Langit, yang menyukai hujan tidak benar-benar menyukai. Lihat, ia meneduh di bawah payung, berlarian kecil menuju tempat yang ia rasa aman. Sesekali ia mengumpat kasar, mencaci, bahkan menghakimi hujan seperti Tuhan. Ia hanya membutuhkan, tapi tidak menginginkan.
Langit, yang membenci hujan tidak benar-benar membenci. Lihat, ia lebih suka menantang hujan seolah-olah tidak takut sakit setelahnya. Ia resapi rintik demi rintik hujan yang luruh ke bumi, seolah meluruhkan segala perih yang menghujam hatinya kala itu. Ia membenci hujan sebab hujan membawa semuanya pergi, pikirnya demikian. Namun, sebenarnya ia membutuhkan hujan, untuk larut dalam dirinya, menjadi satu. Menjadi sendu.
Langit, mungkin semesta mulai membencimu. Dandelion yang ditiup pria itu enggan terbang menyapamu. Mungkin ia mulai benci akan langit, sebab langit tidak menyenangkan.
Langit, seorang wanita yang menyukai senja dan mencintai semesta enggan lagi menatapmu. Dia masih cinta, namun enggan lagi bicara. Kau kekasihnya. Kau hidupnya. Namun kau matikan dia. Kau kubur dia hidup-hidup beserta hatinya yang terluka, hingga menjadi tiada.
Lots of panda,
Tsyafazz
KAMU SEDANG MEMBACA
Bait Dari Langit
Poetry#Sequel Sajak Semesta. Langit. Tuhan titipkan cerita hidup kita melalui langit. Tuhan juga titipkan cerita cinta kita melalui langit. Langit turunkan hujan lebat kala ia menangis melihat kebengisanmu. Langit buatkan pelangi kala ia tersenyum mel...