Ku fikir, cinta membutuhkan emosi. Jika tidak, nanti aku akan pergi dari mu, sang pemilik hati. Jika kamu tak memiliki emosi, maka lihatlah aku yang sedang berpelukan dengan pria yang bukan kamu, tepat di depanmu. Dan saat itu tanganmu terkepal, urat-urat berkeluaran dari sarangnya. Kamu memerah, menahan amarah. Kamu tidak emosi, kan?
Ku fikir, cinta membutuhkan ambisi. Memang, menurutku ambisi itu tidak baik. Namun cinta memang harus memiliki ambisi. Ambisi ingin bersama, sampai nanti kita menua. Jika kamu tidak memiliki ambisi, maka lihatlah aku yang sedang membangun janji dengan pria yang bukan kamu. Ia merayuku untuk hidup dan mati bersama untuk waktu yang dikatakan selamanya. Maka saat itu hatimu tertusuk. Kamu merasa dihianati dan hancur berkeping-keping. Kamu tidak memiliki ambisi, kan?
Aku sudah menuruti inginmu. Ku katakan yang ku tau, atas semua yang kamu mau. Jadi? Itu kan inginmu?
Lots of panda,
Tsyafazz
KAMU SEDANG MEMBACA
Bait Dari Langit
Poetry#Sequel Sajak Semesta. Langit. Tuhan titipkan cerita hidup kita melalui langit. Tuhan juga titipkan cerita cinta kita melalui langit. Langit turunkan hujan lebat kala ia menangis melihat kebengisanmu. Langit buatkan pelangi kala ia tersenyum mel...