Usia mu bertambah tua. Seharusnya kamu sudah harus memikirkan masa depan. Posisimu maju selangkah mendekat pada sang pencipta. Cukupkan bekalmu, cukupkan amal ibadahmu. Kelak kamu tak akan ku bantu, bahkan cacing tanah hanya mampu melihatmu termangu.
Bertambahlah cantikmu. Perbaiki sifatmu. Jangan terlalu baik, jangan pula terlalu buruk. Sedang-sedang saja. Agar kita tak usah mengerti kata dimanfaatkan dan memanfaatkan. Tak perlu terlalu drama, hidup selanjutnya kita nikmati saja. Tak perlu gelisah, kelak sedih hanya akan menjadi sampah, dan bahagia akan menjadi hal biasa.
Berkahlah umurmu, berkah pula hidupmu. Bila panjang pula umurku, akan ku sambut hari jadimu selanjutnya dengan meriah seperti saat ini. Tetap menjadi teman letih terbaring pedih. Tetap menjadi sosok yang dituakan sebab memang kamulah yang tertua. Tetap menjadi alasanku harus kembali saat pintu kematian di depan mata. Tetap menjadi subjek pintaku ke-Tuhan agar dapat bangun di hari selanjutnya. Seperti itu saja. Sudah cukup.
Lots of panda,
TsyafazzPs : ini gw dedikasikan untuk sahabat, saudara, kakak, keluarga gw yang kedua, Ningsih Ramadhani. Berkahlah 17 tahunmu, kesayanganku :*
KAMU SEDANG MEMBACA
Bait Dari Langit
Poetry#Sequel Sajak Semesta. Langit. Tuhan titipkan cerita hidup kita melalui langit. Tuhan juga titipkan cerita cinta kita melalui langit. Langit turunkan hujan lebat kala ia menangis melihat kebengisanmu. Langit buatkan pelangi kala ia tersenyum mel...