Aku masih di tempat ini. Senyap. Dengan segudang kicauan di kepala. Hendak bertanya. Hendak menerka. Hendak tahu yang sebenarnya. Hendak berpikir keras. Hendak melupa akan tidur-tidur yang tak ingin bersemayam. Hendak berhenti mencaci makan-makan yang terlupa. Hendak berteriak di depanmu. Hendak menuntaskaan gundahku.
Apakah aku termasuk dari sekian orang yang kau bilang sayang, kekasih? Berarti, tidak istimewa? Bagaimana jika aku katakan bahwa aku sudah cinta sejak kemarin sebelum ku saksikan kau pergi?
Ingin ku tuntaskan segala tanya-tanya yang berirama, "siapa?" jika bukan aku, "mengapa?" biar ku tenangkan tidurku. Biar ku lahapkan makanku. Biar ku damaikan gemuruh hatiku. Biar ku amankan bentrokan di otakku.
Lots of panda,
Tsyafazz
KAMU SEDANG MEMBACA
Bait Dari Langit
Poetry#Sequel Sajak Semesta. Langit. Tuhan titipkan cerita hidup kita melalui langit. Tuhan juga titipkan cerita cinta kita melalui langit. Langit turunkan hujan lebat kala ia menangis melihat kebengisanmu. Langit buatkan pelangi kala ia tersenyum mel...