Ibu, ingin mendengar sesuatu?
Ada hal yang tak pernah ku ceritakan padamu. Tentangku, dan seseorang yang kau kira temanku. Seseorang yang kau sukai untuk pertama kalinya. Seseorang yang kau pandang baik dari sudut manapun. Seseorang yang kau percaya itu, dia. Kini membuat jiwaku terperosok di jurang terjal, menunggu gapaian tangannya agar terselamatkan.
Coba Ibu ingat, dia baik kan? Tak hanya denganku. Kenangan membekas juga banyak dengan Ibu. Dia bukan temanku, Bu. Dia lebih dari itu. Andai aku lebih berani berbicara jujur, andai kondisi tidak mencekikku secara perlahan.
Ibu, mereka bilang aku berubah secepat kilat. Lantas, Ibu merasakannya juga, kan? Apa aku berlebihan? Tidak, Bu. Tidak ada yang berlebihan akan perpisahan. Tidak ada yang baik-baik saja dengan ingkarnya sebuah janji. Ibu, janji itu fatal kan? Lalu, mengapa baginya janji-janji itu hanya seharga debu tak bermakna?
Ibu, kini berhentilah mendesakku. Jangan lagi memelukku atau hatimu akan tersayat saat melihat berlinangnya air mataku. Ibu, anak Ibu sedang tidak sehat raganya. Hidupku terpenjara dalam sel sempit hingga sulit sekali aku bernafas. Ibu, aku ingin dia kembali.
Lots of panda,
Tsyafazz
KAMU SEDANG MEMBACA
Bait Dari Langit
Poetry#Sequel Sajak Semesta. Langit. Tuhan titipkan cerita hidup kita melalui langit. Tuhan juga titipkan cerita cinta kita melalui langit. Langit turunkan hujan lebat kala ia menangis melihat kebengisanmu. Langit buatkan pelangi kala ia tersenyum mel...